Kamis, 19 Februari 2015

Galau karena masih mencintaimu (Cerita gay) Part 11&12

Part 11.. GOD, he just my ...

Hari masih siang, belum beranjak ke sore hari, tapi waktu senangku dan Alex harus di akhiri dengan cepat dan tidak menyenangkan. Alex mengutarakan niatnya untuk melamar pacar perempuannya dalam waktu dekat.
Sungguh waktu yang tidak tepat dia mengatakan niatnya tersebut. Ini hari baikku, hari gembiraku bersamanya, kenapa harus diberi tahu berita yang tidak mengenakkan yang bisa membuat hubungan kami berantakan.

****
Bus transjakarta yang ku tumpangi melaju menyusuri jalan lurus sepanjang jalan warung buncit Jakarta Selatan menuju jalan mampang prapatan yang ada di tengah kota Jakarta. Beberapa penumpang bis sudah ada yang turun, beberapa bangku kini sudah kosong. Aku yang sedari tadi berdiri, mengambil satu dari bangku yang kosong yang ada di dekat pintu masuk penumpang.

Aku duduk sambil menunduk dengan perasaan yang masih galau, ada rasa kesal, ada rasa sedih tapi ada juga rasa pasrah terhadap rencana Alex yang ingin melamar cewenya. Rasanya aku tak bisa menghalangi Alex tuk melamar dan menikah, ini hidupnya, itu masa depannya dan aku ….cuma salah satu selingan dari hidupnya, tak mungkin aku bisa mendampinginya sampai masa tua, tak mungkin aku menghalangi kebahagiaan keluarganya yang menginginkan anaknya bisa menikah.

Dari halte ke halte ..bis berhenti tuk menaikkan dan menurunkan penumpang, baru saja sebuah halte berlalu di jalan mampang prapatan ini, beberapa penumpang ada yang naik ke dalam bis, salah satunya kini duduk di sebelahku, sepertinya laki-laki, aku tak terlalu menghiraukannya, aku hanya melihat dari celana jeansnya yang berwarna abu-abu.

“ Dam..!”

Oops… ada yang memanggilku, sepertinya dari laki-laki sebelahku.

Aku menoleh ke sebelah, “ oooh ternyata mas Sultan..!” pikirku senang bisa bertemu dengannya di sini

“ eh mas Sultan…apa kabar ?” kataku ramah
“ baik…mau kemana Dam ?”
“ mau pulang…!”
“ Pulang ? dari mana ?”
“ habis dari Ragunan…”
“ sendiri ?.... iseng banget ke Ragunan sendirian !”
“ enggak..tadi…. bareng pacar saya, tapi tadi dia misah, mau ke ….tempat sodaranya katanya..”
“ oooh gitu…”

Matanya menatap tajam saat berbicara dengan ku, seperti sedang berbicara dengan orang penting saja.

Gaya berpakaian mas Sultan saat ini berbeda sekali di banding saat kami bertemu di lift macet waktu itu, kali ini dia memakai jeans abu-abu dan kaos Polo putih di tambah sebuah topi hitam di kepalanya, terlihat sangat sporty dan muda sekali. Belum lagi otot-otot badan mirip finalis-finalis L-Men yang membentuk kaos jadi terlihat makin berbentuk.

“ mas Sultan mau kemana ?” tanyaku
“ saya mau pulang juga..”
“ ooh , darimana ? rumah pacar ?”
“ hahaha bukan…dari rumah teman aja…saya masih jomblo lah Dam..belum laku!”

Tawanya renyah sekali, seperti tawa renyahnya Indra L. Brugmann

“ masaaa?.... Mas Sultan yang keren begini gak ada yang mau?”
“ Hahaha keren dari mana? Dari hongkong ?!...yaah Dam, kalo gak ada yang mau , mau gimana lagi ?...kita gak bisa maksa orang tuk suka dan sayang sama kita kan ?!”
“ iya sih…tapi kasian juga ya belum punya pacar …”
“ haha sialan…”

Dia melepas topinya dan membereskan rambutnya yang terlihat lembab.

Mmmh….aromanya wangi ….gerakan tubuhnya membuat harum menyebar ke sebelahnya, termasuk ke hidungku..…

“ mas Sultan rumahnya dimana ?”
“ rumah saya di Cianjur”
“ Cianjur? Rumah orang tua ?”
“ iya…”
“ trus kalo di sini tinggal dimana ?”
“ tinggal di Salemba...”
“ lho…tinggal di Salemba tapi kerjanya di daerah Sudirman…jauh amat..!”
“ tadinya saya kerja di daerah Salemba , trus saya pindah kerja ke gedung tempat restoran kamu itu..”
“ ooh gitu…”
“ tapi nanti besok juga pindah kok ke daerah Setiabudi..”
“ besok ?”
“ iya….”
“ oooo……mmh saya bantuin ngepakin barang ya..?!” tawarku tanpa malu-malu
“ mau ?”
“ iya..”
“ boleh aja kalo gak ngerepotin kamu..!”
“ enggaak…”

****
Bis Transjakarta melaju ke arah Salemba , setelah tadi kami sempat transit di sebuah halte dan berganti bis. Sesampainya di Salemba kami berdua turun di sebuah halte. Kosan mas Sultan terletak agak ke dalam dari jalan besar Salemba Raya, cukup ditempuh dengan berjalan kaki dalam waktu 5 menit dari depan jalan raya.

Kosan mas Sultan ternyata tak begitu luas, kira-kira 2 x luas kamarku yang sempit, walaupun begitu terlihat sangat rapi seperti kamarku tapi yang ini lebih harum.

Dia mempersilahkanku masuk dan langsung menyuguhiku air dingin dari lemari es
“ oh ada lemari esnya juga ya mas?”
“ ada donk…kamu minum dulu tuh, kan panas dari tadi cuacanya..”
“ iya..makasih…”

Tanpa malu-malu dia lalu berganti pakaian di depanku dan sambil menghadap ke arahku, terlihat dua buah niple berwarna merah menempel di dua dada yang mulai kelihatan pahatannya, bahunyapun sudah mulai membentuk , di topang dengan perut yang rata dan mulai kelihatan packs nya.

Namun pemandangan indah itu tak mau ku nikmati kelamaan…aku malu …dan takut ketahuan bahwa aku penyuka laki-laki, …..tapi alasan selain itu juga adalah aku punya Alex yang masih sayang padaku dan…. badan Alex juga tak jelek-jelek amat.

Oops..

“ GOD…kenapa dia ngebiarin badannya terus telanjang?! …….dia cuma pakai celana pendek mirip celana yang biasa di pakai para pemain bulu tangkis, ngepress dan cukup pendek,tonjolannya pun kelihatan cukup jelas dari balik celana…… kakinya yang putih dan bersih jadi kelihatan sexy” pikirku

“ kok telanjang sih mas? Gak dingin? Kan pake AC? Ntar masuk angin lho..” tanyaku agak protes, aku tak mau tergoda lebih jauh dengannya dengan penampilannya saat ini.

“ enggak ….saya biasa kayak gini kok Dam…lagian kan kita mau beres-beres..nanti bajunya kotor”
“ oh iya…oke deh terserah mas aja”
“ paling tinggal buku-buku itu aja yang belum di beresin, yang lainnya udah selesai di pack-in”
“ oke…lumayan banyak ya bukunya mas..hobi baca ya”
“ iya…..eh kamu buka baju aja biar gak kotor kena debu..”

GLEK…

Dia menyuruhku tuk buka baju, aku sih biasa buka baju di depan Alex dan di kamarku sendiri, tapi kali ini aku sedang ada di hadapan mas Sultan yang punya badan bagus, aku bisa minder nanti…

“ mmh…….”
“ kenapa…malu ?”
“ hehe iya lah…mas Sultan kan bagus badannya…”
“ halah…bagus apaan sih…udah buka aja…nanti kotor kena debu dari buku-buku lho…”
“ gak usah deh mas…biarin aja..”
“ ya udah terserah kamu deh …nanti kalo kotor kamu tinggal pake baju saya aja..”

Kami mulai membereskan satu persatu bukunya ke dalam beberapa kardus besar. Kebanyakan bukunya adalah novel-novel terbitan luar negri dan majalah-majalah kesehatan pria.

Setelah buku-buku selesai, kami menumpukkan semua kardus di pojokan kamar dan besok siap di angkut ke tempat baru di Setiabudi.

****
Pukul 18:00

Tak terasa jam sudah menyeretku ke pukul 6 sore, itu berarti sudah hampir 3 jam aku berada di sini mengepakkan barang-barang milik mas Sultan. Mas Sultan sedang membasuh dirinya di kamar mandi di luar kamar.

Kriiing Kriiiing Kriiing
Bunyi telepon berdering makin keras di kantong celanaku, aku merogoh kantongku dan melihat layarnya…ternyata panggilan telepon dari Alex…

/Yank…kamu dimana ?/ tanya Alex di ujung telepon
//lagi di rumah temen…kamu dimana ? kok berisik amat.?// protesku sambil menjarakkan telepon dari telingaku
/ aku lagi mau jalan pulang di depan jalanan, tapi lagi tunggu taxi…temen kamu dimana emangnya, biar aku jemput ke situ../
// gak usah ay…aku juga udah mau pulang nih…deket kok..//
/oh ya udah, kita ketemu di kosan aja ya…/
// oke…//

Aku menutup telepon, rasanya bersama mas Sultan jadi bisa melupakan masalah Alex tadi, aku merasa enjoy di sini. Mas Sultan baru saja masuk kamar dan langsung membuka lemari pakaian kosong yang hanya menyisakan beberapa lembar pakaian.

“ mas, saya pulang dulu ya…udah di tunggu nih..”
“ sama cewe kamu ?”
“ mmh iya…”
“ nanti aja agak maleman Dam….kamu kan belum makan…nanti kamu saya traktir !”
“ makasih mas, lain waktu aja…”
“ oh ya, kosan kamu dimana emangnya sih ?”
“ di perumahan belakang kompleks gedung kita..”
“ ooh di situ…jadi gak terlalu jauh juga ya nanti dari kosan saya.”
“ masa ?…”
“ yaa jauhnya paling Cuma tinggal naik motor 5 menit…iya kan ?!”
“ tau deh ….saya juga belum pernah ke kosan mas yang baru....ya udah saya balik dulu ya mas…”
“ oke deh hati-hati ya, terima kasih atas bantuannya…”
“ sama-sama…seneng kok bisa bantu mas Sultan…”

****
Kosanku

Tepat pukul 7 malam aku tiba di kosanku, Agus dan teman kost lainnya sedang nongkrong di teras depan sambil bermain gitar dan nyanyi-nyanyi. Sebelum masuk kamar, aku menyapa mereka terlebih dahulu.

Tak berapa lama setelah aku masuk kamar dan berganti baju, Alex tiba di depan kamarku. Dia mengetuk pintu dan langsung masuk ketika aku bukakan pintu untuknya. Dua plastik berukuran besar dia jinjing di kedua tangannya

“ apa kabar yank ?” sapanya di dalam kamar sambil langsung menyergap tubuhku tuk dipeluk

“Mmmmmh…your smell is good ay…” pikirku

“kabar baik…!” jawabku ketus
“ kemana aja kamu tadi ? ” tanyanya sambil tetap melingkarkan tangannya di bahuku
“ kan aku dah bilang, aku ke rumah temenku..”
“ temen apa ? laki apa cewe ?” dia menghujaniku dengan ciuman di wajahku
“ laki…dia satpam gedung kita…” jawabku bohong…maaf ay, aku tak bisa jujur saat ini, karna yang ku temui pasti bakal membuatmu resah..

“ Satpam ? …wuuu…kenal satpam juga ternyata ya??!!!”
“ ya lah, bertaun-taun kerja di situ masa gak kenal satpam sama sekali…”
“ sapa namanya ?”
“ duuuh ribed…kayak polisi aja pake interogasi segala…males ..” aku memberontak dari rangkulannya dan menjauh
“ du dududu…ngambeg lagi…..sini sini peluk…” akhirnya dia memelukku lagi, dengan harum lembut tubuhnya seperti ini aku tak bisa menolaknya, bahkan kali ini dia ciumi bibir dan leherku

Xixixixi….aku kegelian…

“ habis kamunya sih macem-macem nanyanya…yang penting kan aku gak ngapa-ngapain…” kataku agak luluh
“ hehehe….iya iya deeeh….udah ah jangan ngambeg melulu dooonk…aku kangen nih…”
“ lagian pake acara belanja segala…bukannya langsung pulang…”
“ kan barang-barang kebutuhan udah pada habis yaank…kalo gak beli nanti malah repot…”
“ trus…kok malah di bawa kesini bungkusannya ? bukan langsung aja ke kosan kamu..”
“ aku mau kasih sesuatu buat kamu….tapi kamu tutup mata kamu dulu…”
“ apaan sih….”
“ tutup mata aja dulu bawel…”

Kemudian aku menuruti perintahnya……..Krsk krsk krsk….. suara plastik supermarket dia ubek-ubek, kedengerannya dia seperti sedang mencari sesuatu di tumpukan barang yang memendamnya

“ ini yank, kamu terima ya…!”

Setelah memegang bendanya, aku segera membuka mata…dan mataku tambah terbelalak ketika di tanganku ada benda mahal….bertuliskan …..Ipod Touch..!

“ Ay….ngapain kamu beli ini ?”
“ ini hadiah dari aku yank…biar kamu gak kesepian kalo lagi sendirian di kamar ini ato lagi ngegym sendiri…”
“ tapi kan ini mahal ay….lagian aku gak perlu-perlu banget kok..kan masih bisa pake punya kamu…!”
“ yank…aku sayaaaank banget sama kamu….tolong jangan di tolak….hargai setiap pemberianku…”

Aku terdiam, aku jadi merasa tak menghargai pemberiannya kalo aku terus menolaknya…

“ ini…….bisa jadi kenang-kenangan……kalo …aku udah menikah nanti…” tambahnya

Mendengar kata “pernikahan” otakku kembali panas.

“ gak perlu…! Aku gak perlu kenang-kenangan apapun kalo kamu jadi nikah….” Kataku sambil menyerahkan kardus Ipod padanya.
“ kenapa ?”
“ kalo kamu jadi menikah, itu artinya kamu akan tinggalin aku….kamu gak akan punya waktu buatku”
“ bukan begitu yank….walau aku udah menikah, pasti aku akan terus ke sini…aku juga akan tetep tinggal di kosanku kok ..jadi kita akan tetep deketan”
“ gak akan semudah itu ay, istri kamu nanti lama-lama curiga sama kita…bisa berantakan pernikahan kamu ”
“ ya kita play safe aja...”
“ ah gak tau lah…!”

Aku bangkit
“ kamu mau kemana?” tanyanya
“ aku mau mandi..!!”

Aku membuka pintu dan segera keluar menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
****
3 hari kemudian di resto

Aku kerja dengan hati tak tenang, tak seperti biasanya, aku dan Alex tak banyak bicara satu sama lain, kami fokus pada kerjaan masing-masing.

Beberapa pelayan terlihat santai karena siang ini tamu resto tak banyak yang datang berkunjung. Namun beberapa tamu reguler masih datang tuk makan siang, termasuk mas Sultan.

Melihatnya datang dari arah pintu depan, aku merasa senang. Wajahnya lebih bersih dan pakaiannya kelihatan lebih rapih, ingin aku menghampirinya tuk melayani tapi Siti lebih sigap ke arahnya.

“ sialan tuh mbak Siti, orang gw yang mau service tuh orang juga..” kata salah seorang anak buahku yang agak kebanci-bancian
“ hehe lo lagian keberatan badan sih…kalah cepet deh” sahutku
“ sialan lu..”
“ ya udah tuh service aja tante-tante baru dateng ..”
“ idih najis amit-amit…mending gw ke dapur cari makanan” diapun ngeluyur pergi

Setelah Siti melayani pesanannya, aku mendekat ke mas Sultan
“ hai mas…!”
“ eh Dam…pa kabar ?”
“ baik, baru ke sini lagi nih mas Sultan, kemana aja?”
“ maksudnya lunchnya ?”
“ iya..”
“ ooh ya di tempat lain lah, kan bosen ke sini melulu…”
“ kan variasi makanannya banyak..”
“ tapi mahal-mahal …”
“ itu kan gampang, bisa saya kasih diskon kok..!”
“ diskon? Berapa persen ?”
“ bisa sampe 15 %, nanti saya atur laaah…”
“ oooh oke-oke boleh..boleh..”
“ tadi pesen apa emangnya ?”
“ pesen salad aja sama watermelon juice”
“ oh gampang itu…bentar ya mas…!”
“ eh eh Dam…”
“ apa mas…?”
“ kamu mau tengok kosan saya gak nanti sore ?”
“ mmmh…ntar deh mas saya pikirin dulu, takutnya ada janji lain lagi…”
“ oke …nanti kalo bisa telpon saya aja ya!”
“ telepon mas yang mana ya ?”
“ kan udah di kasih waktu kita di lift !”

Aku mengingat-ingat sebentar dan ternyata memang benar, kita sudah bertukar nomor telepon waktu di lift.
“ oh iya …ya saya ingat…nanti saya cari di phonebook deh mas…saya urus diskon mas dulu ya, sekalian saya mau kasih mas kartu diskon..”
“ iya iya terserah kamu deh Dam, yang penting bisa murah harganya tuk karyawan kantor macem saya ini..”
“ hehehe bisa aja si mas…”

Aku meninggalkannya, sementara salad pesanannya pun datang dengan di bawa oleh Siti.

Alex yang berdiri dekat counter kasir segera menghampiriku yang berjalan ke arah kasir..dia langsung mengajakku ke dalam VIP room yang kosong.

“ siapa itu Dam ?” tanyanya curiga
“ itu …mas Sultan..”
“ siapa mas Sultan ?”
“ …kamu cemburu ya?” tanyaku agak takut-takut
“ iya aku cemburu..! kenapa ? gak boleh ?” jawabnya ketus

“ aku tuh dari tadi liatin kamu ketawa senyam senyum sama dia di sana …kok kayaknya kamu udah akrab banget ya ?” katanya sewot
“ yaaaa….lumayan akrab lah…orang dia temen satu gym kita kok…”
“ satu gym ? kok aku gak pernah lihat dia ya?” terus saja dia menginterogasiku
“ kamu aja kali yang gak perhatiin orang-orang di sana !” jawabku sekenanya

“ oooh jadi kamu diam –diam suka perhatiin orang-orang di gym juga ya…panteeesss!!”
“ maksud kamu apa? kamu nuduh aku ?”
“ enggaak…Cuma kok kayaknya kamu jelalatan juga ya ternyata?!”
“ apa ??? jelalatan ?? aku jelalatan ?? bukannya kamu yang jelalatan ?? udah punya cewe tapi masih mau sama laki-laki..!!! mikir dooonk !!” jawabku sewot, aku panas di bilang jelalatan olehnya.

Itu kalimat terakhirku, setelahnya aku pergi keluar kamar VIP, menghindari percekcokan lebih lanjut yang bisa di dengar oleh karyawan lain.
***
Setelah dari kasir aku menuju ke mas Sultan lagi untuk mengonfirmasi diskon makanannya sekaligus membuat hati Alex bertambah panas.

“ ini mas... slip pengambilan kartu diskonnya, bisa diambil seminggu lagi, pake aja slip ini tuk ngambilnya..” kataku ramah
“ Makasih ya Dam…”
“ sama-sama….oh ya mas, nanti sore saya bisa kok ke kosan mas..!”
“ bisa ? boleeehh….!”

Beberapa menit kemudian mas Sultan pergi meninggalkan meja makannya, dia menyalamiku sebelum keluar resto dan aku membalasnya dengan berterima kasih dan senyuman manis.

Sementara Alex yang berdiri dekatku masih memperhatikan gerak gerikku dan tentu saja wajahnya bertambah tertekuk saat melihat mas Sultan menyalamiku tadi !

*******************************************************************

Part 12.. A day without you

“ ini siapa mas ?” tanyaku sambil melihat sebuah frame berukuran 10 R di atas meja yang berisi foto 3 orang dengan background sebuah lembah hijau yang asri, di dalam foto itu ada mas Sultan dan 2 orang yang lebih tua darinya, sepertinya kedua orang tuanya.

Sore ini atau tepatnya petang ini aku sudah berada di kosan baru mas Sultan yang berada di daerah Setiabudi, tak jauh dari kosanku sendiri. Benar kata mas Sultan, jauhnya cukup di tempuh 5 menitan dengan sepeda motor tukang ojek.

Sebenarnya kepergianku ke kosan mas Sultan tanpa sepengetahuan Alex, karna memang Alex ternyata pencemburu juga orangnya, bukti kuatnya ya tadi siang , saat mas Sultan datang ke resto dan aku melayaninya dengan berbincang-bincang sedikit, kemudian tanpa basa basi Alex mengatai aku jelalatan di dalam VIP room.

Kontan saja ia ku katai balik dengan kata kasar yang dia lontarkan sendiri itu. Aku sih sebenarnya orang yang kalem-kalem saja, gak mudah marah, gak mudah berkata kasar, tapi kalo seseorang udah bikin aku panas dan jengkel, maka balasannya pasti setimpal dengan kata-kata yang di lontarkan buatku.


Untungnya hari ini aku masuk shift pagi dan Alex masuk shift terakhir yang pulangnya jam 8 malam, dan mas Sultan pun keluar kantor pada pukul 5 sore, lumayan …masih ada sekitar 3 jam tuk main ke kosan mas Sultan tanpa di ganggu Alex yang selalu bikin emosi.

Kami baru berada sekitar 10 menitan di kosan mas Sultan, tadi kami berdua di antar sama 1 tukang ojek saja, kami paksa tukang ojek membawa kami berdua sambil berdesak-desakan di atas jok. Kebetulan aku yang umurnya masih muda dan berbadan cukup langsing duduk di tengah, di antara tukang ojek dan mas Sultan di belakang.

Sempat pikiran kotorku melayang membayangkan tonjolan mas Sultan akan menggedor-gedor pantatku dari belakang tapi bayangan itu segera aku tampik dan ku buang jauh-jauh karena kemudian mas Sultan memberiku lebih…yaitu dekapan tangannya yang meraih baju tukang ojek yang berada di depanku.

Mmmh…. Hangat, harum, ….berasa di dekap sang pacar.

***

“ itu foto keluarga saya…!” jawab mas Sultan mengagetkanku saat memperhatikan foto yang berdiri di atas meja
“ ooh yang di Cianjur..?”
“ iya…..tapi…ibu udah gak ada ..” muka mas Sultan berubah sedih, walaupun dia ngutak-atik hape di atas ranjang, tapi raut mukanya tak bisa membohongi.

Aku tak ingin membuka cerita lamanya mas Sultan tentang ibunya, bisa jadi itu merupakan peristiwa paling sedih dalam hidupnya…dan aku ….tak mau membuatnya sedih lagi..

“ ooo….trus…bapak masih ada mas?”
“bapak ..?...masih ada....”
“di Cianjur ?”
“ enggak…dia ….tinggal di Bogor sekarang…”
“ lho… trus rumah yang di Cianjur di tinggalin kosong ?”
“ di tempatin sama aki saya…”
“ oooh gitu….jadi ….mas Sultan itu anak satu satunya ya ?”
“ iya……..emang ….kamu berapa bersaudara ?”
“ saya sih berlima mas..”
“ berlima ??? ….banyak juga ya…apa gak pada berantem ?”
“ dulu…waktu kecil…sekarang sih dah sadar diri, udah pada gede..malah jadinya sekarang semua akur membantu orang tua dengan caranya masing-masing”
“ kamu yang nomor berapa emangnya ?”
“ saya nomor 3…”
“ oooh gituu…enak juga ya banyak sodara….gak kayak saya sendirian terus dulu di rumah…”
“ hehe yaaa gitu lah mas, ada enaknya ada juga gak enaknya …”

Sambil duduk di lantai kayu, mataku mengitari kosan mas Sultan yang ukurannya sedikit lebih besar dari kosan yang di Salemba. Kali ini kosan mas Sultan terletak di lantai dua, kebetulan ada jendelanya yang menghadap ke lahan kosong yang rimbun di depan rumah jadi kelihatan lebih asri dari kosan sebelumnya, enak…nyaman..!

Di dalam kosan juga ada lemari, rak TV dan TVnya berukuran 21 inch, gantungan sepatu sandal, keranjang cucian kotor dan tak lupa AC. Mas Sultan menaruh sebuah spring bed ukuran single di bawah jendela kamar, aku tak tahu gunanya apa dia menaruh spring bed di bawah jendela..

“ kok spring bednya di taruh di sini mas ? kita gak bisa berdiri deket jendela donk jadinya”
“ hehe gapapa….. biar kalo bangun kesiangan kan matahari bisa langsung bangunin saya dengan silaunya”
“ ooooh begitu…bisa aja idenya mas…hebat ....trus ….kalo mandi , tetep bareng-bareng di luar sama penghuni lain ya ?”
“ iya lah, …. kalo di daerah ini mahal-mahal harga sewa nya untuk kamar mandi di dalam..bisa-bisa saya gak makan deh kalo ngebayarin kosan semahal itu”
“ ah masa…bukannya mas Sultan punya duit banyak ?”
“ halah duit dari mana sih, orang kerjaan begitu doank, kamu pikir saya itu bos ya ….saya sih Cuma karyawan biasa Dam…”
“ dari pada saya mas, Cuma pelayan resto, Cuma cukup buat makan sehari-hari doank..”
“ yaa syukurin aja lah yang ada, toh kalo di pikir-pikir kita masih jauh lebih beruntung dari orang-orang yang ada di jalanan”
“ iya iya…manusia emang maunya lebih ya…kayak saya…hehehe”

Waktu berjalan begitu cepat, sudah hampir 3 jam aku ada di sini, aku harus secepatnya pulang sebelum Alex mendahuluiku di kosan.

Setelah di traktir makan malam sama mas Sultan, aku langsung pamit padanya, gak enak juga main lama-lama di kosan orang, takutnya dia mau melakukan aktifitas yang lainnya.

***
Pukul 20:15

Setelah turun dari ojek di depan kosan, aku membuka pagar kosan dan bergegas masuk, tak seperti biasanya, teras depan dalam keadaan kosong, aku pun tak ingin berfikir panjang dan langsung masuk ke dalam menuju kamar.

Ku buka pintu kamar dan ku masuk ke dalam, namun saat ingin menutup pintu tiba-tiba sebuah tangan menahan pintu dari luar. …...Alex..!

“ boleh aku masuk ?” tanyanya pelan

Raut mukanya terlihat berbeda dari raut yang tadi siang, kali ini raut mukanya kelihatan teduh dan terkesan baik-baik .

Akupun tak ragu membukakan pintu lebar-lebar untuknya….dia langsung bergegas masuk dan menutup pintu. Kemudian dia mengajakku mengambil posisi duduk dan bersandar pada dinding kamar lalu kedua kakinya dibentuk bersila.

“ kamu dari mana ?” tanyanya lembut
“ aku..dari rumah temen..”
“ temen mana ?”
“ gym..kenapa? jealous ?”

Lalu dia diam sebentar sebelum akhirnya bilang,
“ …iya.”
“ mmh…oke....gapapa..wajarlah..kalo kamu cinta sama aku pasti kamu ada rasa cemburu..”
“ rumahnya dimana?”
“ di belakang Setiabudi One, mall kecil itu lho.”
“ iya aku tahu….mmh….ganteng ya?” sidiknya

Dengan matanya yang tajam, dia menatapku dalam-dalam, dia menggunakan sihir ketampanannya padaku tuk menjawab sejujurnya, seakan-akan aku tak boleh berbohong sedikitpun, bahkan untuk pertanyaan paling sensitif sekalipun seperti ini.

“ …….kamu udah pernah lihat dia kok..” jawabku
“ yang tadi siang di resto ?” sidiknya terus dengan mata yang tak berhenti mengintimidasiku
“ iya..”
“ oooh….”

Lalu dia terdiam lagi..

“ maafin kata-kataku tadi siang ya yank….!”
“ yang mana ?”

“ aku ngatain kamu jelalatan..!”
“ ooooh…yang itu…..mmmh gapapalah…udah aku lupain kok…”
“ aku gak bermaksud sakitin kamu dengan kata-kata kasar itu yank…aku tuh tadi tiba-tiba khawatir kamu main belakang dariku..makanya kata itu terlepas begitu aja dari mulutku..karna aku ingin memprotek kamu biar gak di ambil orang lain..”
“ yaa ay gapapa…..mmh…sekalian…aku juga minta maaf dah bales kata-kata kamu tadi siang..rasanya gak sopan banget….!”
“ gapapa, aku gak sakit hati…malahan tadi aku yang jadinya menyesal udah nuduh kamu macem-macem..”

Kami sama –sama terdiam lagi..

“ kamu…. suka dia ?”
“ suka sama siapa ?”
“ sama tamu resto yang super keren itu..”
“ ah…kamu apaan sih, pertanyaannya aneh banget…udah ah, aku mau mandi..”
“ yank..!”
“ ya..apa!” jawabku mulai sewot, pertanyaannya makin aneh saja..

“ aku mau kasih tahu kamu sesuatu…tapi kamu harus jawab pertanyaanku dulu…”
“ kasih tau apaan sih ?”
“ kamu jawab dulu pertanyaanku tadi..”

Aku jadi heran sama dia, apa maksud dia tanya hal itu, apa dia lagi cari-cari alasan kuat agar hubungan ini segera berakhir. Atau apaaaa..???

“ yank…”
“ mmmmh..!”
“ jawablah….apa kamu suka sama dia ?”
“ enggaaak ay…enggak…aku masih cinta banget sama kamu…gak ada alasan tuk tinggalin kamu…buat aku, kamu tuh udah lebih dari cukup..kamu ganteng, kamu pinter, kamu baik dna kamu perhatian”
“ gombal..!” sahutnya dengan bibir meledek
“ gak percaya ya udah….aku gak maksain kamu percaya sama aku sepenuhnya kok…yang penting aku udah ungkapin semua perasaanku ke kamu”
“ iya..iya…aku percaya kok…”

“ udah ya…aku mau mandi dulu…lengket nih badan..” aku berniat bangkit, tapi tanganku di renggutnya
“ bentar yank….kamu gak mau tahu apa yang mau aku sampaikan tadi?”
“ iya…apaan sih ?”
“ maaf kalo kabar ini akan bikin kamu gak puas nantinya, bikin kamu sakit hati…..tapiiii……..aku udah pikirkan dan putuskan akan……… melamar cewekku hari minggu besok..!”

“ HAH..! ngelamar ??....kamu beneran mau ngelamar dia ???”
“ iya…..maafin ya yank…aku gak punya pilihan lain..aku harus cepat-cepat ngelamar dia, kalo enggak…”

“ gak punya pilihan lain ???...emangnya aku bukan pilihan kamu ya?? emangnya kamu anggap aku apa selama ini…????? Cuma pelampiasan nafsu kamu ?..... Cuma sebagai tempat kamu buang peju??...Cuma sebagai barang yang bisa di tindih in, di remas-remas dan di emut ???” sahutku jengkel dengan suara yang ku tahan agar tak keras

aku sangat sewot mendengar bahwa aku bukan pilihan buatnya,hatiku jadi panas, otakku serasa mendidih dan kepalan tanganku siap menghantam objek manapun yang ada di dekatku. Kesal aku dengan Alex yang tak menganggap aku sama sekali.

“ bukaan …bukan itu yank…dengerin aku dulu….” Mohonnya, “ kamu jangan gede-gede lah suaranya..nanti tetangga bisa denger omongan kamu…!”

“ denger apa lagi…??? “
“ ….ssst..ssstt…di bilang jangan berisik..dengerin dulu..!” suruhnya tegas

Kemudian aku menurutinya tuk diam sebentar dan mendengarkan penjelasannya walaupun hatiku masih panas.

“ aku gak punya pilihan lain …karna dia …..hamil..!”
“ APA??? hamil ??? kamu ngehamilin dia ???”
“ ssst…..yaaa…..ennnggg …gak tau juga sih yank….aku gak yakin…”
“ gak yakin gimana sih ?? yang bener donk...kamu pernah gak tidur sama dia ???”
“ yaaa sekali dua kali sih pernah..!..tapi aku yakin…dia juga suka tidur sama yang lain..”
“ Oh GOD!!…cewe kayak gitu kok di pacarin…..”
“yaaa..dia cantik banget lah yank …kamu kalo ngeliat dia juga bakal suka…”
“ ckckck ….di pikir-pikir …..kalian memang pasangan yang serasi ya..!”
“ maksudnya ?”
“ maksudnya kalian sama-sama cari laki-laki buat selingkuhan…”
“ kok kamu ngomong gitu sih yank, kamu jahat banget …”
“ aaarrgghh gak tau lah….pusing…… mikirin masalah kalian….!” Aku bangkit dan menuju pintu
“ lho…yank….kita belum selesai….sini dulu….!”
“gaaak…malesss…!!”

****

Minggu

Ternyata lamaran Alex benar-benar di lakukannya. Tadi malam, kedua orang tuanya datang ke kosan Alex, sepertinya mereka membicarakan detail lamarannya seperti apa, ….aku tak tahu pasti. Tapi yang aku tahu pasti adalah pagi ini sejumlah keluarganya sudah berkumpul ramai di depan kosannya. Dan tepat pada pukul 9 mereka bergegas berramai-ramai menuju ke rumah pacar perempuan Alex yang tinggal di Selatan Jakarta.

Dalam rombongan lamaran Alex, akupun tak lupa di ajaknya walaupun awalnya aku malas sekali melihatnya melakukan sejumlah kesepakatan pernikahan dengan keluarga si perempuan. Tadinya aku berniat menunggu di kosan saja, tapi Alex tetap memaksaku tuk ikut.

Dalam perjalanan, aku duduk di jok belakang sebuah mobil Honda Freed bersama adik kandung Alex, sementara Alex duduk paling depan dan kedua orang tuanya di jok tengah. Wajah adik laki-laki Alex ini tak jauh beda dengan kakaknya, hanya saja yang ini terlihat masih innocent banget..mungkin masih sekolah di bangku SMU..

“ abang temennya mas Alex ya ?”
“ iya…anak buahnya di resto…”
“ ooh…iya iya..”
“ kamu umur berapa sih ?”
“ saya 17..”
“ ooh masih kelas 2 SMU ya”
“ iya…”
“ tapi tinggalnya masih sama mama papa ?”
“ iya…belum boleh pisah rumah sama mama..”

“ masih kecil maaass…belum bisa di lepas anak seumur gitu..” sahut sang mama dari jok tengah
“ huuuu enak aja…udah segede begini kok masih mau di ketekin…malu lah Ma…” protes adiknya Alex ini
“ yaaa sabar ajaaa…paling kalo kamu udah kuliah baru mama papa mau ngelepas kamu..” saranku
“ iya nih mas, gak sabar pengen cepet mandiri kayak mas Alex..”

“jangan lah dek…kamu jangan bercita-cita seperti Alex, bisa-bisa kamu sama hancurnya kayak Alex sekarang…” kataku dalam hati

Butuh waktu 30 menit saja tuk bisa sampai di kediaman keluarga perempuan. keluarga si perempuan menerima rombongan Alex dengan ramah dan dengan tangan terbuka, mereka sumringah melihat kedatangan kami dengan beriringan menggunakan 3 buah mobil.

Sesaat kemudian, kami semua rombongan Alex duduk di ruang khusus penerimaan tamu sambil mendengarkan basa basi ini itu…tentang latar belakang Alex dan si perempuan, tentang pekerjaan, tentang kebiasaan keduanya,…apa saja, ..yang penting bisa dijadikan basa basi pada pertemuan antar keluarga ini.

Setelah sekitar 40 menitan bincang-bincang, akhirnya keluarga perempuan menerima lamaran Alex, dan langsung di sepakati bahwa hari pernikahan mereka akan berlangsung 1,5 bulan dari sekarang, cukup mepet memang waktunya, akan tetapi itu juga karna desakan keluarga perempuan, mungkin mereka tak mau kehamilan anaknya bertambah besar dan diketahui oleh orang banyak.

Agar persiapan pernikahan cepat beres dan tak bertele-tele, segala macam kebutuhan pernikahan akan di urus oleh keluarga perempuan dan keluarga Alex cukup tahu beres saja.

****
MInggu sore

Sepulangnya dari lamaran, aku merasa kesepian, Alex yang seharusnya kembali ke kosan, tak juga pulang dari rumah cewenya, dia di suruh membantu membuat konsep pernikahan yang akan dilakukannya di rumah cewenya itu.

Bete karna kesepian, aku mencoba menelpon mas Sultan tuk mencari tahu apakah aku bisa main ke kosannya sekarang atau tidak..

/halo mas Sultan..!/
// ya Dam…kenapa ?//
/ mas Sultan ada di kosan? /
// gak Dam, saya lagi ada di rumah temen…lagi ada bisnis kecil-kecilaaaan…emang kenapa Dam?//
/ ah enggak mas…gak ada apa-apa kok/
// kamu mau main ke kosan saya ya ?//
/ yaaaa…iya sih…/
// nanti malam aja Dam…saya baru balik nanti malam…tanggung nih..belum selesai//
/ gapapa mas, enjoy aja…ntar malem saya telepon lagi deh../
//oke oke….sory ya Dam…//
/ gapapa mas….byee../
//bye..//

Klik….tuuuut tuuut

Hapenya di tutup, sambungannyapun telah terputus, sekarang aku yang bingung, mau apa aku kalo kesepian sendirian begini....main ke kosan Siti rasanya tak etis, laki-laki kok mainnya ke kosan perempuan, mau ke Farah juga gak enak, nanti di kira aku mau PDKT sama dia lagi…ke tempat Dena cukup jauh dari sini, ke rumah Irfan apalagi ….kosan teman yang lain juga gak mungkin, aku tak terlalu klik dengan yang lainnya.

Binguuuung…. !

Mau ngegym juga gak mungkin , hari minggu gymnya gak buka, percuma aja bayar mahal kalo saat hari libur begini gymnya malah tutup.

Ah sial…aku bete sendiri jadinya..

Ato mungkin hunting buku ke mall juga boleh, kegiatan yang bermanfaat sekali dan tak sia-sia …sambil menunggu kepulangan mas Sultan nanti malam.

Aku bersiap-siap dengan memakai pakaian yang bagus lalu kumulai melangkahkan kaki keluar menuju jalan raya yang berada jauh di depan …dengan berjalan sekitar 10 menitan dari kosan… sudah cukup membuatku membakar sejumlah kalori dalam tubuh dan itu penting buat perkembangan otot-ototku.

“ DAAAMM..!” panggil seseorang di sekitarku

Suaranya berasal dari sebelah kananku tapi ku lihat-lihat hanya ada beberapa lapak dagangan kosong yang teronggok di sisi kanan kiri jalan. Namun sesaat kemudian muncul wajah yang sudah ku kenal baik dari balik lapak Soto yang sedang buka..…itu….mas Ando..!

“ hey…lagi ngapain mas ?” tanyaku sumringah melihatnya
“ lagi ngobrol aja sama tukang soto..!”
“ ooh…dikira lagi ngapain…”
“ kamu mau kemana Dam..?”
“ saya mau ke Gramedia mas..”
“ ooh mau beli buku ?”
“ yaaa kalo ada yang bagus ya di beli, habisnya bete di kosan….mau ngegym juga gak buka ini hari…”
“ kamu mau ngegym ???”
“ iya…”
“ ayo kita ke sana…saya juga mau kesana, mau beres-beres..”
“ beres-beres apa?....bersihin debu-debu ?”
“ iya….itu sih nanti ada cleaning servicenya, kalo saya paling beres-beres yang lain terus latihan angkat beban deh ..”
“ mmh saya boleh ke sana ?”
“ boleh aja….kenapa gak boleh ?! “
“ boleh latihan ???”
“ iyaaa…silahkan aja…”
“ ennnng ya udah deh, saya ambil alat fitnes dulu…”
“ udaah gak usah…nanti pake aja punya saya…”
“ ooh mas nya punya cadangan di sana …oke deh kalo gitu…”

****

Di gym

Sesampainya di gym ternyata sudah ada 2 cleaning service laki-laki yang sedang membersihkan ruangan di dalam, ada yang membersihkan ruang latihan dan ada yang beres-beres dekat kantor mas Ando…Aku dan mas Ando masuk ke dalam kantornya, dia mengambil baju, celana dan sepatu olah raga yang kelihatannya bagus-bagus.

“ wow…bagus banget mas…mahal-mahal kan ini ?” pujiku sambil mengangkat bajunya ke atasku
“ ah enggak…biasa aja gak semahal itu…kamu juga bisa beli kok…”
“ iya…emang sih saya bisa beli ini pakaian, tapi setelah itu saya jatuh miskin..”
“ hahaha ya enggak laah..”
“ ya udah saya ganti baju dulu ya…”
“ oke..nanti kamu langsung aja main ya…saya mau di sini dulu, beresin berkas-berkas…”
“ sipp..!”
“ ini handuknya jangan lupa..”
“ oke deeh..”

Aku memakai baju, celana dan sepatu dari mas Ando di loker yang saat ini sedang dalam keadaan sepi, cukup mencekam memang tapi ya sudahlah tak apa, aku tak mau memikirkannya….aku buru-buru saja memakainya.

Hari ini aku fokuskan untuk melatih otot perut dan kaki, maka dari itu aku langsung menyalakan mesin Treadmill dengan di bantu mas Ando. AKu berjalan dan berlari dengan semangat di atas treadmill, rasa-rasanya baju mas Ando mampu membuatku membakar semangat lebih besar lagi..karna badan jadi terasa ringan dibawanya

Lumayan, beberapa kalori sudah ku hempaskan jauh-jauh, …setelahnya …aku mulai memainkan alat pembentuk paha, bokong dan perut, alat ini berguna sekali untuk membuat penampilan bawah jadi lebih kelihatan kencang dan berisi, hingga mampu membuat siapapun yang melihatku nanti jadi terpana. 

Saking asiknya aku bermain alat, tak sadar bahwa rasanya hari sudah menjelang petang, siluet merah senja hari sudah menghiasi langit di luar jendela fitnes center. Kini waktunya aku kembali ke kosan dan menyiapkan makan malam pengganti tenaga yang sudah aku keluarkan sore ini.

Tapi rasa-rasanya kok mas Ando belum juga nongol dari tadi, katanya dia mau ngegym bareng aku . Sudah sejam lebih aku hanya berlatih sendirian dengan di temani oleh seorang cleaning service, tapi sekarang aku benar-benar sendiri, si cleaning service tadi sudah pamit 10 menit yang lalu..

Aku berniat mencari mas Ando ke kantornya yang berada di pojok ruangan, untuk menuju ke kantor, aku harus melewati sebuah koridor berkelok 2 kali sampai akhirnya ada sebuah kamar di pojok ruangan dekat loker karyawan.

Setibanya di depan pintu kantor, aku berniat mengetuknya tapi keburu aku mendengar suara aneh yang sepertinya berasal dari dalam kantor. Suaranya mirip seperti orang sedang …. Bercinta..!

Aku berusaha mendengarkan baik-baik dengan telingaku, aku mulai tempelkan daun telinga ke pintu..


“ Aaah ….mungkin mas Ando lagi setel film porno di dalam…mumpung gak ada orang hari minggu begini…” pikirku positif

Aku memutuskan untuk langsung ke ruang loker sekaligus ruang bilas, walaupun mencekam tapi aku harus memberanikan diri melangkahkan kaki, aku tak mungkin minta mas Ando tuk menemaniku di loker, dia sendiri sedang asik di kantornya menyetel film porno.

Selangkah demi selangkah aku menuju loker yang berada dekat pintu masuk, mataku lirak lirik ke kanan ke kiri, takut-takut kalo ada penampakan makhluk aneh di sekitarku..beberapa kali rasa merinding menghinggapi bulu roma, entah karna memang ada makhluk yang melewatiku atau memang aku sedang takut?!

Buru-buru aku mengambil handuk yang mas Ando kasih tadi dan langsung berlari ke arah bilik shower. Di dalamnya aku mulai melepaskan satu persatu pakaian yang aku kenakan, pancuran ku setel segede mungkin, biar suaranya bikin suasana jadi tak mencekam.

Aaah segar!…air pancuran mengalir segar, ada pilihan air panas sebenarnya tapi mas Ando mungkin tak menyalakan pemanas airnya karna ini hari libur jadinya aku tak bisa menghidupkan keran bagian air panas.

Cukup 15 menit saja aku membasuh diri di bawah pancuran, setelah selesai, keran air aku langsung matikan segera sebelum cipratannya kena handuk yang ku bawa. Handuk tebal nan lembut ku usapkan ke seluruh tubuh, terutama ke bagian-bagian yang tersembunyi.

“ kamu cepet mandi sana, sebelum kelihatan orang..!”
“ tapi mas…boleh gak sekali lagi…mumpung sepi…hehehe..”
“ hadeeuuuh …ya udah nih cepet ….ntar si Adam ke sini lagi..!”

Hah…ada suara mas Ando di luar, kedengerannya dia lagi ngobrol sesuatu dengan seseorang tapi dia sempat singgung-singgung namaku tadi…kenapa ya…

Rasa penasaran mendorongku tuk mengintip mereka sedikit dari balik bilik shower. Ku sibakkan tirai shower sedikit saja untuk mendapatkan penggambaran yang lebih jelas…. dan ternyata……

HAH..????!!!!.... nafasku berhenti sesaat….mataku terbelalak lebar…ingin tak percaya…tapi ini kenyataan..

Aku terpaku melihat perbuatan mas Ando saat ini, aku tak bisa berkata-kata ……apalagi sampai keluar dari bilik shower ini, aku gak berani..

“ siapa tuh ???” pekik mas Ando ke arahku..

Oops….sepertinya mas Ando melihat tirai ini bergoyang –goyang tadi..

Sekarang situasinya terbalik, kini aku yang jadi targetnya,……. mas Ando pasti akan cepat-cepat ke bilik ini dan mengetahui siapa yang ada di dalamnya. ……!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar