Kamis, 19 Februari 2015

Galau karena masih mencintaimu (Cerita gay) Part 14 (1&2)

Part 14 (1)
Malam makin beranjak senyap, tapi suara orang-orang di luar kamar kosan mas Sultan masih saja bising, mungkin karna belum tengah malam maka mereka belum juga berhenti beraktivitas. Sayang sekali memang… mas Sultan harus memilih kamar dekat ruang santai para penghuni kosan, jadinya kalo para penghuni sudah berkumpul akan selalu terdengar gaduh.

Sementara kamar mas Sultan bertambah dingin saja tapi dinginnya belum menusuk tulang masih sebatas dingin biasa. Mas Sultan sudah tertidur lelap sejak beberapa menit yang lalu, tetapi tak seperti hari sebelumnya, kali ini aku mendengarnya mendengkur, mungkin karna keenakan di pijat olehku atau mungkin hari ini hari yang melelahkan baginya,.. entahlah.

Pijatanku semakin lama semakin lemah dan pelan, tanganku terasa sudah tak kuat lagi mencengkram otot-otot tubuhnya, urat-urat tanganku pun sudah terlihat membesar, memang sepertinya tenagaku sudah mencapai titik jenuh, aku ingin menyelesaikannya dengan segera setelah aku mengakhiri dengan memijat seluruh bagian tubuhnya sekali lagi.

Aku berfikir tuk memijat tubuh bagian depan mas Sultan sih, tapiii…itu tak mungkin, di bagian depan ada benda pusaka mas Sultan yang tak ditutupi olehnya, kalo saja aku nekat tuk mengulingkan tubuhnya diam-diam menjadi telentang, aku juga takut aku tak bisa menahan nafsuku nantinya, bisa-bisa mulutku langsung menyerobot ke arah benda vitalnya itu

“ahhh…biar sajalah, toh mas Sultan sudah terlelap itu artinya pijatan bagian depan sudah tak di perlukan lagi.” pikirku

Pijatan terakhir ku mulai dengan mengoleskan lotion lagi ke seluruh tubuh bagian belakang, aku mulai dari punggungnya yang bidang. Badan mas Sultan memang juara, bersih putih tapi tetap keras, sangat sehat sekali kulitnya.

Lalu aku ke bahunya , ku oleskan lotion ke ototnya yang satu ini, otot bahunya juga mampu menaikkan birahiku berkali kali lipat, ingin rasanya memeluk erat dirinya sekarang selagi tidur tapi sekali lagi ..itu tak mungkin.

Berikutnya, aku pergi ke bokong ! mmh andai saja yang memijat ini adalah anak buahku yang agak melambai yang ada di resto itu, pasti dia amat senang sekali dan tak bisa menahan air liur dari dalam mulutnya ketika melihat bokong mas Sultan yang begitu sexy!

Sungguh sebuah keberuntungan bagiku melihat bokong yang indah ini. Tak ada spot hitam, tak ada warna kulit yang belang dan tak ada tanda-tanda selulit, secara keseluruhan,bokongnya memang sempurna tiada duanya.

Agak keras memang rasanya ditanganku , tapi aku teringat aku tak di suruh memijat bokongnya tadi, aku hanya di suruh menekan dengan telapak tanganku saja agar pegal di bokongnya bisa hilang.

“ Gak kepikiran aku bisa memijat bokong mas Sultan yang super sexy ini, kenyal-kenyal keras rasanya, ….Aaah sial, mas Sultan ini memang pintar membuatku jadi serba salah seperti ini ” kataku dalam hati sambil mataku tetap fokus pada tubuh mas Sultan

Mmmh kalian jangan tanya tentang buah zakarnya yang tadi terlihat sekilas saat dia membuka celana, karna sekarang buah indahnya itu tak terlihat lagi, sekarang dia sudah merapatkan pahanya sendiri dan menyembunyikan dua buah keramat nan indah itu di bawah tubuhnya.

Yang terakhir adalah betis indahnya yang berbulu dan telapak kakinya yang kokoh berurat, nampaknya dia senang sekali berjalan kaki hingga telapaknya terlihat perkasa sekali, di aliri oleh beberapa urat yang membesar yang mengesankan kekokohan kakinya.

Aku mengusap betisnya dari dengkul bagian belakang sampai telapak kaki yang juga terlihat bersih dan putih.

****
Beberapa menit kemudian

Mas Sultan masih saja tertidur lelap di atas ranjang, padahal aku sudah mencuci tangan di kamar mandi tadi dan membereskan lotion yang tadi ku pakai ke atas meja kecil

“ emm…mau di apain nih mas Sultan?masa tidur telanjang begitu…kan kasian kalo masuk angin besoknya, tapi… gak mungkin juga gw pakein celananya , bisa-bisa dia bangun dan gw di tonjok….” pikirku

“mmh…okelah…gw tutupin pake selimut aja deh badan mas Sultan...biar gak kedinginan…trus abis itu gw tidur di karpet Zebra ini aja” pikirku

Ku ambil selimut yang masih terlipat dari atas ranjang, lalu aku melebarkannya dan pelan-pelan kututupi tubuh mas Sultan yang masih sedikit mendengkur.

Setelah itu aku juga merebahkan diri di karpet bawah, enak rasanya.. tak beda jauh empuknya, mungkin ini karpet kualitas bagus!

Baru saja akan kupejamkan mata, tiba-tiba ada suara memanggilku

“ Dam ..?”

Suara mas Sultan, jangan-jangan dia bangun dari tidur. Aku menoleh ke atas ranjang, yup benar, dia terbangun tapi masih dalam keadaan tengkurap, hanya kepalanya saja yang terangkat.

“ ngapain kamu tidur di bawah ?” tanyanya dengan mata yang terlihat mengantuk
“ gapapa mas…saya di sini aja, biar mas enak tidurnya di atas…” sahutku
“ aaah…gak ..gak…sini naik…kamu gak boleh tidur di bawah…kamu tuh tamu ” lanjutnya sambil bangkit dan duduk…tapi tetap saja selimut menutupi bagian vitalnya..

“ ayooo sini….!” ajaknya lagi
Aku menurutinya, aku bangkit dan segera naik ke atas ranjang, rasanya tak enak kalo menolak permintaannya.

Sesaat kemudian aku dan mas Sultan sudah di atas ranjang , kami berdua tidur dengan posisi telentang menghadap langit-langit kamar.

“ kamu gerah gak ?” tanyanya sambil menengok ke arahku
“ gak mas…kedinginan malah…”
“ ooh kedinginan ?! ya udah nih benerin selimutnya..!” lanjutnya sambil melebarkan selimutnya untukku juga

DEG ! sekarang jantungku jadi tiba-tiba terpacu kencang, aku nervous berada satu selimut dengannya yang masih telanjang.

***

Setelah beberapa saat, aku masih tak bisa juga memejamkan mata, mataku masih terasa segar saja, entahlah apakah ini karna aku baru saja memijat ,atau aku khawatir akan menyentuh batang mas Sultan jika ku tertidur nanti.

“ Dam..kok belum tidur ?”
“eehhmmmm belum mas!”
“ kenapa ? masih kedinginan ya ? mau saya peluk ?” katanya sambil tersenyum

“ weew mas Sultan udah mulai nakal nih..” pikirku

“ ah enggak mas, ada ada aja” jawabku
“ ya terus kenapa ?”
“ emmm…mas kan belum pake celana ..!” terangku akhirnya
“ hah…! Masa sih ???” dia kaget setengah mati
“ iya…”

Lalu mas Sultan memegang burungnya itu dengan spontan…
“ ooh iyya…ah kamu Dam, bukannya bilang dari tadi …!..bentar bentar “ kata mas Sultan sambil bangkit menuju ke arah lemari pakaian, dia membawa-bawa selimutnya juga untuk menutupi tubuhnya.

Mas Sultan lalu kembali lagi ke ranjang dan sudah bersiap tidur lagi …tapi kali ini dengan mengenakan celana pendek dan masih tanpa celana dalam seperti kemarin.

“ kamu gak ngapa-ngapain saya kan tadi ??” tanyanya
“ enggaaak, enak aja, emangnya saya apaan”
“ hehe becanda Daam, yuk kita tidur..!” ajaknya

****

Hari ini resto kebetulan tak begitu ramai, anak buahku juga terlihat banyak yang santai, namun beberapa tamu langganan masih ada yang datang berkunjung meramaikan keadaan resto.

Kalau resto tak seramai biasanya, pasti yang uring-uringan adalah Alex, maklum saja dia adalah orang yang bertanggung jawab penuh atas pendapatan dan keadaan resto, karna kalo pendapatan resto nya kecil pastinya seorang manager yang akan di evaluasi.

Seperti biasa juga, walaupun agak sepi begini, aku tak mau makan gaji buta, sebisa mungkin ku selalu mencari-cari kesibukan karena dengan mengerjakan sesuatu juga aku tidak akan merasakan waktu kerja yang berjalan lambat, semua akan terasa cepat berlalu sampai waktu pulang tiba.

“ Dam lo mau jus jambu gak? ” kata Budi sang bartender
“ boleh…!! Mana ?”
“ tuh di atas meja”

Aku menuju area bar yang sedang di tinggalkan Budi ke dapur , memang siapa saja bisa bebas masuk ke area ini, asalkan tangannya tak boleh usil menghabiskan stok minuman ataupun jus yang ada di dalam.

Jus buah yang di janjikan Budi masih ada di dalam blender, jus ini bukan jus bikinan spesial untukku tapi ini adalah sisa hasil pembuatan jus buat tamu. Biasanya memang bartender selalu mempunyai sisa sisa minuman yang dikumpulkan sedikit demi sedikit dari bekas pembuatan minuman tamu karna sayang kalo di buang dan biasanya staff resto juga menunggu nunggu minuman sisa seperti ini.

“ Weiiisss asik bener kakak minum jus…” kata Farah yang mendekat ke area bar sambil membawa kertas salinan menu
“ ya donk…kamu mau ? “
“ gak ah, ntar aja”
“ oke, eh itu pesenan minuman apa Far? biar saya yang bikinin..”

Asal tahu aja, minuman buatanku tak kalah dengan buatan bartender sesungguhnya…aku dikit dikit sudah belajar dari Budi dan bartender satunya lagi.

“ huuu emang bisa? “ ledek Farah tak percaya
“ bisa laah…coba apa sih pesenannya ?”
“ yaaa ini sih pesenannya gampang juga sih kak…Cuma Avocado Float doang”
“ emm gampang lah, tunggu ya..”
“ nah kalo yang ini Farah minta ya kak sisanya..!”
“ siip…lima menit!”

Satu pesanan akan ku buat, Cuma Avocado Float aja, gampang..! tinggal blender alpukat dengan di tambahkan sedikit air kopi dan simple syrup..kemudian kalo sudah jadi langsung di tuang ke dalam gelas yang berbentuk gendut lalu di atasnya di tambahkan satu scoop ice cream rasa vanilla…

” Jadi deeeh..!” kataku senang

“ coba sini Farah cobain dulu…enak enggak…kan kalo gak enak Farah malu bawanya…!”
“ yeee ngeledek…cobain aja deh”

Yumm yummm yumm..” mmh lumayan lah..” katanya
“ lumaaayan ? orang enak gitu kok..”
“ iya iya..hehe..ya udah Farah anter dulu ya…ntar balik lagi ke sini…tolong kak simpen sisanya buat Farah..”
“ iyaaaa…”

****
Jam makan siang sudah berakhir sudah jam 1 lewat 30 menit namun masih ada beberapa tamu yang masih duduk-duduk manis di beberapa meja di dalam hall resto, nampaknya mereka itu tak terikat jam istirahat kantor.

Aku berdiri dekat VIP room di bagian samping hall resto, sambil melamun terpaku memperhatikan tamu-tamu tersebut dengan diam, aku ingin di saat tamu membutuhkan sesuatu, aku bisa segera menghampiri dan melayaninya.

Oops…bahuku di tepuk tiba-tiba dari belakang, aku pikir Alex yang melakukannya tapi ternyata bukan, itu mas Sultan!

Mas Sultan berjalan ke sebuah kursi dan duduk persis di kursi pojokan hall, nampaknya itu tempat favoritnya, tempat yang tidak menarik perhatian banyak orang.

Maksud hati ingin menghampiri dan melayaninya , tapi ternyata sudah ada anak buahku yang lebih sigap dariku dengan memberikan dia menu.

***

Mas Sultan sedang memegang menu sekarang, dia mencari-cari menu makanan yang pas untuknya. Tapi aneh ,pandangannya sesekali menoleh ke arahku seperti bingung dengan menunya dan berusaha memanggilku dengan telepati.

“ sini kamu ..!” tiba-tiba pinggangku di colek Alex, lalu dia menggiringku ke kantor.

Malu aku rasanya, dia menggiringku seperti seekor keledai di depan beberapa staff yang sedang stand by di sekitarku.

Setelah masuk kantor, pintu kantor langsung dia tutup

“ ngapain kamu perhatiin laki-laki itu terus ??? masih jelalatan ya???” katanya sewot dengan mata melotot

Jujur saja, walaupun Alex itu ganteng tapi kalo sedang marah, wajahnya jadi menakutkan bagiku, seperti seseorang yang bermuka jahat, matanya melotot, mulutnya sadis dan alisnya naik turun mengikuti irama emosinya. Aku sangat tidak suka kalo dia sudah mulai marah-marah seperti ini.

Aku menghela nafas panjang, aku cape berdebat terus dengannya, aku tak habis fikir kecemburuannya jadi bikin aku bertambah ilfil, padahal aku tak ngapa-ngapain dengan mas Sultan.

Aku makin tak merasakan cinta lagi pada Alex kalo begini terus, bukan karna ada mas Sultan yang super oke dalam hidup baruku tapi karna memang Alex yang keren ini sifatnya Cuma buatku gerah setiap kali bertemu. Percuma kan kalo punya wajah keren tapi pencemburu dan pemarah ?!

“ emangnya apa yang salah kalo aku ngeliatin tamu ? sapa tau aja tamu itu butuh sesuatu, sapa tau aja dia mau nambah makan, nambah minum, minta bill…??” sahutku kalem
“ alaaaaah alesan kamu!, bilang aja kamu yang mau ngelayanin tuh orang tadi..tapi sayangnya, udah ada si Yuli yang ngeduluin..kasian banget kamu ya?!”
“ terserah elu deh ! gw gak mau ribut-ribut di sini !!! males gw ngelayanin emosi lu terus !”

Kata-kata terakhir Alex tadi membuat emosiku tiba-tiba jadi naik, sungguh bukan sebuah perkataan dari seorang pacar kepada kekasih hatinya, kata-kata itu langsung membuatku terasa sesak karna terhina.

Aku ngeluyur pergi keluar ruangan, seperti biasa, Alex langsung diam kalo aku berbalik menyerang dan langsung pergi meninggalkannya, dengan begitu dia tak punya kesempatan tuk melanjutkan kata-katanya lagi, kalau sudah begitu aku sangat puas sudah memberinya pelajaran.


*********************************************************

Part 14 (bagian 2)

“ kak, di panggil tamu meja 17 tuh..” kata Farah setelah aku keluar kantor
“ Oh ya..makasih ya Far..”

“ Meja 17 ? ..emm.. mas Sultan memanggilku?” tanyaku dalam hati

Aku menghampirinya
“ ada apa mas?”
“ eh Dam…kamu kemana aja sih, dari tadi saya cariin ”
“ saya ke kantor sebentar tadi, emang kenapa mas?”
“ nanti malam ikut saya yuk!”
“ kemana mas? ”
“ ke rumah temen ,ya temenin saya aja, bete kalo jalan sendirian melulu”
“ kapan emangnya ?”
“ kalo kamu mau nanti sore kita ke sananya”
“ kalo boleh tau ada perlu apa ?”
“ ada urusan bisnis kecil-kecilan, emm..nanti kamu saya traktir makan malam deeeh ”
“ haha gapapa mas, tanpa di traktirpun saya pasti ikut, orang saya gak kemana-mana kok, bosen juga terus-terusan di kosan sendirian tiap hari”
“ oke deal ya, so jam berapa kamu pulang nanti ?”
“ jam 6 mas”
“ ooh kebetulan itu, ya udah nanti saya tunggu jam 6 ya”
“ oke deh…”

****
Jam 6

Sejurus kemudian Jam pulangpun tiba, aku yang hari ini masuk shift kedua akan absen pulang tepat pukul 6, dan itu 5 menit lagi. Tapi mas Sultan belum juga menghubungiku, aku jadi bertanya-tanya apakah dia jadi mengajakku ke rumah temannya atau tidak.

“ kak Adam mau pulang ya? Bareng doonk..” kata Farah yang mendekatiku yang sedang antri di mesin absen.
“ eemm…gimana ya…gw gak langsung pulang sih Far”
“ emang mau kemana lagi kak?”
“ mau main ke rumah temen “
“ yaaa gak bisa bareng ya..”
“ yaaaa gitu deh..”

“ Dam, ada yang nyariin lo tuh!” teriak Dena dari arah depan
“ oh ya Den, bentar ya gw mau absen dulu !,.. tuh kan Far, gw dah di jemput sama temen gw”
“ ya udah deh, gapapa ntar Farah pulang aja sendiri”
“ hati-hati ya Far, maaf ya gak bisa anter Farah”

Setelah absen, aku buru-buru keluar resto dan tak jauh dari pintu masuk resto ada sosok tinggi , gorgeous dan berpakaian rapi sedang bersandar di dinding gedung sambil memainkan hape. Mas Sultan memang keliatan keren sekali, tak salah memang kalo setiap perempuan menggunjingkan keelokannya.
Sayang sepertinya dia agak-agak tidak sadar akan hal itu atau mungkin memang dia tidak peduli dengan semua itu ?

“ nanti kita ke kosan saya dulu ya mas, saya mau ganti baju terus ganti tas”
“ boleh..!” jawabnya singkat sambil tetap memainkan hape
“ serius amat mainin hapenya dari tadi, sms an sama yayank ya..!” ledekku
“ hah..hehe gak ..ini gak smsan, lagi whatsappan sama temen aja, dia lagi kirim-kirimin foto orang-orang di busway yang lucu-lucu banget”
“ whatsappan ? apaan tuh ?” aku benar-benar tak tahu
“ kayak BBM di BB aja, jadi chat via internet gitu..” sahutnya sambil merangkul bahuku dan berjalan menuju depan lobby gedung
“ ooh gitu hehe..” aku malu , kesannya aku gaptek sekali dengan bertanya seperti itu, tapi di pikir-pikir lebih baik bertanya dari pada gaptek selamanya..hehe

****
Perjalanan menuju rumah temannya mas Sultan cukup lama, ini dikarenakan situasi jalanan yang pas macet di jam pulang kerja. Walaupun kami menggunakan Bus transJakarta tapi tetap saja kami terjebak macet. Beberapa kendaraan baik motor atau mobil selalu saja ada yang menyerobot jalanan yang di khususkan untuk bus transjakarta

Bus TransJakarta yang kami tumpangi saat ini cukup padat situasinya, hampir-hampir kami tak bisa bergerak ke kanan dan ke kiri. Mau bergeser sedikit saja ke arah samping pasti bersentuhan langsung dengan orang yang ada di sebelah kita.

Aku berdiri tepat menghadap sisi kiri badan mas Sultan di bagian tengah bus, sementara dia sendiri menghadap ke arah depan bus dan di belakangi oleh seorang laki-laki berpenampilan cukup metroseksual karna kemeja dan celana panjangnya terlihat cukup colorful dan ketat di tubuhnya , di tambah dengan kacamata berwarna putih mirip kaca mata Uya Kuya.

Dengan tubuh yang tinggi, mas Sultan dengan mudah jadi perhatian orang-orang di sekitar kami, apalagi dengan wajah ganteng dan penampilan sporty yang dia kenakan sekarang, tambah jadi pusat perhatian saja mas Sultan ini.

Sementara aku asik sendiri melihat-lihat suasana malam kota Jakarta yang hiruk pikuk dengan kemacetan dan lampu-lampu kota sepanjang jalan, tak terlalu ku pedulikan tingkah laku mas Sultan yang ada di hadapanku sekarang.

Tiba-tiba mas Sultan memundurkan bokongnya dan menatap heran laki-laki yang ada di hadapannya. Dia seperti sedang menghindari sesuatu tepat di depan kemaluannya berada.

Sesaat kemudian badannya di belokkan ke arahku dan kini kami saling berhadapan satu sama lain.

“ kenapa mas?”
“ enggak,.. itu orang kayaknya pantatnya jahil , masa di tempel-tempelin ke ini saya..”
“ masa sih ?”
“ iyya…masa saya bohong..”
“ oh..”

Aku terdiam mendengar pengakuannya , tak ku sangka mas Sultan mendapat perlakuan seperti itu, mungkin saking gemesnya orang itu pada mas Sultan hingga di dalam bus pun dia lakukan perbuatan seperti itu.

***

DAG DIG DUG PLUSS

Detak jantungku malah jadi tak karuan sekarang, di hadapannya aku jadi tak bisa bergerak kemana-mana, takut salah langkah dan salah gerak, aku seperti sedang dalam dekapannya, kami berdiri sangat dekat sekali, sudah tidak ada jarak lagi, posisi mas Sultan terus terdesak ke arahku.

“mmmmhhh, enak sekali harum mas Sultan, aku bisa sangat terbuai kalo lama-lama bertahan seperti ini” pikirku sambil pelan-pelan menghirup aroma parfumnya

Ciiiiittttt,

Bus tiba-tiba mengerem mendadak, aku yang sedang tak fokus pada besi pegangan ..tak kuat menahan beban sendiri dan tekanan orang-orang yang ada di belakangku yang juga mendesakku.

Aku terdorong ke depan dan mas Sultan secara reflek menahan tubuhku dengan kanannya, dan secara tak di sengaja, akupun berpelukan dengannya.

“ Ouw ouw hati-hati Dam..!” katanya sambil menangkapku
“ aduh aduh…sory mas…” sahutku sambil berpegangan pada pinggangnya

Aku berusaha bangkit lagi, begitu juga dengan penumpang lainnya yang sempat terjerembab ke depan.

Ternyata bukan aku saja yang memeluk badan mas Sultan, tapi ada beberapa wanita lainnya yang sepertinya memang sengaja menjatuhkan diri ke tubuh mas Sultan..

“ Aduuh gimana nih pak Sopir, jalannya pelan-pelan doonk..!” kata salah satu wanita itu sambil mencoba bangkit
“ iya nih..maaf ya mas ganteng, jadi ketiban badan saya deeh” sahut wanita lainnya yang sepertinya teman wanita tadi

Mas Sultan tak menjawab atau menanggapi kedua wanita itu, dia hanya tersenyum kecil dan membantu mereka tuk berdiri tegak
“ makasih ya mas..!” kata mereka

Tak lama, bus berjalan kembali, penumpang sudah berdiri semua, protes sana sini pun di terima sang sopir, rupanya tadi bus di rem mendadak karna ada orang yang tiba-tiba menyeberang jalan.

“ Dam, kita turun di halte depan ya, kita diri di deket pintu yuk..!” ajak mas Sultan
“ yuk..”

“ nah itu haltenya!” kata mas Sultan

Kami berdua melangkah keluar dari bus, mas Sultan keluar lebih dulu daripada aku, tapi ternyata laki-laki kemeja kuning itu mengikuti kami turun. Sempat aku melihat kedipan sebelah matanya ke arah mas Sultan tapi mas Sultan malah mengerenyitkan dahi .

“ sini Dam cepet..” mas Sultan menggamit tanganku dan mempercepat jalannya.
“ mas pelan-pelan lah..” protesku
“ udah ayo cepet, saya ngeri sama orang kemeja kuning itu, dari tadi gak berhenti ngeliatin melulu”
“ iya-iya sabar doonk, gak usah takut gitu lah, kita kan berdua dia sendiri ”

****
Rumah teman mas Sultan

“ ini temen gw bro, namanya Adam..” kata mas Sultan memperkenalkanku setibanya di ruang tamu rumah temannya
“ halo Dam, gw Zein” sahut teman mas Sultan
“ saya Adam mas..” kataku sambil menjulurkan tangan
“ Trus gimana Zein, udah sampe mana nih persiapannya ?” tanya mas Sultan
“ yaaa dikit lagi laah, kalo masih ada kekuranganpun paling Cuma masalah kecil aja”
“ mmh good, trus udah nemu orang belum buat jaganya ?”
“ nah itu, belum bro, gw udah cari kemana-mana, tapi belum dapet juga, rata-rata minta gaji tinggi “
“ gaji tinggi ? emangnya minta berapa mereka ?”
“ rata-rata minta 2,5 juta, ya gak sangguplah kita, kan belum ketahuan prospeknya”
“ mmh gimana ya?” mas Sultan kelihatan berfikir

Dari arah dalam, muncullah seorang ibu tua membawa sebuah nampan berisi gelas minuman 2 buah

“ eh Mama…aduuuh jangan repot-repot gitu Mah…sini sini biar Sultan aja yang pegang..!” kata mas Sultan sambil mengambil alih nampan dengan sigap

“ hahaha gapapa Tan, biar Mama aja..mama masih kuat kok” sahut ibu tua itu pelan, sepertinya ia adalah ibunya Zein
“ gapapa Sultan aja, Mama istirahat aja di dalam sana, ntar sakit lagi lho..” sahut mas Sultan sambil mencium tangan ibu tua itu, akupun akhirnya ikut-ikutan mencium juga

“ gak ah, Mama mau keluar , habis pegel kalo di kamar aja, ..ini siapa Tan?”
“ ini Adam Ma, temen saya di kantor”
“ ooh temen kantor, ….ya udah kamu lanjutin aja ngobrolnya, Mama mau ke depan”
“ lho mau kemana Ma?” tanya mas Sultan
“ kesini doank, mau duduk di depan”
“ ooh ya udaah, hati-hati yaaa, kalo udah kedinginan ntar masuk yaa!” seru mas Sultan mengingatkan

“Duuuh mas Sultan baik banget sih sama Mamanya Zein ini, sudah seperti Mama sendiri aja, andai keluargaku disini, apakah dia akan menyayanginya juga ya ? “ pikirku

“ jadi gimana, kita butuh “mandor” nih, satupun udah cukup tapi itu juga susah nyarinya” lanjut Zein
“ emang buat “mandor” in apa sih mas ?” tanyaku
“ buat jaga outlet bisnis Fried chicken kita Dam, kita mau bikin outlet fried chicken sendiri” sahut mas Sultan
“ ooh jadi mau buka usaha ?!”
“ iya betul.... aduh sumpah deh Zein gw gak punya kenalan, lo tau sendiri deh, gw gak punya temen”
“ nah ini Adam temen lo, gw juga temen lo, gak ada temen gimana sih?!” protes Zein
“ hehehe ya iyalah lo sama Adam temen gw, tapi maksudnya temen yang banyak gitu..”

Suasana kemudian hening, mereka berdua kembali memutar otak
“ mmh mas Adam ini kerja gak ?” tanya Zein tiba-tiba
“ kerja, emang kenapa mas?” tanyaku
“ yaaah kerja ya ?!, tadinya kalo gak kerja, gw mau tawarin buat dia Tan, kayaknya dia punya aura pemimpin deh hehehe” kata Zein
“ mmh dia sih emang kerja di resto bro, cocok buat bisnis kita, tapi sayangnya gajinya pasti lebih gede dari yang kita tawarin” kata mas Sultan
“ ah sok tau lo, emangnya udah nanya ke dia berapa gajinya?” kata Zein
“ hehe belum sih, Dam kalo boleh tau gaji kamu berapa di resto ?”

“ kecil mas, Cuma sekitar 1,3 aja kok” jawabku
“ itu udah bersih ?”
“ iya udah bersih…. yaa kadang di tambah uang tips yang gak seberapa” sahutku lagi
“ ooh kalo begitu masih gede gaji yang mau kita tawarin nih Dam…1,5 plus uang transport 300 ribu” kata mas Sultan, “ kamu mau pindah gak ke tempat kita?” lanjutnya

“ emang kapan sih dibukanya mas?”
“ kira-kira sebulan lagi, kamu mau ? kalo kamu mau saya gak akan cari orang lagi nih”
“ ntar dulu,.. posisi saya sebagai apa di fried chicken itu ?”
“ sebagai Supervisor.! Gampang kan ?! udaaah gak usah di pikirin terlalu jauh, santai aja, ini masih outlet kecil lho”
“ supervisor? Wow, sekarang aja saya masih captain….ntar deh saya pikir-pikir dulu..”
“ oke, mikirnya jangan lama-lama ya, besok udah harus kasih jawaban, soalnya kita udah mau mulai training karyawannya nih seminggu lagi” kata mas Sultan
“ oke deh”

***
Pukul 9 malam

Jam 9 malam aku dan mas Sultan sudah berada di dekat kosan mas Sultan lagi, tadinya aku berfikir untuk langsung saja pulang ke kosanku, tapi mas Sultan malah menyeretku ke sebuah warung makan yang ada di dekat kosannya, katanya dia ingin menunaikan janjinya untuk mentraktirku.

“ udah deh mas, gak usah makan, udah malem nih, makan terlalu malam kan Cuma bikin gendut aja !” protesku
“ mmh makan cemilan aja ya, soalnya saya kan udah janji mau traktir kamu makan malam !”
“ ya udah deh, oke ”

Kami pergi ke tukang roti bakar dekat kosan mas Sultan, memesannya dan memakannya di dalam kosan.

“ enak Dam roti bakarnya ?” tanya mas Sultan
“ enak..!”
“ kamu malam ini nginep lagi ya di kosan saya!”
“ nginep lagi ??? gak ah mas, gak enak sama ibu kostnya, masa tiap hari saya nginep ” protesku
“ gapapa, ibu kostnya kan baik, sehari dua hari nginep sih gak masalah”
“ tetep mas …gak enak…”
“ ataaauuu mungkin kamu pindah aja deh kesini…kita sewa kamar berdua, mau gak ???” ajaknya dengan xcited
“ hah..pindah ??? kesini ?”
“ iya..emang kenapa?”
“ yaaa ….gak kenapa-napa sih, cumaa…kenapa harus ngekost berdua, kan saya juga udah punya kosan sendiri”
“ biar saya ada temen ngobrolnya aja Dam, saya suka bosen sendirian di kamar , kalo ada kamu kan jadinya bisa ngobrol, bisa ada temennya, bisa di pijitin juga, hehehe “
“ emmm gak tau lah mas, nanti saya pikirin dulu deh, yang soal kerjaan tadi aja belum sempet di pikirin”
“ oke-oke, saya titip dua hal itu deh sama kamu , buat di pikirin malam ini, tapiiii…keputusannya sih tetep saya mau dua duanya jawabannya “iya”,oke ?? “
“ kita liat aja nanti”
***
Aku naik ojek untuk pulang ke kosanku, Jalanan sudah mulai sepi, saat ini jam di hape sudah menunjukkan hampir pukul 10 malam.

Layar di hapeku juga tak menampakkan icon miscal ataupun sms dari siapapun, termasuk Alex.

“ mmh kemana ya dia, sedari tadi siang setelah pulang di jam 2, dia bilang mau ngurusin pernikahan ke rumah cewenya tapi sampai sekarang masih tak ada kabar beritanya lagi, apakah dia masih marah padaku..” pikirku

Aku sudah tiba di teras depan rumah kosanku, sudah sepi juga, tak ada lagi penghuni kosan yang nongkrong di bangku teras, hanya ada sebuah botol air mineral yang masih penuh tergeletak di atas meja, entahlah aku tak tahu botol ini punya siapa.

Aku memutar kunci pintu kosanku dan langsung masuk begitu pintunya terbuka, tapi Aaarrgh…!!

ada Alex di dalamnya, aku terkejut setengah mati, ku pikir dia makhluk seram yang ada di kamarku.

“ Dari mana aja kamu?? “ tanyanya sambil melotot
“ dari rumah temen..!” sahutku sambil menyalakan lampu kamar
“temen yang mana, temen yang tadi di resto itu ???” katanya sambil tangannya mencengkram daguku, dia mencengkram dengan kuat sekali, nampaknya dia sudah kehilangan kesabaran padaku karna menunggu lama.

Aku langsung reflek mencoba melepaskan cengkramannya dari dagu., aku mendorongnya sekuat tenaga ke arah dinding, DUG …sepertinya kepalanya terbentur.

“ SIALAN LO, lo pikir gak sakit tuh jari tangan lo yang gede-gede!!” protesku sambil memijit mijit dagu yang mungkin saja terluka, “ dasar gak punya perasaan!”

Alex masih tersungkur , dia sedang memijat-mijat kepalanya yang terbentur tadi , tak lama diapun bangkit lagi dan berdiri, “ maaf ya yank..”

“ lain kali pake perasaan donk !” sahutku jutek

“ Denger Yank…aku udah lama nunggu kamu dari tadi di sini, kamu tau dari jam berapa ?? dari jam 8..!! eeeh..kamunya malah gak ada, malah pergi, makanya aku minta ijin sama Pak Gatot buat masuk ke kamar ini, untung aja dia ngijinin karna memang dia udah kenal dan percaya sama aku,… “

Kemudian dia terdiam sejenak sebelum melanjutkan lagi

“kamu tau?! calon istriku tadi marah-marah waktu aku tinggalin dia di rumahnya… padahal urusannya belum selesai semuanya……aku tinggalin dia Cuma buat ketemu kamu di sini!, Cuma buat ketemu kamu di sini!! tapi alangkah kecewanya aku karena ternyata kamunya malah pergi tanpa minta ijin sama aku, tanpa bilang-bilang sama aku, apalagi… ini malah jalan sama laki-laki lain, kamu anggap aku ini apanya kamu Daam ???”

Aku diam saja, mematung di dekat pintu sambil mendengarkan omongannya, rasanya omongannya ada benarnya juga, aku sudah diam-diam pergi tanpa memberitahu dia terlebih dahulu.

“ kamu tau gak sih Dam, itu namanya udah selingkuh….kamu udah main mata di belakang aku!, kamu pergi sama cowo lain, kamu mesra-mesraan sama cowo lain, kamu pegang-pegangan sama cowo lain, apa kamu gak sadar itu ?! kamu udah selingkuuh ” katanya sambil serius menatapku

“ aku sadar,… tapi maksudnyaaa ..aku sadar aku lagi jalan sama temen, bukannya pacar! Jadi aku gak merasa semua tuduhan kamu itu bener” sanggahku

“ alaaah bohong kamu, udah jangan ngelak lagi, aku jadi sebel banget sama kamu sekarang !, udah ketahuan selingkuh tapi masih aja ngeles” sahutnya jutek
“ heh Pak!…denger ya …aku ..gak ngerasa pacaran sama orang lain, aku ..Cuma jalan sama temen, dan itupun gak ngapa-ngapain… Cuma cari makan aja….jadi gak usah negatif thinking gitu deh…jelek banget sih pikirannya ! ”

“ sekarang gini deh, aku tanya sama kamu, tapi kamu jawabnya harus jujur, gak boleh bohong, karna ini menyangkut masa depan hubungan kita nantinya…biar gak ada krikil di perjalanan hubungan kita ke depannya”
“ hmmm mau tanya apa sih?” nampaknya serius sekali omongannya kali ini
“ kamu…masih sayang sama aku ?”
“ …masih..”

Memang di dalam hati aku masih menyayanginya, tapi kalo untuk mencintainya , rasa-rasanya aku harus pikir-pikir dulu 2-3 kali, karna saat ini, perasaanku hambar padanya.

“ okay….trus …..apa kamu rela …berkorban buat aku ?”
“ tergantung..!” sahutku sekenanya
“??? Kok tergantung ..kenapa ?”
“ iya lah, tergantung …pengorbanannya itu membahayakan atau enggak”
“ emmm itu berarti kamu gak mau berkorban nyawa demi aku”
“ yaaa itu sih lain lagi….aku siap kok sumbang darah kalo kamu lagi perlu, siap bayarin biaya rumah sakit kalo kamu kekurangan, siap ini itu demi kesembuhan kamu kalo lagi sakit..”
“ hehe …okaaayy…sekarang pertanyaan terakhir, dan ini aku rasa kamu pasti berat tuk jawabnya..”
“ apa sih, bikin penasaran aja…”

“ kalo harus memilih, kamu akan pilih aku atau laki-laki resto itu ???”

Mata Alex tajam memandangku seakan sedang tak sabar menunggu jawaban keluar dari bibirku. sementara aku sendiri bingung mau jawab apa padanya...aku tak mengira dia melontarkan pertanyaan menjebak seperti ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar