Kamis, 19 Februari 2015

Galau karena masih mencintaimu (Cerita gay) Part 5&6

Part 5

“ Farah…!”
“ K…kak Adam…!”
Tak beda jauh dengan Farah, expresiku juga kaget dan mataku terbelalak, ku takut Farah akan salah paham dengan kejadian ini, apalagi jika hal ini diketahui oleh teman-temanku yang lain

Dengan cepat Pak Alex segera bergerak, dia menarik tangan Farah ke dalam kamar dan setelah itu menutup pintu, Pak Alex memberi tanda pada Farah tuk diam dan jangan ngomong apa-apa…

“Ssshhhh… Farah…tolong kamu tenang ya….tenang…jangan berfikir macam-macam dulu…mmh…gini …mmh …saya dan Adam …gak ada apa-apa…tadi…saya Cuma becanda sama Adam…”

“Gimana sih Pak Alex, nyuruh Farah tenang tapi dia sendiri yang panik” kataku dalam hati

Farah sendiri masih diam, matanya berulang kali menatap secara bergantian ke diriku dan Pak Alex, dari raut wajahnya, kelihatannya dia agak-agak takut menghadapi kami. Mungkin di pikirannya dia mengira bahwa kami akan mengancamnya karena dia di paksa masuk ke dalam kamar.

“ Farah…kamu ngerti kan apa yang saya maksud ?...saya tadi Cuma becandain Adam aja….gak ada niat macam-macam…” kata Pak Alex yang mengguncang-guncangkan tubuh Farah
“ iy…iya..pak…saya…ngerti …” sahut Farah rada-rada takut dengan Pak Alex yang mendesaknya terus
“ iya Far,…. Tadi Pak Alex yang becandain gw….kita berdua gak ada apa-apa kok”

Farah menunduk dan dia nampak sedang berfikir..

“ kamu lagi mikir apa Far? “ tanyaku
“ heh ?...ah enggak kak…gak mikir apa-apa”
“ ah kamu jangan bohong Far….kamu pasti lagi mikir aneh-aneh deh…iya kan ?!”
“ eng…gak kok kaaaak…ih kakak suudzon (negative thinking) aja …”
“ habis.. kamu tadi nunduk gitu siiih….”
“ Far….please jangan kasih tau sama orang di luar ya…..saya Cuma becanda tadi…” kata Pak Alex yang masih kelihatan khawatir
“iya paak….baik…..mmmh… …ya udah saya boleh keluar gak pak ?” pintanya , nampaknya memang dia tak nyaman berada di dalam kamar
“ iya boleh Far” sahutku sambil menebar senyum, siapa tahu aku bisa mengubah fikirannya dengan senyuman.
“ tolong kamu jangan bilang-bilang sama siapapun ya tentang kejadian ini…sumpah saya Cuma becanda tadi…kan kasian kalo kak Adam jadi jelek di mata temen-temen gara-gara saya….iya kan ?!”
“ iya paaak…tenang aja…Farah gak akan ngomong-ngomong kok…” sahut Farah sambil tersenyum

“Aaaah legaaa..” jeritku dalam hati, puas bisa lolos dari prasangka buruk orang tentang kelakuan Pak Alex tadi…

“ oh iya kak…tadi saya maksudnya mau nawarin mie instan sama kakak…mau di masakin gak ?” kata Farah yang balik lagi dari luar
“ mie instan? Wah ..enak tuh Far…pagi-pagi dingin begini enaknya yang anget-anget..” sahut Pak Alex
“ bapak mau juga?” tanya Farah
“ boleh…boleh….”
“ kakak mau gak di masakin ?”
“ mau juga deh Far….”
“ tapi kakak sholat shubuh dulu gih…yang lain dah pada jamaah-an tuh…”
“ hah emang udah jam berapa nih ?”
“ jam setengah lima kak…!”

****
Pagi yang dingin
Ku duduk di bale-bale balkon villa sambil menghirup dalam-dalam udara segar nan sejuk pegunungan , ku nikmati setiap tarikan nafasnya sambil menatap indah pemandangan yang masih belum begitu terang karena matahari masih mengintip dari balik gunung.

Mie instan panas sudah tersaji di hadapanku, beberapa temanku yang lain juga ternyata baru mau menikmatinya . Aku duduk bersama 3 orang, yaitu Dena, Irfan dan Pak Alex. Mereka dengan lahapnya menyantap mie yang masih mengebul di udara dingin begini.

Dari tiga orang yang sedang menyantap mie di hadapanku, si Dena kelihatan yang paling lahap menghabiskan dengan cepat mie semangkuk
“ lageee….!” Teriaknya
“ giiiila lo…rakus bangeeet….” Sahut Irfan dengan logat betawi
“ hehehe habiiis masih laper Fan…mie segini mah gak nendang…”
“ makanya tadi pake nasi dooonk…kayak gw neeh” sahutku
“ oh iye..ye….lupa gw…masih ada gak nasinye?”
“ daaah…minta aja lagi sana ke dalam…masih banyak kan??” sahut Pak Alex yang duduk di depanku

Aku menatap Pak Alex, ku lihat cara makannya yang …imut…bibirnya yang merah jadi kelihatan makin merah karna tersentuh oleh kuah panas mie..

Cukup lama ku pandangi dia, tapi ternyata Pak Alex sadar bahwa dia sedang ku perhatikan, sesaat dia menghentikan makannya dan juga menatapku …sebelum akhirnya dia ………………..…mengedipkan mata kanannya……tiing…!!

Aku tersentak, genit amat mata Pak Alex ini ….sesaat ku sunggingkan senyum dan dalam hati berkata “ stress lo pak…pagi-pagi begini masih aja becanda..!”

Kulihat dia juga tersenyum geli karna ulahnya tadi…

Pak Alex tiba-tiba beranjak dari duduknya dan berkata ” Dam, kamu dah ambil minum belum ?”
“ oh iya pak….belum…tolong ya…” sahutku

Dena dan Irfan yang mendengar penawaran Pak Alex terbengong-bengong, sepertinya mereka juga butuh minuman…
“ Pak…woooy…kita juga belum ada minum nih…sekalian ye pak..!” kata Dena
“ ooh belum bawa juga ya? Ya udah bentar…”
“ tengkyu pak…xixixi baek banget tuh orang ye…” sahut Dena

Beberapa saat kemudian, Pak Alex keluar dan hanya membawa gelas 2 buah
“ nih Dam…!” kata Pak Alex sambil memberiku segelas air putih
“ Lho…buat kita mana pak ?” protes Dena
“ bentaaar…ntar ada bidadari yang bawain…”

Tak lama muncul Siti yang juga membawa 2 buah gelas berisi air putih, lalu dia memberikan pada Dena dan Irfan..
“ ini tuaaan air minumnya…deeeuuuuuh manja amat sih….air minum aja pake nyuruh Pak Alex ngambilin..” kata Siti
“ yeee….ngapain lo yang bawa…?”
“ daripada Pak Alex yang bawa…gak sopan luuuu..”
“ iye..iye makasih ya mbak…” sahut Irfan
“ emmmbak lagi…emangnya gw tua banget apa …orang masih kenceng gini kok di panggil mbak..” sahut Siti sambil ngeluyur ke dalam.
“ xixixi lucu juga tuh orang ye…dah pada kendor gitu di bilang kenceng..” bisik Irfan ke Dena
“ jangan gitu looo…gitu-gitu…semok (montok) tuuuh” sanggah Dena

Selepas makan, aku beranjak ke sebuah bangku semen yang ada di halaman villa dan menikmati panorama sun rise dari bangku. Matahari semakin menunjukkan dirinya dari balik gunung, makin lama pemandangan indah nan hijau makin terlihat terhampar di sekeliling villa..

“ wooooww…so beautiful..” gumamku
“ siapa?...saya ?” sahut Pak Alex yang tiba-tiba udah ada di belakangku

Aku tak menjawab pertanyaannya, malah aku menoleh ke arahnya, sejenak ku perhatikan guratan-guratan wajahnya yang jantan, dari dahi sampai dagu, dari alis sampai bibir merahnya.

Kini setiap aku memandang wajahnya pasti muncul perasaan yang aneh tapiii……menyenangkan, yang juga membuatku semakin ingin terus bersamanya, terus melihatnya.

“ kok gak jawab…siapa yang so beautiful ? saya kan?”
“ bapak ???ya bukan laaah…yang beautiful itu saya…!” sahutku sedikit membanggakan diri

Pak Alex langsung menatapku….lama…..sebelum dia akhirnya bergumam kecil
“ yes…you are ..!”
“ heh? Bapak bilang apa tadi..?”
“ enggaaaak…gak ngomong apa-apa kok…salah denger kali kamu….”
“ ayo… tadi ngomong apa sih?”
“ gak ada apa-apa…dah ya…saya mau ke sawah dulu…kamu mo ikut gak.?...eh salah….kamu kan anak kota ya…gak biasa turun ke sawah…” ledeknya sambil ngeluyur pergi
“ yeeee…..Cuma sawah mah di kampung saya juga banyak kaliii…” sahutku yang juga menyusulnya ke sawah
****

Pukul 7 pagi

Aku, Farah, Siti, Dena, Irfan dan Pak Alex sedang menuju ke sebuah air terjun dekat villa, jaraknya cukup dekat kata orang-orang, makanya kami memutuskan tuk berjalan kaki tuk bisa sampai ke sana.

Pemandangan indah lembah-lembah hijau terhampar indah ketika kami sampai di ujung jalan besar, banyak orang sedang mengabadikan diri mereka dengan jepretan kamera di bibir tanggul pemisah yang sepertinya dibuat tuk pengaman dan duduk-duduk.

“ Mbak…mbak …fotoin Farah donk..” kata Farah yang kelihatannya senang sekali
“ mau foto di sebelah mane?”
“ mmmh…di situ aja tuh….kayaknya bagus…”

Farah dan Siti memisahkan diri dari kami, mereka mengambil tempat yang sepi dari para penjepret kamera. Dena dan Irfan sibuk menghisap rokok mereka yang hampir habis, sementara Pak Alex juga sibuk mengambil foto dengan kamera nikon miliknya sedangkan aku sedang menghirup udara segar nan sejuk di tepi tanggul.

“ sini kamu saya fotoin Dam…” kata Pak Alex yang tiba-tiba ada di sampingku
“ aaah…gak usah … nanti foto saya di sebar di internet lagi…”
“ yeee…ge er banget…sapa juga yang mau liat kamu….mau gak nih…???”
“ enggaak…dah sana ambil foto yang lain aja…”

Aku tak menghiraukannya lagi dan fokus menikmati panorama lembah sampai aku mendengar bunyi kamera di dekatku, aku menoleh tuk cari tau asal bunyi kamera, ternyata Pak Alex yang diam-diam memotretku.

“ yeeee…dah di bilangin jangan di ambil…hapus gak…hapus..” kataku sambil menghampirinya
“ iih ke ge eran kamu…orang saya ambil pemandangan sebelah sana..”
“ gak…. bohong…sini mana liat..!”
“ au ah…udah yuk…tuh si Siti ngajak lanjut..”

Pak Alex berjalan menjauhiku menuju Siti dan Farah yang sudah mulai melanjutkan perjalanan tapi aku masih diam di tempat, berusaha memberitahu kalau aku bener-bener gak suka di foto dan ingin foto itu di hapus..
“ Dam…ayooo…” ajak Pak Alex lagi sambil senyum dan mengedipkan mata kirinya.

“ hah?!!..dasar atasan stres…ngedipin mata melulu…ganjen banget..” kataku dalam hati sambil terpaksa melanjutkan perjalanan lagi

****
Sesampainya di pintu masuk kawasan air terjun, ternyata kami harus membayar tiket masuk sebelum melanjutkan perjalanan ke bawah. Pak Alex merogoh kantongnya dan membayarkan 6 tiket tuk kami semua.
“ thanks ya paaak…pak ganteng baik banget deeeh..” puji Siti
“ yeee ganjen lu..” seru Dena
“ biarin…sirik aje..”

Setelah itu kami lanjutkan perjalanan, ku lihat Farah sibuk dengan Siti dan teman-temannya, sepanjang jalan tak henti-hentinya mereka mengambil gambar.

“ Aaaaah…akhirnya sampeee….!!” Teriak Siti tanpa malu-malu padahal cukup banyak pengunjung yang memadati kawasan ini.

Yup….akhirnya kami sampai juga di air terjunnya. Air terjunnya memang tak terlalu besar tapi masih cukup indah tuk bisa di kagumi. Banyak pengunjung yang memadati setiap sudut kawasan ini. ada yang di bawah dekat air terjun, ada juga yang di atas duduk-duduk diam di atas batu sambil menikmati jagung bakar yang disediakan warung kecil di dekatnya.

“ ayo Dam…turun ke sana ..!” ajak Pak Alex
“ turun? Mau ngapain? Ntar basah lagi..”
“ gapapa lah, namanya juga ke sini masa gak mau basah-basahan…!”
“ tapi kan saya gak bawa baju ganti pak…!”
“ sama…saya juga….udah ayoo sini..”

Aku ikut turun juga akhirnya, tapi mataku mencari-cari Farah, berharap bisa mengajaknya happy juga di dekat air terjun , tapi setelah ku lihat ke sana kemari, tak ada batang hidungnya yang muncul …sampai hatiku berucap“ mana sih si Farah…mana jalannya licin begini ..nanti ada apa-apa lagi..”

“ Aaargh..!!” aku terpeleset dan terjatuh, jatuhku juga mendorong Pak Alex tuk terjerembab juga ke tanah licin.

“ aduuuh…kamu kemana sih matanya Dam…pantat saya sakit niih…” kata Pak Alex sambil menekan-nekan pantatnya
“ hehehe maaf..saya gak liat-liat ke bawah pak..”
“ untung aja bukan jatuh di batu..bisa benjol ntar..!” lanjut Pak Alex yang masih mengeluh

“ lagian kamu ngeliatin apa sih…bukan liatin jalanan”
“ saya nyariin Farah pak…takutnya dia sendirian…kesasar lagi nanti..”
“ Farah? Lha itu siapa di sana ketawa ketiwi deket batu-batu…dia masih sama genknya…”
“ hah…mana? …oh iya…”
“ udaaah….dia lagi asik sama temennya…kita foto-foto aja deket air terjun..”

Kami berjalan lagi dan berusaha makin mendekat ke air terjun yang menyipratkan butiran-butiran air ke wajah..kaki kami menginjak air sungai yang mengalir di sebuah kolam …brrrr dingin…airnya langsung terasa di kakiku.

****
Ada rombongan resto yang sedang duduk-duduk di atas batu besar di tepian sungai, nampaknya mereka baru saja menghabiskan jagung bakar yang di beli di atas.

Pak Alex menghampiri mereka pelan-pelan, batu-batu di sungai sedikit menyulitkan kakinya tuk melangkah..lalu dia memberikan sendal dan kameranya pada mereka dan kembali lagi menuju tempatku berdiri.

“ yuk Dam , kita ke sana” ajak Pak Alex menunjuk ke arah air terjun
“ ngapaiiin dah di sini aja…ntar basah bajunya ah…”
“ ya udah bajunya buka ajaa…taro di batu itu tuh…”
“ yeee emangnya saya mau ikutan kontes L-Men ?!..”
“ duuuh ribed banget…tinggal basah2an aja, lagian gapapa lah basah-basahan, orang villanya juga deket dari sini koo’ …tuh orang2 juga banyak yang basah bajunya”

Pak Alex jalan duluan ke air terjun, aku sedang berfikir apa aku harus ikut atau enggak, tapi ya di pikir-pikir emang jarak villa cukup dekat dari sini jadi gak masalah jika aku harus pulang basah kuyup.
“ ayoo..” ajak Pak Alex

Aku mengikuti dari belakang, pelan-pelan aku memilih pijakan, banyak batu koral yang lumayan sakit jika terinjak.

Perlahan tapi pasti, aku dan pak Alex akhirnya sudah berada di dekat air terjun, nampaknya cipratan air semakin deras ke arahku, ku putuskan tuk melepaskan baju saja dan menyangkutkannya di dahan pohon di tepi kolam, lumayan masih bisa pulang dengan baju yang kering.

“ woow…soo sexy…” ledek Pak Alex melihat tubuhku yang tanpa baju
“ Bawel ah…..udah sekarang kita mau ngapain??” teriakku di telinga Pak Alex, suara air terjun sangat berisik dan bisa menelan suaraku
“ kita mandi di bawah air terjunnya, ayooo…!!”

Pak Alex kemudian masuk duluan ke bawah air terjun, tak lama dia melompat keluar, kelihatannya dia kaget dengan dinginnya air terjun.
“ kenapa pak …xixixi?” tanyaku sambil tersenyum geli
“ gapapa, ayo coba sini kamu..!”

Tanganku di tarik Pak Alex ke arah air terjun, dan seketika aku merasakan air yang sangat dingin..brrrrrrr.aku juga melompat seketika keluar dari air terjun

“ hahaha….” Pak Alex terbahak-bahak melihatku kedinginan
“ Aaaargh reseeee!” sahutku sambil mengusap muka yang basah
“ ayo coba lagi…baru juga sebentar..”

Aku memberanikan diri lagi masuk ke bawah air terjun, begitu juga dengan Pak Alex. Kami berdua mencoba bertahan lebih lama berada di bawahnya, tapi ternyata Pak Alex yang kalah kuat, dia keluar ke arah belakang air terjun dan bersandar di dindingnya, ia memeluk tubuhnya sendiri saking kedinginannya.

“ hahaha …kenapa pak? “ teriakku sambil menghampirinya
“ dingin banget Dam…gak kuat saya…”
“ yaaaah payaaah…baru juga segini…ini faktor U x ya?!”
“ faktor U apa? enak aja orang masih Y juga”
“ apa tuh Y?”
“ Young !!”
“ hahaha…!”

Pak Alex nampak sangat kedinginan, tubuhnya terus di usap-usapkan dengan telapak tangannya agar mendapat kehangatan.
“ Dam…peluk donk…dingin niih” katanya to the point
“ hah??? Peluk ? enggak…jangan macem-macem..! “ sahutku sedikit sewot menanggapi permintaannya yang aneh.

Pak Alex diam menatapku, ekspresinya seperti orang kesurupan, tanpa kedip dia tetap menatapku.

“ pak…woooy…kok diem?” aku mengibas-ngibaskan tangan di wajahnya

Kemudian dia berdiri sejajar denganku, menghampiriku dan tiba-tiba meraih kepalaku secepat kilat dan ………….mencium bibirku….

Lembutnya bibir dan ciuman Pak Alex hanya bertahan sekitar 2 detik sebelum aku mendorongnya jatuh terduduk ke air.

Aku menatapnya sejenak dan menggeleng-gelengkan kepala menyesali perbuatan Pak Alex, hingga akhirnya ku pergi meninggalkan dia dengan geram.
****************************************************************
 Part 6 : Pecah kepalaku..!!

Aku memain-mainkan ranting kecil di atas tanah merah, membuat berbagai macam bentuk yg tak beraturan dan menusuk-nusuk tanah melepaskan rasa geram yang bergemuruh. Kesal hatiku masih merajai di dada, terus terusan mengingat perbuatan pak Alex yang gila tadi.

Berani-beraninya dia menciumku di tempat umum, tak tahu malu sekali dia, padahal aku dari jenis yang sama dengannya. Menyesal aku berteman sangat dekat selama ini, kalau begini akhirnya, lebih baik ku menjauhinya dari dulu, dia sudah membuatku malu di depan umum, untung saja tadi tertutup sama air terjun, jadinya banyak orang gak ngeh (sadar) dengan kejadian itu.

Teman-temanku kini sedang bersantai di dalam villa, ada yang sedang bernyanyi-nyanyi, bermain gitar, ketawa-ketiwi bergosip ria dan juga ada yang sedang menyiapkan makan siang di dapur. Pak Alex yang tadi nyosor bibirku dengan sangat bernafsu tak kelihatan wajahnya. Di teras tak ada, di dapurpun tadi sudah kulihat dia tak ikut memasak dengan para wanita.

“ Aaah…tau lah…ngapain juga gw harus pikirin atasan stres kayak dia…” protesku dalam hati

Di bawah pohon yang rindang ini, aku tak di temani siapa-siapa, tadi malah ada Dena yang mau temani tapi sudah ku bilang padanya bahwa aku lagi ingin sendiri, dan diapun memaklumi.

Cuaca mulai merangkak panas, matahari beranjak meninggi… tapi udara pegunungan tetap saja berhembus dingin, hembusan yang berasal dari gunung membawa hawa dingin yang menyejukkan siang ini.

“ Daaaam …!!! Ayo makan dulu…” teriak Dena memanggilku dari arah villa

Aku memberikan tanda jempol padanya dan langsung berdiri dan berjalan menuju ke villa.

Di dalam villa sudah berkumpul semua teman-teman, mereka mengelilingi lauk pauk yang berada di tengah yang siap di hajar.

“ Dam…Pak Alex mana ?” tanya Pak Dedi
“ Pak Alex? Gak tau pak, dari tadi saya sendiri aja…”
“ Lho…kemana ya..?”
“ tadi sih ada di sana Dam, di deket lembah tempat foto-foto itu …” sahut Siti
“ panggil dulu sana Dam….” Suruh Pak Dedi

“ tapi pak…saya …udah lapar banget nih…makan dulu ya?” protesku sambil merintih memegang perut
“ nih buat ganjelan…dah kamu samperin dulu “ Pak Dedi memberikanku sebuah tempe goreng
“ yaaaah…masa tempe doank pak..segini sih gak nendang pak” sahutku sambil membolak-balikkan tempenya
“ heeeh…udah sana cepet cari…nanti malah kamu kehabisan makan siangnya”

Dengan bekal sebuah tempe, aku pergi mencari Pak Alex yang katanya ada di bibir lembah tempat foto-foto tadi.

“Aaaaarrrgh nyebelin banget, apa mereka gak tau …gw lagi benci sama Pak Alex….ada ada aja…kan bisa nyuruh yang lain…bukan Cuma gw doank yang deket sama Pak Alex ” Protesku dlm hati

Cuaca panas yang diselingi hawa dingin tetap saja menggigit kulit dalam perjalananku menyusul pak Alex. Jarak ke bibir lembah itu kira-kira 5 menit dari villa. Dari kejauhan ternyata masih banyak orang yang sedang berkumpul di sana. Harus pake extra usaha tuk temukan dia di antara kerumunan orang-orang ini…Pak Alex tadi memakai kaos merah berkerah dan memakai topi merah berlogokan Garuda.

Sesampainya di bibir lembah, mataku mencari ke kanan dan ke kiri, ada banyak juga orang yang berbaju merah, tapi ada satu yang hanya memakai topi warna merah, yup…Pak Alex ada di sebelah kiri, dia sedang berteduh di bawah pohon…sendirian.

“ Ehem….!” Sapaku

Pak Alex menoleh, tapi raut wajahnya kelihatan malu padaku…
“ Di ajak makan siang tuh sama Pak Dedi…! ” kataku agak jutek
“ saya gak lapar Dam…” sahutnya sambil matanya menerawang jauh ke lembah
“ masalahnya….kalo saya gak bawa bapak ke villa…saya juga gak bisa makaaaan…”

Pak Alex menoleh ke arahku lagi…
“ Dam….boleh saya ngomong bentar sama kamu ? tolong duduk dulu…” pintanya lesu
“ gak!!...saya berdiri aja..” tolakku
“ Plis sebentar aja…”

Kemudian aku menyanggupi, lalu ku juga ikut duduk di sebelahnya…wajahku ku lempar ke arah berlawanan dengannya..kemudian tangan pak Alex memegang tanganku….dan secara refleks aku menarik cepat tanganku..

“ jangan kuatir Dam….saya gak akan berbuat bodoh lagi seperti tadi…”

Pak Alex diam sjenak..
“ saya mau minta maaf Dam…saya udah kurang ajar sama kamu….saya khilaf….saya …..gak bisa menahan diri lagi…”
Kepala Pak Alex menunduk, sepertinya dia bertambah malu …aku menghela nafas panjang dan setelah itu aku membuka suara

“ tadinya saya mau ngehajar bapak…tapi…saya masih menghargai bapak sebagai atasan saya…”
“ silahkan Dam…kamu pukul saya sekarang juga gapapa…saya rela…sapa tau dengan begitu perasaan guilty saya hilang..”
“ gak…saya gak mau…”
“ gapapa Dam…gapapa…saya ikhlas..saya rela…ayo pukul..!”

“ Eeerrrgh… enggak pak..enggak….. tapi …boleh saya tanya satu hal gak pak ???” kataku mantap sambil menatap tajam ke matanya
“ kamu mau tanya apa ?”
“ apa bapak…….. gay ?”

Pak Alex tersentak, nampaknya pertanyaan ku terlalu menohoknya

“ mmmh……gimana ya…” Pak Alex kelihatan bingung tuk menjawabnya
“ lho kok gimana ya?!...bingung ?....kan buktinya udah ada …”
“ iya!…..tapi …saya bukan orang yang seperti itu Dam…”
“ hahahahaahahaha….Paaak..paaak…ada ada aja sih….buktinya sudah ada…sudah jelas…mau bilang apa lagi ? ” sahutku rada mengejek

Pak Alex terdiam, sepertinya dia merasa tersudut …lama dia termenung…sampai akhirnya dia berkata …

“saya bukan gay Dam….tapiiii …saya juga heran…kenapa saya bisa suka banget sama kamu…sejak pertama kali liat kamu dulu …sudah ada desiran hebat di dalam dada…apalagi ..semenjak tahu kamu ngekost deket saya …wah …hati rasanya gembiraaa banget… “

Sambil menatap jauh ke lembah, Pak Alex lanjutkan kembali
“ kadang, saya anggap kamu sebagai adik saya sendiri, …saya sayangi kamu, saya perhatikan kamu dan saya lindungi kamu ..tapi di lain waktu …kamu saya anggap sebagai kekasih…..kalo misalkan ada laki-laki keren deketin kamu…saya bawaannya jadi cemburu… makanya sering saya main ke kosan kamu, biar kamu gak di ambil orang..”

“ kamu slalu ganggu hari-hari saya Dam…slalu….trus….kamu tau ? …sering kalo saya mau makan, …saya pasti ingat kamu…apa kamu udah makan ato belum…., lalu apa yang kamu makan…makan dimana….makan sama siapa….ato …saat kamu kesulitan uang mau beli sesuatu…..saya pengen banget bantu kamu…karna memang biaya hidup di Jakarta itu mahal….”

Pak Alex diam sesaat lalu melanjutkan lagi
“tapi sekali lagi…..saya gak berani ngomong sama kamu ….ngomong tentang perasaan saya ke kamu…dan tibalah saat-saat kita di air terjun baru muncul keberanian saya yang luar biasa……saya ingin semuanya di keluarkan, biar gak ada yang terganjal lagi nantinya…nah jadilah kejadiannya seperti itu..”

Pak Alex lanjutkan kembali
“ sekarang giliran saya yang bertanya sama kamu …boleh ?”
“ tanya apa ?”
“ mmmh…..apa kamu sayang sama saya ?”

Pertanyaannya langsung membuatku tersentak juga, tak tahu harus jawab apa…aku merasa berat tuk mengatakan perasaanku yang sebenarnya…..
“ kok diem ? kenapa?.......gak bisa jawab? Atooo kamu gak mau jawab? Takut ketahuan bahwa kamu juga sayang sama saya? ”

Aku benar-benar bingung tuk menjawabnya, ada perang batin di dalam hati tentang jawaban apa yang cocok dan mewakili perasaanku sebenarnya…

“ Daaam….mana jawabannyaaa????...saya udah cerita panjang lebar tentang cinta saya ke kamu lhoo…masa kamu gak mau cerita barang sedikitpun tentang perasaan kamu..” Pak Alex memaksaku, sementara aku terus terdesak…

Setelah beberapa saat di tunggu, jawabanku belum juga muncul, pak Alex terus menatapku dengan tajam..hidungnya yang mancung dan bibirnya yang menawan kini terus menggodaku tuk segera mengatakan “…ya ..saya sayang sama bapak..!”

“ Aaaah pengecut kamu…!!!...ternyata orang yang saya suka gak berani bilang bahwa dia juga sayang sama saya….”
Pak Alex emosi, dia tak sabar menunggu jawabanku, dia bangkit dan berjalan menuju villa..

****
Pukul 4 sore

Hari terus beranjak sore…selesai sholat berjamaah, Pak Dedi mengadakan meeting informal di ruang tamu, semuanya di kumpulkan di tengah ruangan…kali ini nampak semua rombongan hadir dan duduk manis bersila membentuk lingkaran.

“ Slamat sore teman-teman semuanya….trima kasih sudah hadir pada rapat kali ini…santai saja ….saya hanya mau mengumumkan beberapa hal tentang formasi posisi resto ke depan…”

Semua menyimak dengan serius perkataan Pak Dedi..

“ seperti yang sudah kalian ketahui..bahwa saya….tidak akan menangani resto di Sudirman lagi mulai minggu depan….saya akan di pindah ke cabang lain….cabang baru…di BSD tangerang…..”

Pak Dedi melanjutkan lagi..
“ Sebenarnya saya sebelumnya menolak di tempatkan di sana ….tapi ibu bersikeras agar saya menangani dulu cabang baru di sana…”
“ jadi keputusan nya siapa yang bakal gantiin bapak nih ?” potong Siti
“ nah…itu lah yang mau saya umumkan saat ini…..manager baru kalian nanti bukan orang asing lagi…dia orang yang sudah tahu seluk beluk resto kita juga… …”

Pak Dedi menepuk pundak Pak Alex yang duduk di sebelahnya..
“ Pak Alex yang akan menggantikan saya di resto….dan yang menunjuk Pak Alex adalah ibu sendiri…”
“ trus yang bakal jadi supervisor siapa pak ?” tanya Siti
“ Ssst…diem dulu si…bawel amat ..” sahut Dena

“ yang jadi supervisor nanti kata ibu di kosongkan dulu…kalian akan di pimpin oleh seorang manager dan 4 captain….naah rencananya saya akan membawa dua captain ke BSD, jadi nanti ada 2 posisi captain yang kosong dan ibu yang akan tentukan siapa yang akan naik jadi captain…tentunya di lihat dari kinerjanya , pengalamannya dan kemampuannya..”
“ siapa tuh pak, dah ada calon belum ?” tanya yang lainnya
“ kalau itu nanti ibu yang tentukan, jadi kalian yang merasa senior, siap-siap aja di panggil ibu..”

****
Malam hari

Api unggun menyala berkobar-kobar di halaman villa, beberapa teman ku sedang asyik duduk-duduk mengitarinya sambil memainkan gitar dan bernyanyi-nyanyi, beberapa orang lagi tetap berada di teras villa sambil menyeruput teh manis hangat dengan jagung bakar pedas.

Aku memilih berada di sekitar api unggun karena kobaran apinya membuatku merasa hangat di tengah malam yang sedingin ini. Di temani segelas teh manis hangat di tangan aku ikutan bernyanyi sesekali.

/ kemesraan ini janganlah cepat berlalu….kemesraan ini ingin ku kenang selalu…./

Haha…selalu saja lagu jadul itu yang sering di nyanyikan orang saat berkumpul bersama seperti ini…

Sedari tadi aku tak melihat Pak Alex baik di sekitar api ataupun di teras, mungkin lebih enak kalo malam ini melanjutkan obrolanku padanya..aku langsung mencarinya ke dalam villa, di ruang tamu gak ada, di kamar tidur juga gak ada…

“ nyari sape Dam ?” kata temanku
“ Pak Alex mana ?”
“ tuh di halaman belakang, lagi telepon kayaknya…”
Mendengarnya sedang teleponan aku jadi terdiam, siapakah yang di teleponnya malam-malam begini…

Aku melihat Pak Alex di halaman belakang, dia sedang duduk di kursi plastik ..diam-diam aku mendengarkan pembicaraannya..

“ sayaank…udahlaah…jangan ngambeg gitu….ku juga bakal ke rumah kamu besok…sabar ya babe..”
“ iyaaa yank….aku gak lupa kooo’ …barangnya juga dah ada di kosan…okay….udah dulu yaa…batreku dah hampir habis nih…ke..byeee..” Pak Alex mengklik teleponnya

“Telepon siapa pak ?” tanyaku dari belakang, Pak Alex kaget mendengarnya
“ eh kamu…tadi…baru telepon pacar saya..” sahutnya sambil memasukkan hape ke kantong celananya
“ cewe ato cowo ?” sidikku
“ mau tau aja….emangnya siapa kamu ? bapak saya bukan , pacar juga bukan…”

DEG….!!! jawabannya menohok hati, simple tapi langsung menonjok , tak biasanya dia berkata tajam seperti itu.

Apa ini karna efek dia di angkat jadi manager resto? Atau dia masih marah padaku karna pertanyaannya belum mendapat jawaban dariku ?..aku manyun sendiri jadinya, sedangkan Pak Alex sudah pergi ke depan villa tanpa berkata apa-apa lagi.

****
Sisa malam ini ku lalui dengan kegundahan, Pak Alex jadi kembali cuek padaku, tapi kali ini lebih sadis lagi, kayaknya memang ini efek dari diangkatnya dia sebagai manager.

Dengan enaknya dia bernyanyi-nyanyi dan tertawa-tawa dengan yang lainnya di sekitar api unggun, sementara aku jadi merasa kerdil di hadapannya jika gabung ke sana.

*****
Hari pertama kerja

Aaah…hari ini adalah senin, hari paling malas buat banyak orang, begitu juga aku yang masuk pagi setelah 2 hari kemarin menghabiskan waktu di daerah yang masih alami.

Pagi ini Pak Alex satu shift denganku,pagi-pagi sekali dia juga sudah datang, bahkan datang lebih dulu dariku. Sekarang dia sedang sibuk menginventori peralatan makan minum.

“ pagi pak …” sapaku berusaha ramah
“ pagi…” jawabnya singkat dengan tanpa menoleh sedikitpun

Baru saja akan beranjak ke loker, pak Alex memanggilku..
“ Dam…tolong donk kamu hitungin jumlah piring, gelas, sendok dan garpu…”
“ banyak banget pak …” sahutku sekenanya tapi pak Alex langsung menoleh tajam padaku

“ apa ?? banyak ? kamu niat kerja gak sebenarnya..hah?! kalo kamu gak mau ngitung ya udah kamu tinggal pulang sana…!!! Masih banyak pelayan yang rajin..” balasnya dengan lebih keras

Darahku serasa mendidih mendapat omelan seperti itu, gak enak banget pagi-pagi udah kena semprot atas kesalahanku yang gak penting tadi. Pengenku membalas perkataannya dengan lebih keras tapi segera saja ku tiup-tiup hatiku sendiri agar cepat mendingin.

Teman-temanku yang lain yang sedang nongkrong di coffee shop memperhatikanku dan tentu saja mereka mendengar omelan Pak Alex tadi…. mereka terbengong-bengong karena tak biasanya pak Alex berkata kasar seperti itu…

Aku langsung bergegas pergi ke loker, menaruh tas dan pergi ke dapur mencari-cari berbagai cutleries yang di maksud pak Alex…
“ Kak…sini Farah bantuin…!” kata Farah tiba-tiba datang menghampiriku
“ eh farah…makasih ya…tolong kamu cari cutleries di tempat cuci piring, sapa tau masih ada yang di situ…”
“ ok..”

***
Jam makan siang…

Siang ini sangat ramai, sampai-sampai setiap dari kami harus bekerja dengan lebih cepat dari biasanya, baik pelayan, koki, bartender ataupun kasir sama-sama super sibuk, apalagi Pak Dedi dan Pak Alex yang lebih punya tanggung jawab lebih besar.

“ Dam…tolong kamu layanin tamu bule tuh di table 21..” suruh pak Alex terburu-buru sambil membawa gelas-gelas bekas ke dapur
“ oke pak..” sahutku yang sementara melupakan dendam demi jalannya operasional resto..

Beberapa waktu kemudian, pak alex kembali menyuruhku
“ Dam, tolong kasih ini ke kantor ibu (owner) sekalian ini delivery ke lantai 10 di atas, trus delivery lantai 7 di gedung sebelah..”
Aku menghela nafas , banyak sekali perintahnya kali ini
“ kenapa ? gak mau ? ya udah nanti saya suruh aja orang lain yang lebih rajin” lanjut pak alex

DEG..! hatiku kembali bergemuruh, dalam keadaan ramai seperti ini masih saja pak Alex memanas-manaskan suasana

Dengan nafsu membara, Aku langsung mengambil semua pesanannya yang sudah siap di meja kasir dan langsung pergi tak menghiraukan pak Alex yang memanggil-manggil..

***
Menjelang pulang.

Tamu-tamu resto sudah tak ada lagi, paling hanya 2- 3 meja yang masih tersisa, suasana jadi kembali tenang , peralatan makan minum juga kembali bersih semua dan karyawan yang masuk pagi sudah kehabisan tenaga, mereka bersiap menuju loker tuk berganti baju, termasuk aku.

Di ruang loker, pak Alex tiba-tiba masuk dan membanting pintu…di depan teman-temanku, dia berkata keras dan kasar.
“ Dam….otak kamu di taro dimana ?? sampe pesanan tamu bisa salah kasih…!!!” hardiknya padaku
“ apanya yang salah pak ?” tanyaku baik-baik berusaha memendam amarah atas hardikannya
“ kamu salah kasih antara pesanan ibu dan lantai 10…!!”
“ lho kan pesanannya sama aja ?”
“ eh kamu pake otak kamu dooonk!! Jangan taro otak di dengkul…pikir…ibu tuh kalo pesen makanan pake kecap asin sama sambel terasi…!...untung aja ibu gak marah-marah…”

Aaargh kepalaku serasa mendidih, omongan pak Alex sudah kelewatan..aku tak bisa lagi menahan marah…
“ HEY PAK….ELO JUGA KALO NGOMONG PAKE OTAK!!!….KALO IBU GAK MARAH KENAPA ELO YANG NGEBACOT???....HAL KECIL KAYAK GINI AJA LO GEDE-GEDEIN…STRESS LO !! LO PUNYA MASALAH SAMA GUE?? BILAAAANG..!!”

Aku langsung keluar loker dengan amarah yang membara sambil memukul pintu dengan sangat keras…
SETAAAAN !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar