Kamis, 19 Februari 2015

Galau karena masih mencintaimu (Cerita gay) Part 15

Part 15 Bara Api yang panasss!

Keheningan tiba-tiba menyeruak ke seluruh ruang kamar yang sempit ini, pertanyaan Alex benar-benar seperti menjebakku, aku tak menyiapkan sama sekali jawabannya, aku tak mengira dia akan bertanya hal seperti ini.

Dadaku berdegup degup, takut kalo aku salah berucap. Kenapa Alex sebegitu cemburunya dengan keberadaan mas Sultan, sedangkan aku sampe sekarang masih menganggapnya masih hanya sebatas teman jalan dan teman main karna Alex yang sebelumnya menjadi teman jalanku sudah mulai sibuk mengurusi pernikahannya yang hanya tinggal beberapa minggu lagi, otomatis peran itu sedikit demi sedikit mulai tergeser ke mas Sultan.

“ Heh, kok bengong, gak bisa jawab ya ?” kata Alex yang tiba-tiba membuyarkan lamunanku

“ aku nunggu jawaban kamu lho, jangan kamu anggap aku di sini Cuma patung…cepetan jawab, biar jelas hubungan kita ini” lanjutnya
“ bukannya aku gak mau jawab, tapi aku berfikir kok sekarang malah aku yang di sudutkan? bukannya kamu yang bikin hubungan kita jadi gak jelas? dengan rencana pernikahanmu yang grasak grusuk ini, jadi bikin semuanya terasa hambar” belaku
“ bukannya aku menyudutkan kamu, aku Cuma pengen kamu jujur sama aku, apa kamu ada rasa sama laki-laki itu sampe sampe setiap dia datang ke resto maka wajah kamu akan langsung sumringah dan akan selalu pergi mendatangi mejanya tuk ngorder ataupun hanya sekedar ketawa ketiwi”

Mata Alex serius memandangiku dengan tajam sekali seperti seorang bapak sedang memarahi anaknya.

“ Oke …gak usah bertele-tele , kalo kamu diam saja, itu berarti jawabannya udah jelas, kamu lebih memilih dia, aku gak akan ganggu kamu lagi..slamat malam!”

tiba-tiba dia ngambeg dan beranjak keluar kamar

“ heh ay…ay…tunggu dulu” aku berusaha menggamit tangannya tapi tak berhasil , dia menepis peganganku dengan kasar

Biasanya aku yang selalu pergi meninggalkan dia kalo terjadi perdebatan tapi kali ini aku kena gilirannya, Alex pergi meninggalkanku saat perdebatan belum selesai, ternyata menyebalkan juga ya kalo di tinggalkan orang saat bicara.

***
Pagi

Hari ini aku satu shift dengan Alex, aku tak tau bagaimana keadaan Alex sampai detik ini, dari semalam dia tak juga menghubungiku atau mengirimkan sms. Mudah-mudahan saja suasana hatinya sudah kembali normal seperti sedia kala sehingga aku tak perlu lagi perang dingin dengannya seperti waktu dulu.

Saat ku masuk Resto masih lengang, hanya ada beberapa staff yang sudah datang dan masih santai-santai di kursi coffee shop bagian depan, beberapa di antaranya sedang merokok dengan nikmatnya.

Alex ternyata sudah datang lebih dulu, dia sedang duduk di dekat kasir sambil membuka-buka koran dengan wajah yang di tekuk bak pakaian lecek.

“ Pagi Pak..!” sapaku basa basi
“ Pagi..”

oh, ternyata dia menjawab sapaanku, ku kira dia akan mingkem saja mendengarnya.

Setelah absen, aku mencoba mendekatinya lagi

“ udah makan Pak?”
“ udah..!”
“ oh “

Jawabannya begitu singkat, membuatku tak enak tuk meneruskan, nampaknya amarah masih menyelimutinya pagi ini

“ ya udah, kalo gitu saya ganti baju dulu ya” kataku

Tak ada jawaban darinya, matanya terus menatap koran baru yang ada di depan.

****
Hari ini berlangsung dengan sangat membosankan dan kadang bikin kesel. Beberapa kali Alex menyuruhku dengan bahasa yang agak kasar seperti permintaan majikan diktator ke seorang pembantu.

Yaa memang pada dasarnya aku adalah pembantunya langsung dalam mengerjakan pekerjaan resto karna posisiku sebagai captain di sini, tapi alangkah baiknya jika dia memakai kata-kata yang lebih sopan seperti yang selama ini sudah dia lakukan padaku.

Tadi dia menyuruhku tuk mengantarkan makanan ke beberapa tamu dengan kasar, dia juga menyinggungku tuk tak kebanyakan mengobrol saat jam kerja, tak ketinggalan dia juga melarangku tuk berada di area bar seperti yang selama ini sudah biasa aku lakukan, alasannya adalah tuk menjaga agar barang-barang di bar tidak hilang atau dihabiskan karyawan.

“ WHAT..??? emangnya gw kleptomania apa..sampe sampe gw harus nguras isi bar tanpa seijin bartender..kelewatan!”

Tumben-tumbenan dia bersikap seperti ini, aku menduga bahwa ini adalah efek ambekannya padaku tadi malam, sepertinya dia berniat membalasku dengan memanfaatkan posisinya sebagai atasanku.

“ Hey Dam, kamu layani Bapak (owner) ya nanti, dia mau kesini makan siang sama temannya!” kata Alex

“ ooh Noooo, gw paling males kalo harus ngelayani bapak (owner), walaupun bapak orang yang baik dan masih gampang-gampang aja pesenannya, tapi kan kalo ngelayani pemilik resto tetep aja berasa berat bebannya” pekik hatiku

“ bapak mau ke sini ?” tanyaku
“ iya, dia mau lunch sama koleganya dari Taiwan” sahut Alex tanpa sekalipun bertatapan mata denganku
“ yang lain aja deh Pak…gw males kalo ngelayanin bapak, kan dia suka berjam-jam kalo udah duduk ” keluhku
“ HEH ..kalo males mending kamu gak usah masuk kerja aja deh..!! percuma saya kasih kamu kesempatan jadi captain kalo ternyata malesnya kayak bawahan begini, gak berguna banget sih..!” sahutnya jutek

Aku syok mendengar omongannya yang tiba-tiba nyelekit itu, padahal aku hanya berargumen sedikit soal bapak tapi malah jawabannya malah seperti itu.

“ Saya gak mau tau, pokoknya kalo bapak dateng yang harus ngelayanin itu kamu..!kalo kamu gak mau juga mending kamu keluar aja dari sini..! ” tegasnya lagi

Alex bergegas pergi ke dalam kantor, sementara aku yang merasa kesal menggerutukkan gigi grahamku sendiri kuat kuat. Aku pasrah pada perintah Alex, mau siapa lagi yang akan melayani, orang pelayan seresto semuanya enggan melayani bapak, semoga saja kerjaku nanti bisa baik dan tak ada cacat di depan Bapak.

***
Lunch

Hari bertambah siang dan tamu bertambah banyak, sementara Bapak (owner) sudah datang sekitar 10 menit yang lalu. Katanya koleganya berjumlah 3 orang di tambah staff bapak 1 orang, jadi kesemua tamu VIP yang harus ku handle adalah 5 orang termasuk bapak.

Menu makanan sudah di pesan juga oleh bapak, kebetulan tadi Siti yang menghandle pesanan bapak karna memang dia yang mengantarkan bapak ke ruang VIP.

“ Thanks ya Sit, kerja gw jadi lumayan ringan nih sekarang “ kataku pada Siti di depan VIP room
“ Iyeee, selamet lo yee, harusnye lo tuh yang handle bapak dari dateng sampe pulang..!, ini malah gw yang ngorder , udeh pokoknye elo yang jagain tuh bapak , gantian…kemaren maren gw !“ sahutnya berlagak jutek
“ hehe iya maaf deeh, gw kan tadi lagi di dapur, gak tau kalo bapak dah dateng…thanx ya..!”
“ au ah..!” sahutnya sambil ngeluyur pergi ke kasir.

Tamu-tamu terus berdatangan, cukup ramai memang siang ini sehingga membuat para pelayan tak kunjung bisa beristirahat walaupun hanya tuk sekedar mengobrol.

Sementara aku harus terus stand by di depan VIP room, khawatir kalo kalo bapak memanggil dari dalam.

Tak lama, mas Sultan datang ke resto, bukannya duduk di meja biasanya di pojokan tapi dia malah memilih duduk di dekatku berdiri saat ini.

“ alo Dam…!” sapanya dengan senyuman maut dari wajah tampannya
“ eh mas Sultan, lagi jagain VIP room nih..”
“ ooh..” katanya sambil menggeser kursi dan duduk
“ lho, ngapain duduk di sini mas? Kan gelap“
“ biarin, saya lagi bosen duduk di sana!, mau ngerasain tempat yang lain”
“ ooh..bentar ya, saya ambilin menu”
“ oke”

Aku beranjak mengambil menu yang ada di meja kasir, niatku ingin ku serahkan pada mas Sultan tapi keburu tangan Alex menyitanya dari genggamanku.

“ ih apa-apaan sih..!” protesku
“ kamu khusus jaga VIP aja, gak usah ngelayanin orang lain dulu..!”
“ tapi kan…”

Belum selesai omonganku, Alex sudah membawa buku menu itu ke meja mas Sultan, dia sendiri yang melayani pesanan menunya. Aku yang kecewa dengan sikapnya kembali berdiri di depan VIP room sambil memperhatikannya yang sedang mengorder menu.

Alex mengorder menu dengan sangat ramah, dia melebarkan senyum semanis-manisnya, memang sih senyumannya juga maut tapi apakah harus di tunjukkan sebagus itu pada mas Sultan ? ..belum lagi jaraknya yang cukup berdekatan serasa Alex sedang berusaha mencium aroma mas Sultan yang wanginya bikin lupa diri.

“ ah mikir apa gw, kenapa gw jadi cemburuan begini…Alex Cuma ngorder makanan kok, pasti dia gak ada niat macem-macem sama mas Sultan..lagian mas Sultan kan bukan pacar gw” batinku

Alex sepertinya selesai mengorder makanan, dia sedang mengulangi pesanan yang sudah diorder oleh mas Sultan. Lalu dia mengambil menunya kembali, tapi alangkah terkejutnya aku saat tangan Alex sekilas seperti menggenggam punggung telapak tangan mas Sultan, apa maksudnya itu semua ??

Apakah Alex sedang berusaha membuatku cemburu? Atau memang dia sedang berusaha merayu mas Sultan ? …

***
Aneh… Alex ternyata juga mau bersusah payah mengantarkan makanan pesanan mas Sultan ke mejanya. Padahal biasanya untuk urusan itu dia hanya menyerahkan pada anak buahnya.

“ silahkan di nikmati pak..!”
“ trima kasih ya pak..” sahut mas Sultan yang juga ikutan ramah
“ sama-sama ….nanti kalo ada tambahan bisa panggil saya kembali”
“ iya trima kasih !”

Setelah semua makanan dan minuman selesai di antarkan ke meja mas Sultan, Alex stand by tak jauh dari meja mas Sultan, dengan mupengnya dia terus memperhatikan mas Sultan dari kejauhan.

“ Dam, sini Dam..!” panggil mas Sultan tiba-tiba

Aku bergegas mendekatinya
“ saya minta air putih donk sama tissue, kayaknya Tom Yamnya kepedesan nih..!” katanya sambil menyeka mukanya yang mulai muncul keringat.
“ oh ya, kepedesan ya mas, tunggu saya ambilin..” kataku
“ biar saya aja Dam, kamu stand by lagi aja..” kata Alex yang ternyata sudah membuntutiku di belakang

Aaaarggh kok centil banget sih nih orang, dari tadi kayaknya kegatelan banget mau ngelayanin mas Sultan tanpa henti. Dia kayaknya gak rela kalo aku melayani mas Sultan sedikitpun.

“ ini silahkan pak “ kata Alex yang tiba-tiba sudah kembali dengan cepat
“ makasih pak..!”

***
Jumlah tamu sudah berkurang banyak, semuanya sudah kembali ke kantornya masing-masing, mas Sultanpun sudah selesai menghabiskan semua makanannya, ku lihat dia masih saja kepedesan karna Tom Yam pedas yang dimakannya tadi. Tissue masih saja di seka kan ke wajahnya yang berkulit putih sehat itu, bibirnya yang kepedesan jadi tambah kelihatan lebih merah dari biasanya.

Alex tiba-tiba datang mendekati mas Sultan walaupun mas Sultan sama sekali tidak memanggilnya.
“ ganjen banget sih lo pak..hadeeuuuh” batinku

“ maaf pak, kelihatannya bapak cukup sering ke resto ini ya?” kata Alex basa basi
“ iya pak, bener..memangnya kenapa ya? ”
“ oh gitu, kebetulan, saya mau menawarkan kartu member buat bapak, dimana kelebihan kartu member ini banyak sekali pak, di antaranya…bisa mendapat diskon 10 % setiap memesan makanan atau minuman di resto jaringan kami dan bapak juga bisa memakai kartu member ini di lebih dari 10 jaringan resto kami yang sudah tersebar di seluruh Jakarta, bapak juga bisa..”
“ yang seperti ini pak ?” tiba-tiba mas Sultan menunjukkan sebuah kartu member yang pernah ku berikan padanya beberapa waktu lalu

“ emmm iya bener, ooooh jadi ternyata bapak udah jadi member kami ya, .mmh..kalo begitu… saya ucapkan terima kasih lagi atas kunjungan bapak selama ini…kami sangat senang dengan kehadiran bapak di resto kami ” sahut Alex yang kelihatannya malu sekali karna sudah nyerocos panjang lebar tentang kartu member .

Alex kemudian mundur dan menjauhi mas Sultan, dia buru-buru masuk ke dalam dapur, nampaknya memang benar, dia malu sekali sudah show off di depanku tadi. Mas Sultan saja senyam senyum ke arahku, dia nampaknya juga geli mendengar ocehan Alex tadi , di kiranya mas Sultan belum punya kartu member.

“Dam, gimana..udah ada keputusan ?” tanya mas Sultan
“ belum mas, saya belum mikir tentang itu, belum sempet..”
“ jangan lama-lama lah, nanti kalo kelamaan keburu di ambil orang lho, si Zein juga lagi nyari-nyari orang nih..”
“ yaah mas, jangan cepet-cepet donk, saya kan harus mikirin dulu..”
“ oke deh, pokoknya jawabannya secepatnya dan harus memuaskan…gak ada kata nolak ya?!”
“ hehe tau lah mas.. kita liat aja nanti..”

****
Setelah mas Sultan pergi, Alex baru muncul kembali ke depan, dia hilir mudik saja di hall tapi tak sekalipun berani menatapku yang masih saja menunggui bapak yang sepertinya masih meeting di dalam.

Sudah hampir 2 jam aku berdiri di depan VIP room, menunggu bapak yang tak juga selesai-selesai. Cape juga rasanya betisku dari tadi berdiri, ingin ku ambil saja kursi yang ada di dekatku lalu ku duduki tapi tak mungkin, gak enak kalo bapak melihatnya.

Sementara jam pulang shift pagi akan segera selesai 15 menit lagi tapi aku masih tetap menghandle bapak, tak ada yang mau menggantikanku, memang bapak itu ibarat sebuah momok yang selalu di hindari, tak ada pelayan yang dengan sukarela melayaninya kalo tak di paksa oleh atasan.

Tamu hall sudah lumayan kosong, para pelayan juga sudah mulai menyebar kemana-mana. Ada yang sedang makan siang, ada yang ngobrol di dapur, ada yang duduk-duduk di loker menunggu jam pulang. Sedangkan aku masih harus stand by di sini.

TAK TUK TAK TUK

Suara sepatu seorang tamu wanita cantik yang anggun tiba-tiba memecah suasana sepi resto, dia berjalan dengan cepat menuju sebuah meja di bagian tengah hall. Tak ada pelayan yang mengantarnya dari pintu masuk, tak ada juga pelayan yang stand by di hall selain aku dan Alex di dekat TV.

“ Aah pada kemana nih bocah-bocah, kenapa jadi pada ngilang begini” batinku

Alex kemudian memberiku kode tuk segera mengambil menu dan melayani tamu wanita cantik itu.

Padahal kalo di pikir-pikir kenapa bukan dia saja yang melayani tamu itu, kenapa harus aku yang sedari tadi tak boleh melayani tamu selain bapak.

Aku menggelengkan kepala pada Alex tanda aku tidak mau melayani tamu itu karna aku sedang menjaga VIP room di sini. Alex pun seperti kesal denganku, dia bergegas ke arah kasir tuk mengambil menu dan kembali ke wanita itu.

“ Duuh jelek sekali ya service di sini…di depan gak ada orang, di dalam ada orang tapi gak cepat merespon, sampe harus nunggu sejam tuk sekedar ambil menu doank ! ” pekik wanita itu sambil melihat-lihat menu yang baru saja di rampasnya dari Alex, pekiknya membahana ke seluruh hall, mudah-mudahan saja bapak di dalam tidak mendengarnya

“ waduh…galak banget ini cewe, untung gw gak ngorder dia, kayak nenek sihir aja” kataku dalam hati

“ emm maaf ya bu, tadi sa…”
“ jangan panggil saya ibu, saya bukan ibu kamu..!!” wanita itu kembali melontarkan kata-kata ajaib pada Alex

Alex diam saja, tapi walaupun begitu, dia masih memasang wajah ramah pada perempuan itu, tapi tentunya keramahan kali ini sangat berbeda di banding dengan keramahan yang dia tunjukkan pada mas Sultan tadi.

“ xixixi kasian Alex, kayaknya tersiksa banget tuh dia ngelayani tamu cerewet itu, sukurin …biar tau rasa !” Batinku

Tiba-tiba pintu VIP di buka, bapak dan kolega nampaknya sudah selesai meetingnya, mereka sedang bersalam-salaman di dalam.

“ horeee, gak sampe 3 jam gw harus nunggu bapak di sini..!” pekiku dalam hati

Lalu bapak keluar VIP room dengan wajah sumringah, sebuah hal positif yang selalu di tunjukkannya pada karyawan-karyawannya.

“ eh De’ Pak Alex mana?” tanya Bapak
“ itu pak, sedang melayani tamu” sahutku sambil menunjukkan keberadaan Alex
“ ooh ..okay, saya titip pesen ya, suruh dia ke kantor saya nanti…”
“ baik pak, akan saya sampaikan”

Lalu Bapak pergi keluar resto bersama koleganya, akupun segera membereskan piring dan gelas-gelas bekas makan minum bapak. Sementara Alex masih mematung di dekat tamu wanita cantik nan jutek itu.

3 menit kemudian di dapur..

“ Pak, tadi di panggil Bapak ke kantornya tuh…” kataku sambil menggotong banyak piring dan gelas di sebuah nampan menuju tempat cuci piring
“ aduuuh mau ngapain siih, udah waktunya pulang juga….penting gak sih kira-kira..?” tanyanya uring-uringan, nampaknya dia juga sedang di buru waktu tuk pulang cepat
“ mana saya tau..”
“ ya udah kamu terusin layanin tuh perempuan, rese banget mulutnya..” suruh Alex seenaknya
“ gak ah , gak mau, dah jam pulang niih..” tolakku

Alex kemudian memelototiku, dia tak suka dengan jawabanku
“ mau puuulang?? Enak aja, masih ada kerjaan kok mau pulang..! pokoknya saya gak mau tau , kamu yang harus ngelayanin tuh perempuan cerewet !!! “ bentaknya di depan banyak orang

Aku berbalik memelototinya, kali ini aku yang tak suka dengan pendapatnya
“ saya kan udah selesai waktu kerjanya …kenapa gak bapak suruh aja anak sore yang handle tuh tamu…masih banyak kan anak-anak sore….ribed banget ..!”

“ HEH…kamu tuh anak buah saya, jadi kamu harus turuti smua perintah saya ,termasuk yang ini..!! kalo kamu gak mau…mending berhenti kerja aja !! ” bentaknya

Kata-katanya cukup keras hingga semua orang di dapur pasti mendengarnya, sedikit banyak aku malu dibentaknya seperti itu, kesannya aku adalah anak buah yang sedang melawan atasannya.

Hampir semua mata memandang kami, mulai dari Chef, koki sampai tukang cuci piring pasti bertanya-tanya ada apa dengan kami berdua hingga perdebatan kami dimulai seperti dulu.

Aku berniat tak mau menjawabnya kali ini, aku tak mau melayani emosinya, biar saja akan ku ikuti kemauannya menjaga tamu cerewet itu, toh dia tak akan duduk berjam-jam seperti Bapak dengan koleganya tadi.

Tiba-tiba Siti datang ke dapur dan memperhatikan sikap kami yang bersitegang sambil berhadap-hadapan. Sepertinya dia diberitahu staff lain bahwa ada pertengkaran lagi diantara aku dan Alex.

“ Udah pak, biar Adam pulang aja, kan masih ada saya sampe malam nanti, saya akan jagain tuh tamu” kata SIti berusaha melerai dan menenangkan hati Alex yang panas membara

“ biar aja Ti, gapapa, gw rela kok lembur dikit, Cuma jagain tamu satu doank aja pake ribet..!” sahutku sambil ngeluyur keluar dapur tak menghiraukan lagi Alex di hadapanku

***

Di Hall

Aku berdiam diri mematung di hall di antara meja-meja kosong resto, jauh di depanku hanya ada satu tamu perempuan cerewet yang sepertinya sedang menunggu temannya datang, akan ku jaga sampai perempuan itu menyelesaikan urusannya di sini, setelah itu aku bisa pulang dengan senang hati. Gampang kan?!

Amarah membara karna kesal dengan Alex ku tahan sekuat tenaga agar tak meledak seperti dulu. Malu rasanya kalau harus bertengkar terus menerus di tempat kerja, apalagi posisiku adalah bawahan Alex, tak pantas jika aku terus melawannya di depan banyak orang.

Aku melihat Alex keluar dari dapur kemudian langsung mendekatiku dengan memasang wajah garang.
“ Kamu ngapain malah di sini??? katanya tadi mau pulang!” tanyanya dengan memasang muka yang mengajak perang
“ Astaghfirullah , kenapa lagi siiih aaay….masih kurang berantemnya ??” tanyaku heran
“ Jangan panggil saya lagi dengan kata-kata itu..saya bukan apa-apa kamu !” bentaknya

DEG..

Jantungku serasa jatuh lemas, tak ku sangka dia bilang hal seperti itu, kapan dia memutuskan hubungan denganku? Tadi malam ?? ah… aku tak yakin semalam dia bilang kata putus, aku tak merasa mendengarnya.

“ mending kamu pulang aja seperti kemauan kamu tadi, biar Siti aja yang ambil alih, saya gak butuh kamu !! kamu gak berguna sama sekali di resto ini ” katanya nyolot
“ lho maksudnya apa ? kenapa jadi ngomongnya ngelantur gitu ?? kalo lagi kesel sama gw ya jangan bawa-bawa masalah pribadi ke kerjaan dooonk ! ”
“ emang bener ya kamu tuh pembangkang.. sama atasan berani ngomong lo gw, kayaknya SP 1 pantas banget buat kamu..!!!” katanya

“ WHAT ??? SP1?? Konyol banget sih, Cuma gara-gara mendebat tuk hal yang gw rasa bener kenapa gw harus dapet SP1 ??? “ jeritku dalam hati

Ingin ku jawab dan ku klarifikasi kesalahanku yang sebenarnya tapi keburu dia pergi menjauh.

***
Setelah selesai menjaga tamu cerewet itu, aku segera merapikan meja yang ditinggalkannya. Beberapa lembar uang ribuan di selipkannya di dalam bill, nampaknya dia sangat puas dengan pelayananku yang sigap hingga dia rela memberikan tips yang lumayan besar,.. langsung saja ku taruh uang tersebut di kotak tips.

Hapeku bergetar-getar di saku celanaku, ku ambil dan ku lihat layar, ternyata sebuah sms telah masuk.

FROM : SULTAN
MESSAGE : Dam, ntr ngegym breng yuk, bte nih klo hrus sndirian gk da tmen

Lalu dengan senang hati segera ku balas

TO : SULTAN
MESSAGE : boleh mas, jam brp ? ktmu dmn ?

Tak berapa lama aku mendapat lagi balasannya

FROM : SULTAN
MESSAGE : jam 6 an, ktmu di gym ja lngsg, ok c u 

****

Tepat pukul 5:45 aku berangkat ke gym, warna langit senja masih saja terang walaupun sebentar lagi malam menyelimuti hari.

Aku memasuki kompleks perkantoran dan langsung menuju sebuah gedung dimana tempat fitness berada. Baru saja aku akan melangkahkan kaki di tangga lobbynya, ada seseorang yang memanggilku dari arah belakang.
“ DAAM!”

Ku tengok ke belakang, ternyata mas Sultan yang memanggilku, dia sedang berlari ke arahku
.
“ wah kebetulan banget pas-pasan datengnya barengan gini” katanya
“ iya nih mas tumben barengan” sahutku
“ ya udah naik yuk!” ajaknya
“ come on ..”

Belum sempat kami memasuki lobby gedung, tanganku di cengkram orang dengan kuat sampai terasa sakit sekali.

“ AAwww…” pekikku

Aku melihat Alex di sampingku, wajahnya amat sangar sekali kali ini, kelihatannya dia siap meledak di tempat.
“ Ngapain sih, lepasin gak, sakit tau !!” kataku keras

Aku berusaha melepaskan cengkramannya yang kuat tapi tak berhasil, malahan dia menarikku menjauhi mas Sultan yang terpana melihat keganasan Alex.

“ Mau ngapain kamu berdua???” bentak Alex setelah agak jauh dari mas Sultan
“ ya mau ngegym lah, mau ngapain lagi.” Sahutku yang masih berusaha melepaskan cengkramannya

Aku tak tahan dengan cengkramannya, lalu aku bilang..“ LEPASIN !!! “ sambil mengeluarkan tenaga yang kuat

Dan berhasil, tangannya tak lagi mencengkram tanganku

“ HEH DASAR PEREK ! baru aja di putusin udah ngegandeng yang lain, dasar GAK TAU MALU LU!” katanya keras sambil telunjuknya menunjuk-nunjuk wajahku

Hatiku panass, kata-katanya sangat menyakitkan, bagaikan di siram minyak tanah, kini api amarahku siap membakarnya hidup-hidup.

“ MAU LO APA??? LO BELUM PUAS JUGA HARI INI??? JANGAN MERASA BENER SENDIRI LO YA, EMANG LO PIKIR LO TUH MALAIKAT ???, BISA BISANYA NGATAIN GW PEREK….SUMPAH, GW KECEWA BANGET SAMA LO, MULUT LO TUH TAJEM TERNYATA YA!!”

Wajahku panas, pasti kalau di lihat warnanya merah padam, api amarah telah ku ledakkan kepadanya, nampaknya dia siap membalas kata-kataku, tapi sebelum itu terjadi, seorang security datang menghampiri.

“ Permisi selamat sore mas Adam…” sapanya pada kami berdua walaupun dia hanya menyebutkan namaku saja.

Kami berdua melirik ke arah petugas itu, ternyata mas Harry yang sudah ku kenal lama.

“ iya mas Har ada apa ya..?” tanyaku sambil mengatur nafas yang kembang kempis
“ maaf mengganggu nih mas Adam, tapi dari tadi saya melihat mas Adam dengan bapak ini tarik tarikan dan bertengkar, alangkah baiknya hal ini diselesaikan di dalam saja, agar tak menyita perhatian orang banyak nantinya”
“ gak perlu mas Har, saya udah selesai kok, saya sebenernya udah cape berantem sama ini orang, tapi dianya aja yang bikin rusuh terus..” kataku yang tak melepas sedikitpun pandangan tajam ke arah Alex

Alex pun diam saja, nampaknya dia malu sama mas Harry sang petugas security, karna kalo kasus ini sampai berkepanjangan, imej baiknya sebagai manager resto di kompleks perkantoran ini akan berantakan.

“ Permisi mas Har, saya mau ke gym dulu, udah di tunggu temen di lobby” pamitku

Alex pun ikut2an pergi, aku berjalan ke arah mas Sultan lagi, nampaknya dia memperhatikan pertengkaran kami berdua, tapi ku yakin, dia tak akan mendengarnya sedikitpun karna jaraknya cukup jauh tuk bisa di dengar olehnya.

“ Ada apa sih Dam ? kok bisa begitu ? dia atasan kamu kan ?” tanyanya
“ gak ada apa-apa mas, dia rese aja hari ini, tau deh, lagi PMS kali, dari tadi pagi kesannya saya salaah melulu di depan dia, walaupun dia atasan saya tapi kan kalo saya bener kenapa harus mengalah ?!”
“ ya ya , oke saya ngerti kok, gak usah di jelasin lagi nanti kamu tambah panas lagi”
“ gapapa mas, udah biasa kok berantem sama dia”

Aku dan mas Sultan melanjutkan lagi perjalanan menuju gym yang ada di lantai paling atas, sementara Alex sepertinya tak mengikutiku sampai ke dalam lift, mungkin dia sudah menyerah tuk hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar