Part 15 Bara Api yang panasss!
Keheningan tiba-tiba menyeruak ke seluruh ruang kamar yang sempit ini,
pertanyaan Alex benar-benar seperti menjebakku, aku tak menyiapkan sama
sekali jawabannya, aku tak mengira dia akan bertanya hal seperti ini.
Dadaku berdegup degup, takut kalo aku salah berucap. Kenapa Alex
sebegitu cemburunya dengan keberadaan mas Sultan, sedangkan aku sampe
sekarang masih menganggapnya masih hanya sebatas teman jalan dan teman
main karna Alex yang sebelumnya menjadi teman jalanku sudah mulai sibuk
mengurusi pernikahannya yang hanya tinggal beberapa minggu lagi,
otomatis peran itu sedikit demi sedikit mulai tergeser ke mas Sultan.
“ Heh, kok bengong, gak bisa jawab ya ?” kata Alex yang tiba-tiba membuyarkan lamunanku
“ aku nunggu jawaban kamu lho, jangan kamu anggap aku di sini Cuma patung…cepetan jawab, biar jelas hubungan kita ini” lanjutnya
“ bukannya aku gak mau jawab, tapi aku berfikir kok sekarang malah aku
yang di sudutkan? bukannya kamu yang bikin hubungan kita jadi gak jelas?
dengan rencana pernikahanmu yang grasak grusuk ini, jadi bikin semuanya
terasa hambar” belaku
“ bukannya aku menyudutkan kamu, aku Cuma pengen kamu jujur sama aku,
apa kamu ada rasa sama laki-laki itu sampe sampe setiap dia datang ke
resto maka wajah kamu akan langsung sumringah dan akan selalu pergi
mendatangi mejanya tuk ngorder ataupun hanya sekedar ketawa ketiwi”
Mata Alex serius memandangiku dengan tajam sekali seperti seorang bapak sedang memarahi anaknya.
“ Oke …gak usah bertele-tele , kalo kamu diam saja, itu berarti
jawabannya udah jelas, kamu lebih memilih dia, aku gak akan ganggu kamu
lagi..slamat malam!”
tiba-tiba dia ngambeg dan beranjak keluar kamar
“ heh ay…ay…tunggu dulu” aku berusaha menggamit tangannya tapi tak berhasil , dia menepis peganganku dengan kasar
Biasanya aku yang selalu pergi meninggalkan dia kalo terjadi perdebatan
tapi kali ini aku kena gilirannya, Alex pergi meninggalkanku saat
perdebatan belum selesai, ternyata menyebalkan juga ya kalo di
tinggalkan orang saat bicara.
***
Pagi
Hari ini aku satu shift dengan Alex, aku tak tau bagaimana keadaan Alex
sampai detik ini, dari semalam dia tak juga menghubungiku atau
mengirimkan sms. Mudah-mudahan saja suasana hatinya sudah kembali normal
seperti sedia kala sehingga aku tak perlu lagi perang dingin dengannya
seperti waktu dulu.
Saat ku masuk Resto masih lengang, hanya ada beberapa staff yang sudah
datang dan masih santai-santai di kursi coffee shop bagian depan,
beberapa di antaranya sedang merokok dengan nikmatnya.
Alex ternyata sudah datang lebih dulu, dia sedang duduk di dekat kasir
sambil membuka-buka koran dengan wajah yang di tekuk bak pakaian lecek.
“ Pagi Pak..!” sapaku basa basi
“ Pagi..”
oh, ternyata dia menjawab sapaanku, ku kira dia akan mingkem saja mendengarnya.
Setelah absen, aku mencoba mendekatinya lagi
“ udah makan Pak?”
“ udah..!”
“ oh “
Jawabannya begitu singkat, membuatku tak enak tuk meneruskan, nampaknya amarah masih menyelimutinya pagi ini
“ ya udah, kalo gitu saya ganti baju dulu ya” kataku
Tak ada jawaban darinya, matanya terus menatap koran baru yang ada di depan.
****
Hari ini berlangsung dengan sangat membosankan dan kadang bikin kesel.
Beberapa kali Alex menyuruhku dengan bahasa yang agak kasar seperti
permintaan majikan diktator ke seorang pembantu.
Yaa memang pada dasarnya aku adalah pembantunya langsung dalam
mengerjakan pekerjaan resto karna posisiku sebagai captain di sini, tapi
alangkah baiknya jika dia memakai kata-kata yang lebih sopan seperti
yang selama ini sudah dia lakukan padaku.
Tadi dia menyuruhku tuk mengantarkan makanan ke beberapa tamu dengan
kasar, dia juga menyinggungku tuk tak kebanyakan mengobrol saat jam
kerja, tak ketinggalan dia juga melarangku tuk berada di area bar
seperti yang selama ini sudah biasa aku lakukan, alasannya adalah tuk
menjaga agar barang-barang di bar tidak hilang atau dihabiskan karyawan.
“ WHAT..??? emangnya gw kleptomania apa..sampe sampe gw harus nguras isi bar tanpa seijin bartender..kelewatan!”
Tumben-tumbenan dia bersikap seperti ini, aku menduga bahwa ini adalah
efek ambekannya padaku tadi malam, sepertinya dia berniat membalasku
dengan memanfaatkan posisinya sebagai atasanku.
“ Hey Dam, kamu layani Bapak (owner) ya nanti, dia mau kesini makan siang sama temannya!” kata Alex
“ ooh Noooo, gw paling males kalo harus ngelayani bapak (owner),
walaupun bapak orang yang baik dan masih gampang-gampang aja pesenannya,
tapi kan kalo ngelayani pemilik resto tetep aja berasa berat bebannya”
pekik hatiku
“ bapak mau ke sini ?” tanyaku
“ iya, dia mau lunch sama koleganya dari Taiwan” sahut Alex tanpa sekalipun bertatapan mata denganku
“ yang lain aja deh Pak…gw males kalo ngelayanin bapak, kan dia suka berjam-jam kalo udah duduk ” keluhku
“ HEH ..kalo males mending kamu gak usah masuk kerja aja deh..!! percuma
saya kasih kamu kesempatan jadi captain kalo ternyata malesnya kayak
bawahan begini, gak berguna banget sih..!” sahutnya jutek
Aku syok mendengar omongannya yang tiba-tiba nyelekit itu, padahal aku
hanya berargumen sedikit soal bapak tapi malah jawabannya malah seperti
itu.
“ Saya gak mau tau, pokoknya kalo bapak dateng yang harus ngelayanin itu
kamu..!kalo kamu gak mau juga mending kamu keluar aja dari sini..! ”
tegasnya lagi
Alex bergegas pergi ke dalam kantor, sementara aku yang merasa kesal
menggerutukkan gigi grahamku sendiri kuat kuat. Aku pasrah pada perintah
Alex, mau siapa lagi yang akan melayani, orang pelayan seresto semuanya
enggan melayani bapak, semoga saja kerjaku nanti bisa baik dan tak ada
cacat di depan Bapak.
***
Lunch
Hari bertambah siang dan tamu bertambah banyak, sementara Bapak (owner)
sudah datang sekitar 10 menit yang lalu. Katanya koleganya berjumlah 3
orang di tambah staff bapak 1 orang, jadi kesemua tamu VIP yang harus ku
handle adalah 5 orang termasuk bapak.
Menu makanan sudah di pesan juga oleh bapak, kebetulan tadi Siti yang
menghandle pesanan bapak karna memang dia yang mengantarkan bapak ke
ruang VIP.
“ Thanks ya Sit, kerja gw jadi lumayan ringan nih sekarang “ kataku pada Siti di depan VIP room
“ Iyeee, selamet lo yee, harusnye lo tuh yang handle bapak dari dateng
sampe pulang..!, ini malah gw yang ngorder , udeh pokoknye elo yang
jagain tuh bapak , gantian…kemaren maren gw !“ sahutnya berlagak jutek
“ hehe iya maaf deeh, gw kan tadi lagi di dapur, gak tau kalo bapak dah dateng…thanx ya..!”
“ au ah..!” sahutnya sambil ngeluyur pergi ke kasir.
Tamu-tamu terus berdatangan, cukup ramai memang siang ini sehingga
membuat para pelayan tak kunjung bisa beristirahat walaupun hanya tuk
sekedar mengobrol.
Sementara aku harus terus stand by di depan VIP room, khawatir kalo kalo bapak memanggil dari dalam.
Tak lama, mas Sultan datang ke resto, bukannya duduk di meja biasanya di
pojokan tapi dia malah memilih duduk di dekatku berdiri saat ini.
“ alo Dam…!” sapanya dengan senyuman maut dari wajah tampannya
“ eh mas Sultan, lagi jagain VIP room nih..”
“ ooh..” katanya sambil menggeser kursi dan duduk
“ lho, ngapain duduk di sini mas? Kan gelap“
“ biarin, saya lagi bosen duduk di sana!, mau ngerasain tempat yang lain”
“ ooh..bentar ya, saya ambilin menu”
“ oke”
Aku beranjak mengambil menu yang ada di meja kasir, niatku ingin ku
serahkan pada mas Sultan tapi keburu tangan Alex menyitanya dari
genggamanku.
“ ih apa-apaan sih..!” protesku
“ kamu khusus jaga VIP aja, gak usah ngelayanin orang lain dulu..!”
“ tapi kan…”
Belum selesai omonganku, Alex sudah membawa buku menu itu ke meja mas
Sultan, dia sendiri yang melayani pesanan menunya. Aku yang kecewa
dengan sikapnya kembali berdiri di depan VIP room sambil
memperhatikannya yang sedang mengorder menu.
Alex mengorder menu dengan sangat ramah, dia melebarkan senyum
semanis-manisnya, memang sih senyumannya juga maut tapi apakah harus di
tunjukkan sebagus itu pada mas Sultan ? ..belum lagi jaraknya yang cukup
berdekatan serasa Alex sedang berusaha mencium aroma mas Sultan yang
wanginya bikin lupa diri.
“ ah mikir apa gw, kenapa gw jadi cemburuan begini…Alex Cuma ngorder
makanan kok, pasti dia gak ada niat macem-macem sama mas Sultan..lagian
mas Sultan kan bukan pacar gw” batinku
Alex sepertinya selesai mengorder makanan, dia sedang mengulangi pesanan
yang sudah diorder oleh mas Sultan. Lalu dia mengambil menunya kembali,
tapi alangkah terkejutnya aku saat tangan Alex sekilas seperti
menggenggam punggung telapak tangan mas Sultan, apa maksudnya itu semua
??
Apakah Alex sedang berusaha membuatku cemburu? Atau memang dia sedang berusaha merayu mas Sultan ? …
***
Aneh… Alex ternyata juga mau bersusah payah mengantarkan makanan pesanan
mas Sultan ke mejanya. Padahal biasanya untuk urusan itu dia hanya
menyerahkan pada anak buahnya.
“ silahkan di nikmati pak..!”
“ trima kasih ya pak..” sahut mas Sultan yang juga ikutan ramah
“ sama-sama ….nanti kalo ada tambahan bisa panggil saya kembali”
“ iya trima kasih !”
Setelah semua makanan dan minuman selesai di antarkan ke meja mas
Sultan, Alex stand by tak jauh dari meja mas Sultan, dengan mupengnya
dia terus memperhatikan mas Sultan dari kejauhan.
“ Dam, sini Dam..!” panggil mas Sultan tiba-tiba
Aku bergegas mendekatinya
“ saya minta air putih donk sama tissue, kayaknya Tom Yamnya kepedesan
nih..!” katanya sambil menyeka mukanya yang mulai muncul keringat.
“ oh ya, kepedesan ya mas, tunggu saya ambilin..” kataku
“ biar saya aja Dam, kamu stand by lagi aja..” kata Alex yang ternyata sudah membuntutiku di belakang
Aaaarggh kok centil banget sih nih orang, dari tadi kayaknya kegatelan
banget mau ngelayanin mas Sultan tanpa henti. Dia kayaknya gak rela kalo
aku melayani mas Sultan sedikitpun.
“ ini silahkan pak “ kata Alex yang tiba-tiba sudah kembali dengan cepat
“ makasih pak..!”
***
Jumlah tamu sudah berkurang banyak, semuanya sudah kembali ke kantornya
masing-masing, mas Sultanpun sudah selesai menghabiskan semua
makanannya, ku lihat dia masih saja kepedesan karna Tom Yam pedas yang
dimakannya tadi. Tissue masih saja di seka kan ke wajahnya yang
berkulit putih sehat itu, bibirnya yang kepedesan jadi tambah kelihatan
lebih merah dari biasanya.
Alex tiba-tiba datang mendekati mas Sultan walaupun mas Sultan sama sekali tidak memanggilnya.
“ ganjen banget sih lo pak..hadeeuuuh” batinku
“ maaf pak, kelihatannya bapak cukup sering ke resto ini ya?” kata Alex basa basi
“ iya pak, bener..memangnya kenapa ya? ”
“ oh gitu, kebetulan, saya mau menawarkan kartu member buat bapak,
dimana kelebihan kartu member ini banyak sekali pak, di antaranya…bisa
mendapat diskon 10 % setiap memesan makanan atau minuman di resto
jaringan kami dan bapak juga bisa memakai kartu member ini di lebih dari
10 jaringan resto kami yang sudah tersebar di seluruh Jakarta, bapak
juga bisa..”
“ yang seperti ini pak ?” tiba-tiba mas Sultan menunjukkan sebuah kartu
member yang pernah ku berikan padanya beberapa waktu lalu
“ emmm iya bener, ooooh jadi ternyata bapak udah jadi member kami ya,
.mmh..kalo begitu… saya ucapkan terima kasih lagi atas kunjungan bapak
selama ini…kami sangat senang dengan kehadiran bapak di resto kami ”
sahut Alex yang kelihatannya malu sekali karna sudah nyerocos panjang
lebar tentang kartu member .
Alex kemudian mundur dan menjauhi mas Sultan, dia buru-buru masuk ke
dalam dapur, nampaknya memang benar, dia malu sekali sudah show off di
depanku tadi. Mas Sultan saja senyam senyum ke arahku, dia nampaknya
juga geli mendengar ocehan Alex tadi , di kiranya mas Sultan belum punya
kartu member.
“Dam, gimana..udah ada keputusan ?” tanya mas Sultan
“ belum mas, saya belum mikir tentang itu, belum sempet..”
“ jangan lama-lama lah, nanti kalo kelamaan keburu di ambil orang lho, si Zein juga lagi nyari-nyari orang nih..”
“ yaah mas, jangan cepet-cepet donk, saya kan harus mikirin dulu..”
“ oke deh, pokoknya jawabannya secepatnya dan harus memuaskan…gak ada kata nolak ya?!”
“ hehe tau lah mas.. kita liat aja nanti..”
****
Setelah mas Sultan pergi, Alex baru muncul kembali ke depan, dia hilir
mudik saja di hall tapi tak sekalipun berani menatapku yang masih saja
menunggui bapak yang sepertinya masih meeting di dalam.
Sudah hampir 2 jam aku berdiri di depan VIP room, menunggu bapak yang
tak juga selesai-selesai. Cape juga rasanya betisku dari tadi berdiri,
ingin ku ambil saja kursi yang ada di dekatku lalu ku duduki tapi tak
mungkin, gak enak kalo bapak melihatnya.
Sementara jam pulang shift pagi akan segera selesai 15 menit lagi tapi
aku masih tetap menghandle bapak, tak ada yang mau menggantikanku,
memang bapak itu ibarat sebuah momok yang selalu di hindari, tak ada
pelayan yang dengan sukarela melayaninya kalo tak di paksa oleh atasan.
Tamu hall sudah lumayan kosong, para pelayan juga sudah mulai menyebar
kemana-mana. Ada yang sedang makan siang, ada yang ngobrol di dapur, ada
yang duduk-duduk di loker menunggu jam pulang. Sedangkan aku masih
harus stand by di sini.
TAK TUK TAK TUK
Suara sepatu seorang tamu wanita cantik yang anggun tiba-tiba memecah
suasana sepi resto, dia berjalan dengan cepat menuju sebuah meja di
bagian tengah hall. Tak ada pelayan yang mengantarnya dari pintu masuk,
tak ada juga pelayan yang stand by di hall selain aku dan Alex di dekat
TV.
“ Aah pada kemana nih bocah-bocah, kenapa jadi pada ngilang begini” batinku
Alex kemudian memberiku kode tuk segera mengambil menu dan melayani tamu wanita cantik itu.
Padahal kalo di pikir-pikir kenapa bukan dia saja yang melayani tamu
itu, kenapa harus aku yang sedari tadi tak boleh melayani tamu selain
bapak.
Aku menggelengkan kepala pada Alex tanda aku tidak mau melayani tamu itu
karna aku sedang menjaga VIP room di sini. Alex pun seperti kesal
denganku, dia bergegas ke arah kasir tuk mengambil menu dan kembali ke
wanita itu.
“ Duuh jelek sekali ya service di sini…di depan gak ada orang, di dalam
ada orang tapi gak cepat merespon, sampe harus nunggu sejam tuk sekedar
ambil menu doank ! ” pekik wanita itu sambil melihat-lihat menu yang
baru saja di rampasnya dari Alex, pekiknya membahana ke seluruh hall,
mudah-mudahan saja bapak di dalam tidak mendengarnya
“ waduh…galak banget ini cewe, untung gw gak ngorder dia, kayak nenek sihir aja” kataku dalam hati
“ emm maaf ya bu, tadi sa…”
“ jangan panggil saya ibu, saya bukan ibu kamu..!!” wanita itu kembali melontarkan kata-kata ajaib pada Alex
Alex diam saja, tapi walaupun begitu, dia masih memasang wajah ramah
pada perempuan itu, tapi tentunya keramahan kali ini sangat berbeda di
banding dengan keramahan yang dia tunjukkan pada mas Sultan tadi.
“ xixixi kasian Alex, kayaknya tersiksa banget tuh dia ngelayani tamu cerewet itu, sukurin …biar tau rasa !” Batinku
Tiba-tiba pintu VIP di buka, bapak dan kolega nampaknya sudah selesai meetingnya, mereka sedang bersalam-salaman di dalam.
“ horeee, gak sampe 3 jam gw harus nunggu bapak di sini..!” pekiku dalam hati
Lalu bapak keluar VIP room dengan wajah sumringah, sebuah hal positif yang selalu di tunjukkannya pada karyawan-karyawannya.
“ eh De’ Pak Alex mana?” tanya Bapak
“ itu pak, sedang melayani tamu” sahutku sambil menunjukkan keberadaan Alex
“ ooh ..okay, saya titip pesen ya, suruh dia ke kantor saya nanti…”
“ baik pak, akan saya sampaikan”
Lalu Bapak pergi keluar resto bersama koleganya, akupun segera
membereskan piring dan gelas-gelas bekas makan minum bapak. Sementara
Alex masih mematung di dekat tamu wanita cantik nan jutek itu.
3 menit kemudian di dapur..
“ Pak, tadi di panggil Bapak ke kantornya tuh…” kataku sambil menggotong
banyak piring dan gelas di sebuah nampan menuju tempat cuci piring
“ aduuuh mau ngapain siih, udah waktunya pulang juga….penting gak sih
kira-kira..?” tanyanya uring-uringan, nampaknya dia juga sedang di buru
waktu tuk pulang cepat
“ mana saya tau..”
“ ya udah kamu terusin layanin tuh perempuan, rese banget mulutnya..” suruh Alex seenaknya
“ gak ah , gak mau, dah jam pulang niih..” tolakku
Alex kemudian memelototiku, dia tak suka dengan jawabanku
“ mau puuulang?? Enak aja, masih ada kerjaan kok mau pulang..! pokoknya
saya gak mau tau , kamu yang harus ngelayanin tuh perempuan cerewet !!! “
bentaknya di depan banyak orang
Aku berbalik memelototinya, kali ini aku yang tak suka dengan pendapatnya
“ saya kan udah selesai waktu kerjanya …kenapa gak bapak suruh aja anak
sore yang handle tuh tamu…masih banyak kan anak-anak sore….ribed banget
..!”
“ HEH…kamu tuh anak buah saya, jadi kamu harus turuti smua perintah saya
,termasuk yang ini..!! kalo kamu gak mau…mending berhenti kerja aja !! ”
bentaknya
Kata-katanya cukup keras hingga semua orang di dapur pasti mendengarnya,
sedikit banyak aku malu dibentaknya seperti itu, kesannya aku adalah
anak buah yang sedang melawan atasannya.
Hampir semua mata memandang kami, mulai dari Chef, koki sampai tukang
cuci piring pasti bertanya-tanya ada apa dengan kami berdua hingga
perdebatan kami dimulai seperti dulu.
Aku berniat tak mau menjawabnya kali ini, aku tak mau melayani emosinya,
biar saja akan ku ikuti kemauannya menjaga tamu cerewet itu, toh dia
tak akan duduk berjam-jam seperti Bapak dengan koleganya tadi.
Tiba-tiba Siti datang ke dapur dan memperhatikan sikap kami yang
bersitegang sambil berhadap-hadapan. Sepertinya dia diberitahu staff
lain bahwa ada pertengkaran lagi diantara aku dan Alex.
“ Udah pak, biar Adam pulang aja, kan masih ada saya sampe malam nanti,
saya akan jagain tuh tamu” kata SIti berusaha melerai dan menenangkan
hati Alex yang panas membara
“ biar aja Ti, gapapa, gw rela kok lembur dikit, Cuma jagain tamu satu
doank aja pake ribet..!” sahutku sambil ngeluyur keluar dapur tak
menghiraukan lagi Alex di hadapanku
***
Di Hall
Aku berdiam diri mematung di hall di antara meja-meja kosong resto, jauh
di depanku hanya ada satu tamu perempuan cerewet yang sepertinya sedang
menunggu temannya datang, akan ku jaga sampai perempuan itu
menyelesaikan urusannya di sini, setelah itu aku bisa pulang dengan
senang hati. Gampang kan?!
Amarah membara karna kesal dengan Alex ku tahan sekuat tenaga agar tak
meledak seperti dulu. Malu rasanya kalau harus bertengkar terus menerus
di tempat kerja, apalagi posisiku adalah bawahan Alex, tak pantas jika
aku terus melawannya di depan banyak orang.
Aku melihat Alex keluar dari dapur kemudian langsung mendekatiku dengan memasang wajah garang.
“ Kamu ngapain malah di sini??? katanya tadi mau pulang!” tanyanya dengan memasang muka yang mengajak perang
“ Astaghfirullah , kenapa lagi siiih aaay….masih kurang berantemnya ??” tanyaku heran
“ Jangan panggil saya lagi dengan kata-kata itu..saya bukan apa-apa kamu !” bentaknya
DEG..
Jantungku serasa jatuh lemas, tak ku sangka dia bilang hal seperti itu,
kapan dia memutuskan hubungan denganku? Tadi malam ?? ah… aku tak yakin
semalam dia bilang kata putus, aku tak merasa mendengarnya.
“ mending kamu pulang aja seperti kemauan kamu tadi, biar Siti aja yang
ambil alih, saya gak butuh kamu !! kamu gak berguna sama sekali di resto
ini ” katanya nyolot
“ lho maksudnya apa ? kenapa jadi ngomongnya ngelantur gitu ?? kalo lagi
kesel sama gw ya jangan bawa-bawa masalah pribadi ke kerjaan dooonk ! ”
“ emang bener ya kamu tuh pembangkang.. sama atasan berani ngomong lo gw, kayaknya SP 1 pantas banget buat kamu..!!!” katanya
“ WHAT ??? SP1?? Konyol banget sih, Cuma gara-gara mendebat tuk hal yang
gw rasa bener kenapa gw harus dapet SP1 ??? “ jeritku dalam hati
Ingin ku jawab dan ku klarifikasi kesalahanku yang sebenarnya tapi keburu dia pergi menjauh.
***
Setelah selesai menjaga tamu cerewet itu, aku segera merapikan meja yang
ditinggalkannya. Beberapa lembar uang ribuan di selipkannya di dalam
bill, nampaknya dia sangat puas dengan pelayananku yang sigap hingga dia
rela memberikan tips yang lumayan besar,.. langsung saja ku taruh uang
tersebut di kotak tips.
Hapeku bergetar-getar di saku celanaku, ku ambil dan ku lihat layar, ternyata sebuah sms telah masuk.
FROM : SULTAN
MESSAGE : Dam, ntr ngegym breng yuk, bte nih klo hrus sndirian gk da tmen
Lalu dengan senang hati segera ku balas
TO : SULTAN
MESSAGE : boleh mas, jam brp ? ktmu dmn ?
Tak berapa lama aku mendapat lagi balasannya
FROM : SULTAN
MESSAGE : jam 6 an, ktmu di gym ja lngsg, ok c u
****
Tepat pukul 5:45 aku berangkat ke gym, warna langit senja masih saja terang walaupun sebentar lagi malam menyelimuti hari.
Aku memasuki kompleks perkantoran dan langsung menuju sebuah gedung
dimana tempat fitness berada. Baru saja aku akan melangkahkan kaki di
tangga lobbynya, ada seseorang yang memanggilku dari arah belakang.
“ DAAM!”
Ku tengok ke belakang, ternyata mas Sultan yang memanggilku, dia sedang berlari ke arahku
.
“ wah kebetulan banget pas-pasan datengnya barengan gini” katanya
“ iya nih mas tumben barengan” sahutku
“ ya udah naik yuk!” ajaknya
“ come on ..”
Belum sempat kami memasuki lobby gedung, tanganku di cengkram orang dengan kuat sampai terasa sakit sekali.
“ AAwww…” pekikku
Aku melihat Alex di sampingku, wajahnya amat sangar sekali kali ini, kelihatannya dia siap meledak di tempat.
“ Ngapain sih, lepasin gak, sakit tau !!” kataku keras
Aku berusaha melepaskan cengkramannya yang kuat tapi tak berhasil,
malahan dia menarikku menjauhi mas Sultan yang terpana melihat keganasan
Alex.
“ Mau ngapain kamu berdua???” bentak Alex setelah agak jauh dari mas Sultan
“ ya mau ngegym lah, mau ngapain lagi.” Sahutku yang masih berusaha melepaskan cengkramannya
Aku tak tahan dengan cengkramannya, lalu aku bilang..“ LEPASIN !!! “ sambil mengeluarkan tenaga yang kuat
Dan berhasil, tangannya tak lagi mencengkram tanganku
“ HEH DASAR PEREK ! baru aja di putusin udah ngegandeng yang lain, dasar
GAK TAU MALU LU!” katanya keras sambil telunjuknya menunjuk-nunjuk
wajahku
Hatiku panass, kata-katanya sangat menyakitkan, bagaikan di siram minyak tanah, kini api amarahku siap membakarnya hidup-hidup.
“ MAU LO APA??? LO BELUM PUAS JUGA HARI INI??? JANGAN MERASA BENER
SENDIRI LO YA, EMANG LO PIKIR LO TUH MALAIKAT ???, BISA BISANYA NGATAIN
GW PEREK….SUMPAH, GW KECEWA BANGET SAMA LO, MULUT LO TUH TAJEM TERNYATA
YA!!”
Wajahku panas, pasti kalau di lihat warnanya merah padam, api amarah
telah ku ledakkan kepadanya, nampaknya dia siap membalas kata-kataku,
tapi sebelum itu terjadi, seorang security datang menghampiri.
“ Permisi selamat sore mas Adam…” sapanya pada kami berdua walaupun dia hanya menyebutkan namaku saja.
Kami berdua melirik ke arah petugas itu, ternyata mas Harry yang sudah ku kenal lama.
“ iya mas Har ada apa ya..?” tanyaku sambil mengatur nafas yang kembang kempis
“ maaf mengganggu nih mas Adam, tapi dari tadi saya melihat mas Adam
dengan bapak ini tarik tarikan dan bertengkar, alangkah baiknya hal ini
diselesaikan di dalam saja, agar tak menyita perhatian orang banyak
nantinya”
“ gak perlu mas Har, saya udah selesai kok, saya sebenernya udah cape
berantem sama ini orang, tapi dianya aja yang bikin rusuh terus..”
kataku yang tak melepas sedikitpun pandangan tajam ke arah Alex
Alex pun diam saja, nampaknya dia malu sama mas Harry sang petugas
security, karna kalo kasus ini sampai berkepanjangan, imej baiknya
sebagai manager resto di kompleks perkantoran ini akan berantakan.
“ Permisi mas Har, saya mau ke gym dulu, udah di tunggu temen di lobby” pamitku
Alex pun ikut2an pergi, aku berjalan ke arah mas Sultan lagi, nampaknya
dia memperhatikan pertengkaran kami berdua, tapi ku yakin, dia tak akan
mendengarnya sedikitpun karna jaraknya cukup jauh tuk bisa di dengar
olehnya.
“ Ada apa sih Dam ? kok bisa begitu ? dia atasan kamu kan ?” tanyanya
“ gak ada apa-apa mas, dia rese aja hari ini, tau deh, lagi PMS kali,
dari tadi pagi kesannya saya salaah melulu di depan dia, walaupun dia
atasan saya tapi kan kalo saya bener kenapa harus mengalah ?!”
“ ya ya , oke saya ngerti kok, gak usah di jelasin lagi nanti kamu tambah panas lagi”
“ gapapa mas, udah biasa kok berantem sama dia”
Aku dan mas Sultan melanjutkan lagi perjalanan menuju gym yang ada di
lantai paling atas, sementara Alex sepertinya tak mengikutiku sampai ke
dalam lift, mungkin dia sudah menyerah tuk hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar