Kamis, 19 Februari 2015

Galau karena masih mencintaimu (Cerita gay) Part 9&10

Part 9..: Hai...siapa ya ??

Angin laut berhembus sepoi-sepoi menerpa wajah dan tubuhku, di hadapanku berdiri Siti yang baru saja menyapaku…tadinya aku berusaha menghindarinya tapi dia keburu tau keberadaanku di sini…

“ Heeyyy…ngapain lo di sini???” tanya Siti cengar cengir
“ eh elo..….eeeh….gw refreshing laah, masa mau mancing ..!”
“ katanya…. elo gak bisa pergi …..mau ke tempat sodara elo…!”
“ iya…..mmh emang….gw ke tempat sodara gw….trus…” aku berusaha memutar otak mencari alasan yang tepat.
“ trus kenape?”
“ trus……..mereka ngajakin gw ke Ancol juga ternyata….”
“ ooh giiiitu….trus sekarang mana sodara elo ?”
“ mmmh….mereka lagi…”.

“ Aduuh….. apa ya alasan yang bagus biar dia gak curiga..” pikirku

“ Mereka lagi naik perahu …. ” sahut Pak Alex dari belakang Siti
“ perahu ? malam-malam?” tanya Siti
“ iya..tuh yang ada lampu warna-warninya…”
“ ooooh…” Siti bengong

Fiuh…legaaaa….Pak Alex menyelamatkanku dari Siti, hampir saja aku mati langkah..
“ eh Sit, mana temen yang lain ?” tanyaku
“ itu di sebelah sana ….” Siti menunjukkan bagian lain resto Le Bridge
“ oh…”

“ waduh gawat…kalo ketemu mereka urusannya jadi panjang…” pikirku

“ gabung aja yuk pak sama kita-kita…” ajak Siti
“ hemmm..ntar deh Sit, bentar lagi sodaranya Adam harus di jemput…”
“ ooh gitu…oke oke…”

Setelah itu, kami beranjak pergi meninggalkan resto dan dermaga dengan tergesa-gesa, khawatir kalau yang lainnya akan melihat kami…

****
Sabtu pagi di kosan Pak Alex

Hembusan angin AC terasa sejuk menerpa ranjang dan selimut di kamar Pak Alex, dalam keadaan masih ngantuk Pak Alex terus mendekap tubuhku dari belakang…

“ Sayank, anterin aku ke resto yuk…” kata Pak Alex
“ hah, mau ngapain ? kan ini hari libur …!”
“ supplier mau anter bahan makanan ke resto…”
“ kok tumben sabtu…biasanya hari kerja…”
“ kan kemarin Jum’at gak dateng….gantinya hari ini..”
“trus emangnya gak ada yang terima tuh supplier di resto ?”
“ ada mas Izul (koki)....tapi kuncinya kan di aku…ayolaah temenin…paling Cuma setengah jaman aja…”
“ iya iya…aku mau kok nganterin…..sapa sih yang ngebiarin cowo ganteng jalan sendiri?!”
“ hehe thanks honey..muach..!”

KAmi berdua bangkit dari ranjang empuknya dan membasuh diri berduaan lagi di bathtub..

***
Memasuki gedung tempat resto berada, suasana Lobby cukup sepi dari lalu lalang karyawan kantor …tak banyak kantor yang mempekerjakan karyawannya pada hari sabtu ini.

“ mas Izul….” Panggil Pak Alex
“ iya pak !!”
“ dah dateng belum suppliernya ?”
“ belum pak kayaknya, janjinya sih jam 8 an…”
“ ooh …”

Pak Alex membuka pintu resto dan kami semua masuk ke dalam… suasana resto dalam keadaan kosong melompong …sepi…Pak Alex membuka pintu luar VIP agar supplier bisa masuk nantinya….

“ Zul, itu pintu sudah saya buka, tunggu aja supplier sampai datang, saya mau cari sarapan dulu, nanti balik lagi ke sini…” kata Pak Alex
“ oke pak….”

Pak Alex menghampiriku dan merangkulku dengan satu tangannya, ia menggiringku keluar
“ mau cari sarapan ?” tanyaku
“ iya…kamu mau makan apa ?”
“ aku mau makan lontong aja …”
“ Lontong?....kan semalam juga udah makan…”
“ hahaha …ssst berisik ah…ntar ada yang denger lagi…”
“ biarin aja…parno amat…sepi ini gak ada orang…”

Kami menuju ke tempat jajanan yang ada di sebelah kompleks gedung. Di tengah jalan kami bertemu dengan Ando si manager gym gedung sebelah…dia di temani 2 orang yang membawa beberapa bambu, mas Ando sendiri membawa beberapa helai kain berwarna biru.

“ hey mas…” sapaku
“ hey Dam….mau kemana ?”
“ mau cari makan….masnya mau ngapain nih ?”
“ mau pasang spanduk …”
“ dimana ?”
“ yaa di sekitar kompleks ini aja…”
“ ooh yang promosi 3 bulanan itu ?
“ iya…kamu jadi join gak? Nanti saya kasih diskon lagi deeh “
“ ah enggak lah mas, gak punya uang “
“ huuu orang restoran kan banyak uang tips”
“ uang tips apa, kan itu di bagi-bagi juga..gak saya makan sendiri..…oke …selamat kerja deh mas…saya mau cari sarapan dulu nih”
“ oke…oke…”

Setelah beberapa langkah menjauh dari mas Ando, Pak Alex mulai berbicara..
“ sapa tadi Dam…orang gym atas ya ?”
“ iya…itu managernya …”
“ wah hebat bisa kenal manager gym…..emang dari kapan kamu kenal dia ?”
“ hehehe kenapa? Cemburu ya ?”
“ iya…emang kenapa ? gak boleh ?”
“ hehe boleh aja…… aku dah kenal dia cukup lama kok…”
“ sejak kapan ?”
“ yaaa dah lama, aku lupa…..tapi waktu pertama kenal dulu aku lagi satu lift sama dia, aku mau antar pesanan ke gedung sebelah…”
“ ooo….di kira kamu pernah ngegym di situ jadinya kalian saling kenal…”
“ gak pernah aku ngegym gitu… buang-buang uang aja…..dia sih kemarin ngajakin aku ngegym di situ mumpung ada promosi katanya…”
“ ya udah kamu masuk aja gih….nanti aku yang bayarin…”
“ gak usah lah ay…jangan buang-buang uang…selama aku masih sehat aku juga udah bersyukur…”

Kami berjalan terus hingga akhirnya tiba di tempat jajanan beberapa pedagang makanan.. Pak Alex memesan lontong untukku dan soto betawi untuknya…setelah tiba makanannya kami melahapnya sambil berbincang-bincang santai…

“ ke gym temanmu yuk!” ajak Pak Alex
“ heh…mau ngapain ?”
“ mau daftar fitness…”
“ kamu mau fitness? ….Bukannya dah bagus badan kamu ?”
“ udaah ayo ikut aja…”

Pak Alex menyeretku menuju ke gym mas Ando, letaknya di lantai paling atas, lantai 18…

“ lagi ada promosi kan ?”
“ iya promosi 3 bulanan…”

Keluar lift, kami masih harus melalui beberapa anak tangga tuk sampai di depan resepsionisnya..

“ Selamat pagi pak..!” sambut laki-laki berbodi mirip finalis L-Men yang sedang berada di resepsionis
“ Pagi..…mas, saya mau info promo yang 3 bulanan itu donk…” tanya Pak Alex
“ oh promo baru itu ya?...sebentar saya panggil petugasnya dulu ya..” sahut laki2 tersebut dengan senyuman manis dan tatapan tajam ke arah kami

Lalu datanglah petugas perempuan berbaju biru mirip dengan yang mas Ando pakai.
“ selamat pagi pak….bisa saya bantu?”
“ ini mbak, saya lihat promo di brosur ini, itu gimana mbak soal biayanya..?”
“ ooh begitu…oke …begini pak, terhitung mulai bulan ini kami sedang mengadakan promo untuk 3 & 6 bulan membership, mengenai biaya 3 bulan membership hanya cukup dengan tujuh ratus ribu rupiah, kalau yang 6 bulan biayanya satu juta tiga ratus ribu rupiah….di tambah biaya administrasi lima puluh ribu rupiah..”
“ ooh oke…mmmh….bisa gak mbak saya lihat-lihat dulu ke dalam ?”
“ oh silahkan pak…nanti di antar sama mas yang tadi…”

Mas-mas L-men itu kembali lagi pada kami, dia akan jadi tour guide kami untuk melihat berbagai macam fasilitas gym ini.
“ halo pak, perkenalkan saya instruktur di gym ini, nama saya Vico..” kata mas L-men itu sambil menjabat tangan kami berdua
“ oh ….mas Vico…..” gumam Pak Alex
“ mari lewat sini…”

Kemudian selama hampir 10 menit kami mengarungi semua area dan fasilitas yang ada di gym ini, mulai dari hall tempat peralatan berat, ruang tempat banyak sepeda statis berkumpul, treadmill, ruang locker, sauna, steam, squash, billiard, tenis meja, ruang aerobik dan kantin…

Selesai di antar ke semua ruangan, kami kembali lagi ke resepsionis…
“ gimana pak?” tanya si mbak petugas itu
“ yaah lumayan lengkap lah mbak …”
“ jadi tertarik bergabung bersama kami ?”
“ ya bolehlah….saya daftar tuk 2 orang ya !”

“ Lex..!” panggilku tiba-tiba, aku segera membawanya menjauh dari petugas perempuan itu
“ kenapa ay ? “ jawabnya santai
“ kamu daftar 2 orang buat siapa ?” bisikku
“ buat aku sama kamu lah..”
“ tapi yank…aduuh….kan itu mahal..belum nanti harus beli baju, celana, tas, handuk sama sepatu …jatuhnya ya nguras dompet lah yaaank..aku gak bisa …uang segitu tuh berarti banyak buat aku..”
“ yank…denger ya…kamu gak usah khawatir…aku yang bayarin semuanya, termasuk nanti kita beli bareng-bareng baju, celana, tas dan lain-lain di mall”

Aku menarik nafas, Pak Alex keburu pergi ke resepsionis lagi, aku tak sempat menyambungkan kata-kataku…

****
Di luar..

Aku sengaja mendiamkannya sejak keluar dari fitness center itu.. tapi Pak Alex berusaha memegang terus tanganku agar mau membuka suara.

“ ay…” rengeknya di luar gedung, “ ay…come on…kok jadi ngambeg gitu sih ?!....aku kan lakuin ini karna pengen kamu lebih kelihatan sehat…pengen kamu lebih bagus badannya…”
“ aku gak butuh…!”
“ ya tapi ….sini …duduk dulu lah…kita ngobrol dulu biar gak berlarut-larut…”
“ dah lah kita ngobrol di kosan aja …matahari udah mulai panas…!”
“ GAK…kita ngobrol di sini…!” aku kaget, sahutannya kali ini lebih tegas..mungkin dia sudah habis kesabaran padaku….aku jadi terdiam mematung..

“ duduk dulu…” dia mulai lunak lagi
Aku menaruh pantatku di sebuah kursi yang tersedia di depan gedung, seperti sepasang kekasih yang sedang pacaran, kami duduk berdua menghadap taman.

“ kenapa sih kamu nolak segitunya ?”
Aku diam sesaat sebelum menjawabnya..
“ aku udah bilang….fitnes itu butuh biaya yang gak sedikit, sedangkan aku gak punya anggaran tuk yang kayak gitu-gituan..”
“ tapi kan aku yang bayarin…!”
“ iyaaa…tapi kan uangnya sayang….mending di tabung…”
“ aku lakuin ini buat kamu sayank…aku ingin kita ada aktifitas bareng-bareng…gak cuma kerja dan di kosan melulu…”
“ kita bisa pergi ke mall, ke ragunan, belanja keperluan sehari-hari…”
“ iya tapi itu kan bukan olahraga sayaank..malah itu buang-buang uang doank..!”
“ aaah udahlah…terserah kamu…tho itu udah di bayar…”

Dia terdiam..
“ trus sekarang kamu mau apa ?” tanyanya
“ aku mau pulang…mumpung belum panas mataharinya!”
“ lho kita kan mau belanja keperluan ngegym sekarang!”
Huuffft.. ”…kemana ?” tanyaku malas
“ ke Sport Stations aja…”
“ jangan yang mahal-mahal …kita cari di ITC aja, yang murah tapi bagus kualitasnya…”
“ oke..oke…terserah kamu deeh..yang penting jalan…mumpung weekend…”

****
Satu bulan kemudian

Satu bulan berlalu, pekerjaan Pak Alex sebagai manager baru resto ternyata membuat resto jadi makin profesional, dia mengubah kebiasaan para karyawan yang tadinya malas-malasan menjadi lebih bergairah.

Beberapa hal yang di rubahnya adalah training-training pelayanan makan dan minum, seperti attitude dan performance, ada juga kursus bahasa inggris yang di adakan setiap pekan dan sebulan sekali di datangkan orang asing yang biasa mengajar di lembaga bahasa asing di Jakarta.

Sikap anak-anak pada pak Alex pun semakin baik, terlihat makin baiknya wibawa Pak Alex ketika memerintahkan sesuatu pada mereka. Tak ada yang ngomel dan tak ada yang mengeluh sepertiku dulu, karna pak Alex juga sopan ketika menyuruh sesuatu.

Sementara aku yang sekarang menjabat sebagai salah satu dari 4 captain resto di buat lebih pusing dengan urusan-urusan tambahan. Seperti supervisor saja, aku sudah mulai memikul tanggung jawab atas operasional resto.

Jika resto berjalan baik maka owner akan senang, akan tetapi jika berjalan kurang mulus maka owner akan memanggilku atau captain lain untuk menghadap bersama manager untuk mengklarifikasi masalah yang timbul…tapi lebih sering jika kami ada masalah di resto, kami bersepakat akan menutupi keburukan itu dari siapapun, apalagi dari owner karna efeknya akan jadi ribed.

***
Sebulan sudah, aku dan Pak Alex pergi ke gym selalu bersama-sama, terkadang jika berbeda shift, maka kami akan saling tunggu hingga jam kerja selesai.

Prospek perkembangan otot masing-masing kami belum terlalu kelihatan, maklum saja, ini baru 1 bulan berjalan, tanpa mengkonsumsi suplemen, otot kami tak terlalu berkembang secepat orang yang memakai suplemen.

“ ay, kamu gak mau beli suplemen? Biar lebih cepat gede ototmu…” tanya Pak Alex suatu saat
“ gak…gak usah…aku udah cukup seneng sama perkembangan ototku….lagian aku gak mau menumpuk obat-obatan diginjalku…ngeri sakit ginjal..”

****
Malam ini aku harus sendiri, Pak Alex ada jadwal ngedate ke rumah cewenya, dia berpesan agar aku pergi saja ke gym sendiri daripada suntuk di kosan..

Aku mengiyakan, tapi aku juga merasa agak malas tuk melangkahkan kaki, sekarangpun sudah jam 6:30 aku masih ada di kosan, ngobrol ngalor ngidul dengan penghuni kost lainnya dan Pak Gatot..

“ waduh Dam…badan kamu sekarang makin oke lho…!” kata Pak Gatot
“ ya jelas oke lah pak, lha wong dia ikutan fitnes ..” sahut Agus teman kostku
“ ah pak Gatot bisa aja, badan masih kecil begini kok di bilang oke..” sanggahku

“ ya iyalah…coba lihat sini…” Pak Gatot memegang lenganku, dia memencet bisepku yang memang sudah agak berkembang, “ tuh ini….masa kayak gini gak oke…” lanjutnya
“ lo pake obat gak Dam…?” tanya Agus
“ enggak..gw gak mau, gw gak punya uang buat yang begituan, mending alami aja deh…”

“ Lha…trus….hari ini kamu gak fitnes Dam ?” tanya Pak Gatot
“ gak ah pak, cape…di geber habis-habisan terus dari kemarin…”
“ yaa harus semangat lah kalo mau dapet hasil yang bagus…” sahut Pak Gatot..

Kriiiing kriiiing
Bunyi telepon nyaring dari saku celanaku, aku menjauh dari Pak Gatot dan Agus
Siti yang menelpon
“ Halo…kenapa Sit ?”
“ Adam lo ada di mana? Gw mau main ke kosan lu sama Farah yaaa..”
“ mmmh….gw…gw lagi di gym nih, baru aja nyampe..”
“ Yaaaa…..”
“ mau ngapain emangnya ke kosan gw?”
“ enggak Cuma mau main aja, si Farah kangen katanya…”
“ hehehe…ya sory deeh , lo bukan bilang dari tadi…”
“ iya iya deh, ntar gw telpon Farah deh, dia sih gw suruh jalan duluan ke tempat lo tadi…”
“ dah jalan duluan ?”
“ iya…”
“ ooh …gitu..oke deh…gw ngegym dulu ya…!”
“ oke…makasih yaa”

Aku buru-buru menyudahi pembicaraan, takut Farah keburu tiba ke kosan. Aku bergegas lari ke arah kamar meninggalkan Pak Gatot dan Agus yang terbengong-bengong melihatku ,…

Tak berapa lama, aku keluar
“ Lho mau kemana Dam ?” tanya Pak GAtot
“ saya mau ngegym aja deh pak…mmh boleh titip pesen gak pak…?” kataku tergesa-gesa
“ pesen apa ?”
“ nanti kalo ada orang ke sini, bilang aja, saya udah pergi ngegym dari tadi…”
“ iya…iya…oke…”

Aku segera berlari menuju gym melalui gang alternatif agar tak bertemu dengan Farah di jalan yang biasanya ku lalui…aku sedang enggan bertemu dengan perempuan saat ini, perasaan cintaku pada Pak Alex telah menutup semua kesempatan untuk membuka hatiku pada perempuan.

*****
Pukul 19:00

Malam ini di gym ramai sekali dengan pengunjung, rasanya tak ada satupun alat yang terbebas dari genggaman orang-orang…apalagi alat yang menjadi favorit pengunjung, bisa-bisa di kerubungi oleh 3 atau 4 orang sekaligus.

Rasanya malas sekali jika harus bergabung dengan pengunjung lainnya hanya untuk sekedar main alat favorit, apalagi yang mengerubunginya terlihat besar-besar badannya, makin minder saja aku di tengah mereka.

Aku memilih treadmill saja tuk mengisi waktu kosong, kebetulan ada 1 yang baru saja di tinggalkan orang, aku buru-buru melompat ke atasnya sebelum di ambil orang lain…HUP..!

Treadmill ku stel kecepatannya, Ipod punya Pak Alex yang ku pinjampun ku mainkan. Kalo sedang ngegym begini yang paling pas tuk di mainkan adalah lagu-lagu ngebit dari luar karna bisa memberikan semangat lebih.

Sekitar 30 menit aku memainkan treadmill, ku stel mulai dari kecepatan tuk berjalan sampai kecepatan tuk berlari…fiuuh…peluh ku bercucuran , capek sekali rasanya, tenagaku terkuras habis saat berlari tadi…

Buru-buru aku mengambil minum, ku duduk di atas karpet dan ku rentangkan kakiku untuk memulihkan tenagaku kembali agar bisa mulai bermain alat berat nantinya. Beberapa orang juga terlihat sedang berisitirahat di sebelahku..

Malam ini ada banyak pengunjung yang berbadan bagus, berbaju bagus dan berpenampilan bagus. Baik perempuan ataupun laki-laki, semuanya terlihat keren. Tapi….aku tak sengaja melihat sosok seorang laki-laki yang wajahnya nampak familiar…dia sedang memainkan dua dumbell di depan kaca.

Aku memutar otak, mengingat-ingat dimana aku pernah melihat wajahnya yang bersih dan rupawan itu…tapi….aku tak bisa mengingatnya, aku lupa pernah melihatnya di mana..

****
Lockerroom

1.5 jam sudah ku lalui dengan berfitness ria, walaupun tak ada ayankku si Alex tapi suasananya tetap menyemangati, apalagi aku ketemu mas Ando yang mengajariku penggunaan beberapa alat berat yang ada di hall.

“ kamu juga harus diet Dam…” kata mas Ando
“ dietnya gimana mas ?”
“ hindari makanan berlemak, nasi putih kalo bisa di ganti sama nasi merah, kalo makan ayam pilih dadanya buang kulitnya, kalo bisa hindari minyak-minyakan, santan, putih telur juga bagus…”

“ kayaknya itu makanan mahal semua ya mas…” sahutku menggaruk-garuk kepala
“ lho gapapa…walaupun harga nya lebih mahal dikit tapi kan khasiatnya jauh lebih bagus buat tubuh kamu, ketimbang kamu makan gorengan, walaupun kenyang dan murah tapi kan itu gak sehat..”
“ iya iya…oke…nanti di usahakan deh saya beli yang mas sebutin tadi…”
“ tapi jangan lupa juga, latihannya yang rutin..”
“ iya iya….oke mas, saya mau ke loker dulu…”
“ lho udahan ?”
“ iya udah….dah 1,5 jam nih…dah capek..”
“ ooh oke oke..”

Aku pergi menuju loker, saat ku masuk, di loker ternyata ada 2 orang yang sedang berganti pakaian dan 1 orang sedang membasuh dirinya di shower.

“ pulang mas ? “ tanya 1 orang yg sedang mengganti baju..badannya terbentuk dengan sempurna tapi ototnya terlalu besar tak sebanding dengan tinggi tubuhnya
“ iya nih….udah capek..”
“ dari jam berapa tadi emangnya ?”
“ dari jam 7…”
“ ooh…oke, ….”

Hening, aku menyiapkan peralatan mandi sementara orang yang menyapaku tadi pamitan padaku
“ saya duluan ya mas…!”
“ ya ya mas…”

Aku pergi ke shower, kran air hangat ku putar, rasanya enak sekali saat air hangat menimpa tubuhku. Ku basuh tubuhku yang lengket dan penuh keringat dengan sabun cair punya si Alex…

Tak berapa lama, aku keluar lagi,…oops…ternyata ada sosok yang tadi familiar denganku….dia sedang memakai kaos. Tubuh laki-laki ini juga terlihat lebih sempurna, otot-ototnya pas untuknya yang bertubuh tinggi, lebih tinggi dariku sedikit.

Sepertinya dia cocok di nobatkan sebagai laki-laki dengan tubuh sempurna yang diturunkan Tuhan, dia tampan, tinggi dan berbadan bagus, tadi juga sempat ku lihat dia memiliki senyuman sangat manis hingga hatiku saja mampu di buatnya ambruk.

“ aah mikir apa sih gw..ngaco aja…” pikirku yang tak mau berlarut-larut memuji kelebihan laki-laki ini sehingga melupakan Pak Alex yang sudah lebih dari cukup buatku.

“ mari mas…” tiba-tiba dia pamit padaku
“ iya mas…”

****
Selesai berganti baju, aku menuju resepsionis tuk menukar kunci lokerku dengan kartu anggota. Mas Ando sedang ada di resepsionis itu..
“ mas Ando, saya pulang dulu ya..”
“ oh iya Dam…makasih ya..”
“ ya sama-sama mas…”

Aku pergi meninggalkan resepsionis, menuruni tangga tuk menuju lift..ternyata ada lift yang terbuka, akupun menuju ke lift tersebut, tapi tak di sangka-sangka, di dalamnya sudah ada laki-laki familiar tadi…

“ hei mas…” sapaku masih dalam keadaan terkejut melihatnya di dalam lift

Aku memencet tombol lantai dasar.
“ baru dapat liftnya ya mas?” tanyaku berbasa-basi
“ iya nih…tadi lama banget…kayaknya 2 lift lainnya udah di matiin” katanya
“ ooh…”

Sambil menunggu lift turun ke lantai dasar, tak ada lagi pertanyaan yang terlontar baik dari diriku atau dia, yang ada suasana hening yang tercipta, nampaknya kami berdua canggung satu sama lain, sampai akhirnya lift yang kami tumpangi berhenti tiba-tiba di tengah jalan…

JEGLEK…

“ hah, kenapa nih lift ya?” tanyaku
“ macet…kali ya..” dia juga dalam keadaan bingung mendapati situasi seperti ini.

Kami saling beradu pandang dan terdiam, serasa dalam hati masing-masing saling bertanya , “ gimana nih ?”

*******************************************************

Part 10

Lift berhenti di tengah jalan dengan tiba-tiba membuatku kaget seketika, sepertinya berhenti di antara lantai 2 dan 3. Di dalamnya hanya ada aku dan laki-laki teman gymku yang belum pernah ku kenal tapi kalo lihat dari wajahnya kelihatannya tidak begitu asing bagiku.

Laki-laki yang bersamaku itu sekarang sedang menekan-nekan semua tombol yang ada di dinding lift, termasuk tombol Emergency call, namun usahanya masih sia-sia, tombol-tombol itu sepertinya ikutan tak berfungsi.

Aku juga tak mau berdiam diri saja, ku bantu dia dengan menggedor-gedor pintu lift yang terbuat dari lempengan besi sekuat tenaga sambil berteriak sekeras mungkin agar terdengar di luar lift.
“ HALOOOOO..!!! toloooooong…!”

DUG DUG DUG….suara gedoranku di pintu lift…
“ tolooooooong…!!”
GOMBRANG….pintu lift ku tendang

Aaah akhirnya aku mundur , rasanya lemas sekali membuang tenaga di ruangan yang udaranya sedikit ini. Sedari tadi menggedor-gedor tapi tak ada yang menyahut, sementara udara jadi bertambah panas…

Laki-laki itu kemudian berdiri mendekat ke pintu
“ Tolooooooooong…!” teriaknya juga di dekat celah pintu lift
DUG DUG DUG

“ kayaknya memang lantai 2 sama 3 udah kosong…..!” kata laki-laki itu sambil memperhatikanku yang kelelahan
“ mungkin aja mas, ini kan jum’at jadi orang udah pada kabur pulang..” aku masih ngos-ngosan

Udaranya benar-benar makin tipis, sudah hampir 15 menit kami terjebak di sini, AC pun sudah mulai tak terasa lagi. Baju kaosku mulai basah oleh keringat, aku memilih duduk di lantai lift yang masih agak terasa dingin.

Laki-laki itu ikutan duduk juga di seberangku dan sekarang kami dalam posisi saling berhadapan, dia menaruh tas gymnya di samping dan mulai melepaskan kancing kemeja yang juga mulai basah, kelihatannya dia juga tak tahan panasnya lift. Dia mengeluarkan hape dan mencoba menelpon seseorang tapi ……dibatalkannya lagi..

“ bisa mas ?” tanyaku tentang teleponnya
“ masih gak ada sinyal..!, coba kalo sms nyampe gak ya..”

Beberapa saat tak ada laporan kiriman yang berhasil, diapun meletakkan hapenya di lantai lift.
“ gak bisa juga ya mas?” tanyaku
“ enggak.!”

Aku memperhatikan wajahnya yang sedang menunduk, terlihat teduh sekali. Deretan alisnya indah, hidungnya mancung dan bibirnya merah, mungkin sama merahnya dengan bibirku. Lalu pandanganku tergiring ke arah dadanya yang terbuka . Dari 2 kancing yang sudah dilepaskannya, terlihat otot dada bagian atas terpahat dengan baik, lekukannya bisa ku lihat dari balik kemejanya yang tanpa kaos dalam itu.

“ kenapa mas ?” tanyanya tiba-tiba mengagetkanku, matanya tajam menatapku, seakan sedang menatap seorang maling yang tertangkap basah.

Aku terkejut seketika, “ mmmh….saya….saya …lagi inget-inget,…. muka mas tuh kayak familiar soalnya..”
“ familiar ?...emang dimana pernah lihat saya ? ” tanyanya
“ gak tau….makanya itu saya lagi inget-inget…”

Laki-laki itu terdiam lagi, dia mengalihkan pandangannya ke sekeliling ruangan lift. Nampaknya dia tak begitu tertarik untuk memperpanjang masalah pandanganku tadi..

“gedung secanggih ini kok liftnya gak beres ya” katanya
“ iya nih, petugasnya juga kemana lagi…udah lama tapi kok gak ada yang nolong ya?!” keluhku
“ sekarang udah jam setengah 10 …ck” katanya sambil memperhatikan layar di hape

“ Hah, jam setengah 10 ? yang bener mas ?” tanyaku sambil mengecek jam di hapeku, “ oh iya, udah jam setengah 10….yaah gimana ya…”

Aku berdiri lagi dan berteriak “HOOOOooooooooooooooyyyy…! Toloooooong…” DUG DUG DUG

Tak ada sahutan aku menendang pintunya lagi, kali ini tiga kali GOMBRANG GOMBRANG GOMBRANG, aku duduk kembali ke tempat semula, ku selonjorkan kakiku ke arah sampingnya. Mataku mengarah kemana-mana, mencari jalan keluar yang siapa tahu bisa aku temui. Tapi sekali lagi,….. nihil…

“ ah setan…kalo begini terus kita bisa mati..!” kataku

Hening, …..suasana menjadi hening, aku terdiam, dia juga diam, sama sekali tak bicara, masing-masing menutup mulut, mungkin yang ada hanya kegusaran di hati kami masing-masing…

“ masnya…..dah lama ngegym di atas ?” tanyaku akhirnya memecah keheningan, mencari-cari pembicaraan..
“ baru ..” jawabnya singkat
“ baru ? kok kayaknya udah bagus badannya ?!” tanyaku lagi
“ dulu pernah ngegym di tempat lain selama 2 tahun…lalu pindah ke sini sekitar 2 minggu yang lalu”
“ ooh gitu…saya juga baru 1 bulan di sini”
“ oh……..”

Hening lagi…

“ nama kamu siapa ?”
“ nama saya?..Adam mas…”
“ Adam?!…kalo saya Sultan…”
“ ooh mas Sultan…kayak nama gelar kerajaan ya..!” gurauku
“ ah…gak …gak ada hubungannya sama kerajaan ….saya orang biasa aja”

Hening…

“Hhmmpp….kapan ya kita bisa keluar dari sini?” keluhku sudah tak sabar
“ sabar ajaaa, ntar juga ada yang nolong, oksigennya juga masih banyak kok, cukup buat kita berdua….”
“ iya ….tapi nanti takut ada yang cariin saya..”
“ hahaha…kamu orang penting ya..?”
“ yaa enggak sih…”
“ nah terus siapa yang cariin kamu ? cewe kamu ?”
“ hah… cewe ? mmm … iya…betul…”
“ yaaa nikmatin aja deh yang kayak gini, toh kita juga gak bisa berbuat apa-apa….udah di pencet-pencet, di gedor-gedor, teriak, telepon , sms…tetep aja belum ada bantuan yang datang…...”
“ huft…”

Memang kata-kata Sultan tadi membuatku jadi lebih tenang menghadapi situasi seperti sekarang ini. Aku mulai memain-mainkan hape chinaku dan menyalakan TV yang ada di dalamnya.

Srrrrrrrrrrrrrrrrrrrr

“ suara apa tuh ?” tanyanya heran
“ suara tv mas…”
“ tv ? ada tv nya ya ?” tanyanya lagi dengan antusias,nampaknya dia tertarik tuk melihat hape chinaku ini
“ ada …tapi sinyal di sini kurang kuat, paling Cuma 1 channel nih yang agak bersih …”

Sultan mendekat ke arahku, dia memegang hapeku, “ coba saya lihat…”

“ jelek ah mas, hape china doank…!” kataku merendah
“ ah gapapa, yang penting ada hiburannya….”

Kami mulai menonton TV bareng-bareng, aku menaruhnya di atas tas-tas kami yang di tumpukkan. Hanya channel RCTI yang tampil baik di layar hapeku, kebetulan sekali acaranya saat ini Indonesian Idol, sedikit banyak bisa menghibur dan melupakan keadaan yang sedang kami hadapi saat ini.

“ kamu suka nyanyi Dam ?”
“ nyanyi ? yaaa paling Cuma bersenandung aja, gak yang keras-keras gitu…”
“ ooh penyanyi kamar mandi gitu ya ?”
“ hahaha iya kali…”

Hening ….kami fokus lagi selama 5 menit ke layar karena peserta Indonesian Idol mulai menyanyi lagi..

“ kamu umur berapa sih Dam ?” tanyanya
“ saya hampir 21 tahun mas..”
“ ooh masih muda ya…”
“ trus mas Sultan berapa ?”
“ saya sih udaaah…..26……aduh tua ya..!” guraunya
“ ah, masih muda juga kok, Cumaaa….lebih tua dari saya aja…”
“ hahaha sial ….”

Melihat tawanya yang lepas, aku mulai teringat sosok wajahnya yang familiar, lega rasanya ketika sadar bahwa dia ternyata dia adalah tamu yang pernah datang ke resto beberapa bulan lalu…yang ketika datang dan pergi dari resto menjadi santapan mata para pelayan perempuan.

“ Aaah iya…! Saya inget….!” Kataku mengagetkannya
“ inget apa ??? ngagetin aja…”
“ mas itu familiar karena saya pernah lihat di resto saya..!, tadi sewaktu mas senyum baru saya inget ”
“ oooh di kira apa…!...jadi dari tadi kamu masih mikirin itu…saya sih udah tau siapa kamu…”
“ tau saya ? tau apa ?”
“ tau kamu waiter di resto bawah gedung sebelah….kadang saya juga suka lihat kamu lagi jalan bawa-bawa plastik makanan di luar..”
“ tapi… mas Sultan baru sekali ke resto saya kan selama ini?”
“ huuu kata siapa sok tau…saya cukup sering kok ke situ, kamu aja gak ngeh…terakhir saya ke sana hari senin kemarin ..”
“ kok saya gak lihat ya?” sahutku sambil garuk-garuk kepala yang sama sekali tak gatal.
“ kamu lagi sibuk banget kayaknya…”
“ iya kali ya ….”

Aah senang rasanya….aku bisa menemukannya di dalam otakku yang tadinya susah ku ingat…. Sedari tadi aku terus memutar otak mencarinya di database otakku..

“ kapan-kapan kalo main ke resto ya panggil saya aja mas…” tawarku
“ haha…mau ngapain panggil kamu ?, mau kasih diskon ?”
“ yaaa bisa…kalo mau diskon…”
“ huuu emangnya kamu bisa kasih-kasih diskon ?”
“ hahaha datang aja dulu,… baru ….nanti lihat apa bisa saya kasih diskon !”
“ ooh okay….saya akan tagih janji kamu”

****
Jam 10: 20
“ HALOOOOOOOO…!” tiba-tiba ada suara dari arah luar pintu lift, DUG DUG DUG…” APA ADA ORANG ??”

Aku dan Sultan langsung berdiri dan mendekat ke arah pintu lift…
“ YAAAaaaaaa…..PAAAK…TOLOOOOOONG..!” teriakku di tengah celah pintu
“ YA PAK….SABAAAAR KAMI AKAN BUKA PINTUNYA SEGERAAA!” sahut orang di luar

“ Alhamdulillaaah akhirnya ada juga bantuan…” kataku sambil mengelap kepalaku yang berkucuran keringat dengan baju kaosku
“ iya…ada ada aja ya,… habis ngegym jadi apes begini…” katanya
“ iya…lain kali gak mau pake lift ini lagi deh…”
“ haha ya namanya juga apes…kalo lagi apes, dimana aja liftnya pasti kena..”

KREK KREK
Suara pintu lift di congkel dari luar, mungkin pakai linggis. Sedikit demi sedikit pintu lift terbuka, makin lama makin besar pintunya di paksa tuk terbuka..para petugas di luar pun terlihat berusaha sekuat tenaga mendorong pintu lift yang juga macet.

Pintu lift di buka dari arah lantai atas, ternyata memang benar, kami berada di antara dua lantai. Untung saja masih ada bagian lantai yang tersisa, jadinya kami tak akan susah keluar. Beberapa petugas bergerombol di depan pintu lift yang sudah terbuka lebar, mereka sepertinya ingin memastikan keadaan kami.

“ apa ada yang cedera pak ?” tanya salah satu petugas
“ gak ada pak..!” sahut Sultan
“ Ayo pak, pegang tangan saya ..!” kata petugas itu
“ pak ….apa gak ada bangku ? kasian mas ini udah lemas buat manjat setinggi itu pak..!” sahut Sultan lagi membantuku
“ oh ya, sebentar saya ambilkan…”

Beberapa saat kemudian, bangku kecil tiba di hadapanku, dua tas kami sudah duluan di naikkan ke atas..
“ kamu naik duluan Dam, nanti saya bantu kamu naik dari bawah..” kata Sultan
“ iya mas, …saya duluan ya..”

Aku pun mulai menaiki bangku, dengan mengandalkan tenaga yang masih tersisa aku menapaki dinding-dinding lift…” Aaaaaarrrrrggghhhhh…!!!” aku mengerang mengeluarkan tenaga sekuat-kuatnya, tangan Sultan juga membantuku tuk naik ke atas, dia mendorong bokongku sampai ke atas.

Akhirnya udara sejuk gedung bisa ku rasakan lagi, dingin sekali…petugas segera memberiku selimut dan membawaku ke sebuah ruangan…Di dalam ruangan , sudah ada seorang dokter yang akan mengecek kondisi kesehatanku. Aku di baringkan di atas sebuah ranjang darurat yang mungkin memang di sediakan untuk kami.

Beberapa menit berlalu barulah Sultan datang, dia juga langsung di baringkan di ranjang darurat dan segera di cek kesehatannya oleh sang dokter.

“ gapapa …gak ada masalah, semuanya baik-baik aja…Cuma sedikit dehidrasi aja sama demam…” kata dokter
“ dok, saya minta minum donk…” kataku
“ iya sebentar makanan dan minuman sedang di ambil…saya keluar dulu ya…nanti bapak berdua akan di berikan obat ” Si dokter pergi meninggalkan kami berdua


Kriiiing kriiiing
Hape ku langsung berbunyi, nampaknya sinyalnya sudah pulih kembali. Layarnya tertera nama Alex, tak mungkin aku menerima telepon di dekat Sultan, aku segera bangkit dan keluar ruangan

/ yaa ay…!/ kataku di luar
//Kamu dimana sayaaaaank…dari tadi di telepon kok gak nyambung-nyambung…!!//
/ maaf ay, ceritanya panjang, kamu jemput aku aja dulu deh ay, bisa gak?!…aku ada masalah/
// masalah apa?//
/ nanti deh kamu tau sendiri, sekarang aku ada di lantai 3 gedung fitnes…nanti aku ceritain kalo kamu udah sampe ke sini../
//ya udah aku ke sana ya…tunggu ya yank…luv u..muach//

Hapeku matikan, aku kembali lagi ke dalam dan segera berbaring lagi sambil menikmati makanan yang sudah ada di meja..

“ yang tadi telepon itu cewe kamu Dam ?” tanya Sultan
“ heh?!...iya…”
“ wah baik banget ya…perhatian gitu….”
“ah biasa aja ”
“ ato takut kehilangan cowonya yang super ganteng ini ??!”
“ hahaha….masih kalah ganteng sama mas Sultan..”

****
Tengah malam di kosanku

“ jadi gimana, kok kamu bisa kejebak di lift ? sama cowo ganteng lagi….” Kata Alex mengeluarkan expresi cemberut
“ yaaa namanya lagi apes, bisa aja dapat kejadian kayak begitu..”
“ trus kamu gak ngapa-ngapain kan di dalam sama dia ?”
“ enak aja…sembarangan kalo ngomong…”
“ trus ngapain aja di dalem ?”
“ ya gak ngapa-ngapain….Cuma ngobrol aja…nonton TV sama dobrak-dobrak pintu…!” jawabku sedikit sewot di tanya hal begituan terus..
“ ooh …ya ya…ya udah kamu istirahat aja dulu…pasti kamu capek banget…..”

Alex berusaha menenangkanku yang jadi sewot karna berbagai pertanyaan yang mengintimidasiku. Makanya sisa malam ini, dia isi dengan melayaniku, mulai dari mengambilkan air minum, mengambilkan pakaian tidur , sampai menciumiku hingga terlelap.

****
Sabtu siang

Pagi pagi Alex sudah menyiapkanku segelas susu hangat dan sepaket roti bakar yang isinya coklat dan strawberry. Menu sarapannya ini di taruh di meja kecil kamarku.

“ Ay…kamu beli roti bakar dari mana ?” kataku setelah membasuh diri di kamar mandi
“ dari depan…”
“ depan kosan? emangnya ada?”
“ ada…mungkin kebetulan lewat..”
“ ooh…enak gak ?” kataku antusias sambil nyomot satu potong rotinya
“ cobain aja..”

“ mmh lumayanlah…”
“ ay…kita ke kebun binatang yuk…!”
“ ragunan ? “
“ iya…”
“ tumben ..ngajak ke situ..”
“ yaaa aku lagi butuh suasana yang adem aja sambil duduk di bawah pohon rindang sama kamu..”
“ huuu bisa aja …ya udah sebentar aku ganti baju dulu..”
“ tapi kita naik bus transjakarta aja ya…”
“ lho emangnya kenapa motor kamu ?”
“ gapapa…aku lagi pengen naik bis itu aja…lagian cape lah …aku lagi pengen santai..”

Aku memperhatikannya dengan dalam, rada-rada aneh kalau aku boleh menilainya, seperti ada sesuatu yang sedang terjadi dengannya..

****
Bis Transjakarta

Bis melaju dengan kecepatan sedang menuju ke arah selatan Jakarta. Bis yang kami tumpangi ini tak begitu sesak seperti pada hari-hari biasa, kebanyakan yang menaikinya malah dari kalangan keluarga, sepertinya mereka juga mempunyai tujuan yang sama dengan kami, ke kebun binatang ragunan.

Kami berdua duduk bersebelahan di bangku bagian belakang. Tapi semenjak naik tadi, kelakuan Alex berubah jadi lebih pendiam. Sering dia melamun lama sebelum akhirnya ku ganggu dengan berbagai pertanyaan.

“ kok aku lapar lagi ya..!” kataku
“ iyalah, ……kamu baru makan roti dari tadi”

Kemudian ku biarkan dia melanjutkan pembicaraan, tapi lalu dia terdiam tak bersuara..
“ nanti di sana cari makan dulu ya..!” kataku lagi, mencoba mengusik kediamannya kali ini.
“ iya…….!” Jawabnya singkat

….Lagi-lagi dia diam tak melanjutkan obrolan, aku mencoba merangkul bahunya agar dia kembali sadar bahwa di sampingnya ada seseorang yang bersamanya.

“ kamu takut naik bis ya ?” kataku
“ enggak ..” dia menoleh
“ kalo kamu gak takut, trus kenapa dari tadi diem aja??”
“ gaaak….gapapa..” dia berusaha menyunggingkan senyumnya

Ingin ku ganggu lagi dengan pertanyaan selanjutnya tapi keburu halte Ragunan sudah terlihat di luar bis.

****
Di bawah pohon rindang, di naungi tenda warung makan yang ada di bawahnya, aku dan Alex sedang menikmati bakso panas nan sedap sebelum berkeliling kebun binatang. Dari wanginya saja mampu membuat orang menelan air liur.

“ kok gak rame ya ?” katanya
“ ramenya minggu kali..”
“ iya kali ya….biasanya kalo rame itu pengunjungnya padat banget..”
“ kamu sering kesini ya ay ?” tanyaku
“ gak terlalu sering juga sih, Cuma… kalo lagi kepengen liat sodara-sodara kamu aja baru kesini..”
“ kurang asem…sodaraku..sodaramu juga donk..”
“ hehehe …becanda yaank..”

Setelah selesai makan, beberapa saat kemudian kami mulai menyusuri satu persatu kandang-kandang hewan yang jadi koleksi kebun binatang di sini. ada kandang hewan yang buas, ada juga kandang hewan yang lucu-lucu dan indah, seperti kandang burung merak yang sedang kami lihat sekarang.

“ eh eh ay….foto foto….aku sama burungnya…mumpung lagi mekar buntutnya..” kataku antusias melihat ekor merak yang mekar
“ oke…sebentar…kamu pose yang bagus donk..”

Klik…Klik..
“ sekarang giliran aku…kamu yang fotoin..” katanya

Klik Klik..

Arena perahu bebek juga sempat kami naiki, terletak di bagian belakang Ragunan, danau yang menjadi arena ini tak begitu luas jika di bandingkan dengan yang ada di TMII.

Setelah puas berfoto-foto, berkeliling dari depan kebun binatang sampai ke bagian belakang, akhirnya kami merasa kelelahan juga..

“ cape yank?” tanyanya saat melihat aku tiba-tiba duduk di atas batu
“ iya nih cape…kita duduk dulu yuk di situ… kayaknya enak..” ajakku ke bangku di bawah pohon besar

Alex kemudian membeli dua botol minuman teh dari seorang penjual yang berada di dekat kami.
“ ini..” dia memberiku sebotol
“ makasih ya ay …”
“ sama-sama..”

Di bangku taman sambil duduk berdua, kami menikmati kesegaran teh dalam botol sebelum mulai pembicaraan

“ gimana…seneng gak ke sini ?”
“ Seneng lah…apalagi perginya sama kamu…” kataku sambil meremas tangannya yang putih bersih dan penuh urat halus
“ sukur deh..” sahutnya dengan senyuman kecil di bibirnya tapi matanya tanpa expresi kegembiraan seperti apa yang sedang kurasakan saat ini…

“ Ay…” panggilku
“ hemm?”
“ kayaknya……kamu lagi ada masalah ya..?”
“ ……..”
“ ngomonglah….aku akan jadi pendengar yang baik…”
“ ………gimana ya…………….. aku…ada sesuatu ……..yang harus di sampaikan ke kamu…”
“ apa itu ? baik atau buruk ?”
“ ……… aku gak tau….ini baik atau ……buruk buat kamu….”
“ kalo buat kamu ?”

Sambil menunduk dia melanjutkan pembicaraan dengan susah payah dan terpatah-patah
“ buat aku….aku juga gak tau….”
“ mmh oke….so, apa masalahnya…ngomong aja..jangan bikin jadi penasaran!”

Sekarang malah gantian, dia yang meremas telapak tanganku dan mengusap-usapnya…dengan ragu-ragu dia menyatakan masalahnya sambil menatapku lemah

“ aku….berat kasih tau ini ke kamu….”
“ aay…..!”
“ aku……di suruh melamar pacarku yank..!”

Aku tersentak , aku menahan nafas sebentar….tak ku sangka ternyata ini masalahnya, sedari tadi dia memikirkan hal ini. Aku menarik tanganku dari genggamannya

“ di suruh ngelamar ?” tanyaku tegas
“ iya…”
“ sama siapa ?”
“ sama calon ibu mertuaku..”
“ lho….pacar kamu itu udah ngebet banget emang ya?” singgungku
“ maksud kamu ?”
“ ngebet pengen ngerasain “itu” kamu laah…!”
“ Yank…kok kamu ngomong gitu sih ? …aku tuh Cuma mau minta pendapat kamu…boleh gak aku ngelamar dia ?”
“ kamu jangan minta pendapat sama aku kayak begitu…kalo jawabannya gak boleh, apa kamu mau ikutin omonganku ?!...” ku nyerocos tak karuan

Beberapa orang lewat di hadapan kami dan menghentikan sementara pembicaraan serius kami…

Alex terdiam dan menunduk….dia kelihatan bingung….sama bingungnya denganku tuk menjawab pertanyaannya..

Hatiku bergemuruh, dadaku kembang kempis…aku berusaha menahan luapan emosi saat ini agar tak ada cekcok….

“ ini …hidup kamu!…ini jalan kamu!…kamu yang mengatur jalan hidup kamu…bukan orang lain!..bukan juga aku….jadi jangan pernah tanya hal yang kayak begitu lagi sama aku…!...tapi kalo kamu tetap maksa tanya apa pendapatku….jujur…aku mau kamu tetap jadi milik aku seorang…bukan di bagi 2 kayak sekarang….!!” Kataku
“ tapi kita kan masih bisa ketemuan, kita masih bisa berduaan…gak akan ada yang tau….termasuk nanti istri aku yaaank..” dia berusaha meyakinkanku

“ Hah!…ketemuan? setelah nikah?....kamu gila apa? kamu mau pernikahanmu berantakan karna ada aku yang selalu mengganggu?”
“ gapapa….asal dia gak tau aja kalo kita ini pacaran..” katanya antusias
“ aaah udahlah…percuma ….. ngomong panjang lebar tentang ini itu…toh kamu cepat atau lambat juga akan kawin...dan pasti gak akan ada waktu lagi buatku”

“ trus…….sekarang mau kamu kayak gimanaaaa? …kamu mau aku putusin dia aja ??? …okay…aku putusin dia nanti malam…demi kamu..!” yakinnya

Aku menoleh ke arahnya..” gak segampang itu kali ….nasi udah jadi bubur…kamu gak akan bisa mundur lagi…orang tua cewe kamu udah nyuruh begitu…kalo kamu tiba-tiba mundur, cewe kamu itu bisa-bisa stress…..gila…emangnya kamu gak kasian?!!” kataku seperti orang tua

“ Aaaarrggghh…..begini salah….begitu juga salah…stress jadinya…mumet..malah aku yang jadi gila kayaknya…” dia menjambaki rambutnya sendiri…Rrrrrgggghh…..nampaknya dia pusing dengan kemauanku yang tak jelas…

Aku menarik nafas dalam-dalam….ku atur nafasku agar kesabaran merasuki relung jiwaku
” ay..…kamu jangan mikirin pendapatku….jalani saja apa yang menurut kamu baik…ini jalan hidup kamu”

Dia menatapku dalam, seakan-akan ingin mendekap erat jiwaku. Tangannya mulai meremas lagi telapak tanganku…

“gapapa yank….kamu baik sekali mau kasih pendapat panjang lebar ……kalo gak ada kamu, mungkin aku gak bisa memutuskan sesuatu……” katanya, ….“ kamu mau pulang ?”

Aku mengangguk …lalu beberapa saat kemudian kami bangkit dan meninggalkan bangku di bawah pohon rindang itu.

Dalam perjalanan keluar kebun binatang kami masih membisu satu sama lain…padahal sebenarnya pikiran kami banyak berkata-kata tentang lamaran itu dan tentang kelanjutan hubungan ini.

Sesampainya di luar
“ yank…kita ke carrefour dulu ya, aku mau belanja makanan sama minuman “ ajaknya

Lama aku tak menjawabnya

“ aku mau pulang aja…”
“ ya udah aku antar kamu pulang dulu…”
“ gak usah….aku bisa pulang sendiri..”
“ tapi yank…kamu kan…”
“aku tau jalan pulang!….gak perlu takut aku nyasar…!” Alex langsung tutup mulut mendengarku memotong omongannya

“ aku pulang duluan ya ..” kataku sambil melengos pergi
“ yank….!” Panggilnya pelan dan memelas, tapi aku tetap pergi , pergi meninggalkannya, tak menghiraukan sama sekali panggilannya lagi

"I will always be with You "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar