Kamis, 28 Mei 2015

Cerita Secangkir Kopi Chapter Lanjutan 15

"ONH teh One Night Heureuy. bener kan?"

(heureuy : becanda.)



"yang ada juga ONS gi, One Night Stand. bukannya aku ngga mau serius menjalin hubungan sama orang, tapi memang sejauh ini belum ada yang cocok aja."



"si argi mah sotoy, nji." aku mengepalkan tangan yang langsung disambut oleh kepalan tangan panji.



"kalian mah gitu sama aku teh. aku kan...."



*tok...tok...tok...*



suara ketukan pintu oleh seseorang langsung mengehentikan pembicaraan kami bertiga.



"itu pasti si eja kan? biar aku aja yang buka pintu!" ucap panji dengan semangat yang langsung disambut oleh lemparan bantal dari argi.



panji kemudian bergerak cepat menuju pintu setelah terlebih dahulu merapihkan kemejanya yang terlihat sedikit kusut.



"eh, kang... a arginya ada?" samar-samar aku mendengar suara eja dibalik pintu.



"ada... sok atuh masuk dulu." ucap panji lalu mempersilahkan eja untuk masuk kemudian tak lupa untuk mengunci pintu kamar.



"kameranya kenapa lagi itu teh ja?" tanya argi sambil mengangkat tangannya.



"aku ngga ngerti a. barusan teh eja coba foto, tapi waktu diliat, bawahnya teh ada item-itemnya." ucap eja sambil memperlihatkan preview gambar hasil jepretannya. memang terlihat kalau sebagian warna fotonya berwarna hitam.



"terus apalagi?" tanya argi sambil melihat-lihat preview foto yang sudah diambil oleh eja.



"ini a, tadi eja teh coba foto bolu pengantin, tapi malah ngga jelas padahal si bolunya teh udah disorot sama lampu. apa gara-gara lampu sorotnya terlalu terang?" kali ini eja menunjukkan sebuah foto bolu pengantin yang sedikit buram, padahal disekelilingnya sudah disorot oleh banyak cahaya lampu yang ada berderet melingkar di sekitar bolu pengantin.



"hmm... ini mah..."



"long exposure NR-nya belum dinyalain yah?" tiba-tiba panji memotong omongan argi.



"itu teh apa kang?" eja langsung bertanya kepada panji.



"hmm.. ya udah atuh sini saya jelasin. gi, pinjem kameranya sebentar." ucap panji.



setelah argi memberikan kameranya, panji mengajak eja pergi keluar kamar.



"heh! mau kemana?" tanya argi sewaktu panji membuka pintu kamar.



"mau keluar sebentar gi. ngga enak kalau aku jelasinnya disini. kamu kan lagi ngobrol sama sofi, nanti aku ganggu." elak panji sambil merangkul pundak eja. aku langsung menutup mulut dengan bantal supaya suara tawaku tidak terdengar.



"udah, jelasinnya disini aja!!" teriak argi.



"kalem gi..." ucap panji. kali ini, panji langsung menutup pintu kemudian menguncinya dari luar.



aku dan argi sama-sama tidak tahu kemana panji membawa pergi eja. yang jelas, argi langsung merasa gelisah. mungkin takut eja 'dikerjain' sama panji.



"anyeeeeeeng!!! gelo si panji!!! pintunya dikunci!!!" teriak argi sewaktu berusaha membuka pintu kamar yang memang sengaja dikunci dari luar.



"hahahahahaha...." aku langsung tertawa terpingkal-pingkal.



"atulah sop, telponin si panji lah. aku takut si eja diapa-apain."



"hahahaha... ya ngga mungkin atuh gi. udah kamu tenang aja."



"gimana aku bisa tenang??? nanti kalau si eja beneran diapa-apain sama panji, gimana????"



"gi... kalem atuh...." ucapku lembut sambil memeluk argi dari belakang.



".........................." argi perlahan-lahan mulai tenang. digenggamnya dengan erat tanganku yang melingkar di pinggangnya.



"udah berapa bulan kita berdua ngga ketemu?" aku berbisik di telinganya.



"berapa bulan? tapi rasanya kaya udah berapa tahun, sop. ternyata yang namanya kangen teh bener-bener nyiksa."



aku semakin mempererat pelukanku, kemudian menyanyikan sebuah syair lagu dengan lembut di telinga argi ;



Hatur salam... salam sono
Haturan... Engkang
Tos lami teu patepang
Da bongan urang paanggang


Saya ucapkan salam... salam rindu
Salam untuk... engkang (akang)
Sudah lama tidak bertemu
Karena kita terpisah jauh



"aku kangen denger kamu nyanyi, sop." lirihnya pelan sembari mengusap punggung tanganku dengan lembut.



kembali aku bernyanyi, melanjutkan sepenggal lagunya bait demi bait ;



ieu salam, salam sono...
Tawis ati sing jadi tilam katresna
ieu salam, salam sono... duh...
Disanggakeun ka jungjunan


ini salam, salam rindu...
tanda hati yang menjadi bukti rasa cinta
ini salam, salam rindu... duh...
dipanjatkan untuk sang kekasih



aku semakin mempererat pelukanku, menikmati setiap desiran rindu yang mengetarkan kalbu. lalu berbisik pelan ;



rangkul deudeuh
imut geugeut
teuteup deudeuh

nineung deui... nineung deui
salam sono... salam sono


peluk sayang
senyum sayang
tetap sayang

terkenang lagi... terkenang lagi
salam rindu... salam rindu
*5 Tahun yang lalu*




Taman Budaya, Dago Tea House




Papaes... pangreka lagu
Gelar lagu adu manis
Nyata dina rupi ibing
Katelahna jaipongan adu manis
Ketuk tilu baheulana
Kelasik jeung pencak silat
Disadur... direka-reka
Nu resep ti mana mendi




bait pertama dari lagu jaipongan aduh manis terdengar dari kaset yang diputar di radio tape. suara serak-serak basah nan merdu milik cicih cangkurileung-pun bergema di teater terbuka ini. bersamaan dengan itu, terdengar pula irama kendang yang mulai bersahutan dengan lantang dan cepat khas lagu-lagu jaipongan yang beritme cepat. gw melihat sopi dan satu orang penari perempuan mulai bergerak dengan lincah di lantai panggung. awalnya, sopi sebagai lelaki, yang memulai gerakan sedikit menggoda kepada penari perempuan. gerakan pertama masih penuh dengan kelembutan dan sopan, tetapi seiring bait-demi bait lagu dinyanyikan dan irama kendang yang semakin menghentak, tarian sopi dan penari itu mulai terlihat enerjik. kakinya dengan lincah bergerak kesana kemari mengikuti irama musik jaipong yang penuh dengan hentakan-hentakan di setiap nadanya.

selanjutnya, gerakan kedua orang itu tiba-tiba berhenti sesaat karena alunan musik jaipong yang mulai melambat, tetapi setelah terdengar suara 'hey!' dari mulut sopi, pinggul penari perempuan itu mulai bergoyang perlahan dengan gitekan khas penari jaipong yang bergerak patah-patah sesuai irama kendang. sopi pun mengangkat kaki kanannya sebatas lutut kemudian terdiam selama beberapa detik. tepat pada ketukan pertama irama kendang, sopi kembali bergerak dengan lincah disamping rekannya.

sepuluh menit lamanya sopi menari jaipong diatas panggung. keringat mulai mengalir deras dari keningnya sampai bagian kerah kaos yang dipakainya pun ikut basah oleh keringat. menari jaipong memang membuat penarinya keringatan karena tariannya yang bersifat enerjik. ini sudah yang ketiga kalinya sopi berlatih tarian yang sama setelah dua penampilan latihan yang sebelumnya dirasa kurang oleh akang koreografer. saat ini, sopi dan teman-teman sanggarnya memang sedang rutin latihan untuk sebuah pertunjukan seni tari jaipongan yang rutin digelar di taman budaya, dago tea house.

sudah dua minggu berselang sejak hari pertama gw mengantar dan menunggu sopi latihan disini. sepulang sekolah atau kadang-kadang sepulangnya dari tempat les, gw pasti mengantar-jemput sopi latihan. sebenarnya sih, si sopi ngga pernah sekalipun minta ditemani, diantar atau bahkan dijemput sama gw kecuali diwaktu-waktu tertentu saja. misalnya klo dia latihan sampai larut malam, baru sms gw untuk minta dijemput. tapi selebihnya, sopi tidak pernah mau merepotkan gw atau orang lain. itu yang gw suka dari sopi.

sambil menunggu sopi latihan, gw biasanya dengerin musik, main game, nyalin pr, tidur, atau baca majalah paporit gw ; batu gelinding alias rolling stone. lamanya latihan memang tidak menentu. kadang-kadang cuma satu jam, tapi pernah juga latiham sampai empat jam lamanya tergantung 'tingkat kepuasan' si koreografer / penata tarinya.

sebenernya kasian juga sih klo liat si sopi kecapean waktu habis latihan nari, tapi mau gimana lagi, gw ngga mungkin bisa ngelarang sopi untuk ikut acara pementasan karena memang sudah dunianya dan kesenangan dia ada disitu. klo sopi disuruh milih antara latihan di sanggar atau pergi jalan-jalan sama gw, jawabannya udah pasti latihan di sanggar. awalnya gw sempat merasa kesel banget waktu sopi ngebatalin janji makan bareng cuma buat latihan di sanggar. tapi lama-lama akhirnya gw takluk juga sama dia. ngga tau deh itu si dalang sopi maropi pake pelet apa sama gw, soalnya tiap kali pergi ninggalin dia sebentar aja, pasti langsung keingetan terus. gw juga paling ngga bisa marah sama dia. tiap kali mau marah, pasti ngga jadi. kalopun kelepasan marah-marah, beberapa detik sesudahnya, gw pasti langsung ngerasa nyeseeeeel banget karena udah marah-marah sama orang sebaik dia.



"gi, air minum aku masih ada ngga?" tanya sopi sesaat setelah selesai menerima briefing dari koreografernya.



"aya keneh sop. maneh dicarekan deui?" jawab gw sambil melempar botol minum kearah sopi.

(masih ada sop. kamu dimarahin lagi?)



"ngga sih, soalnya tadi mah udah bener gi. hiyaaaa.... pegel banget aku hari ini. kaki teh udah lemes pisan siah..."



"aku aja yang liatin kamu nari udah pegel. ay, kamu jangan buka baju disini atuh!" teriak gw kepada sopi yang waktu itu langsung membuka kaosnya di bangku penonton kemudian tiduran terlentang sambil kembalanya bersandar di paha gw.



"emang kenapa gitu? baju aku udah basah banget tau."



"kan diliatin sama orang, sop! kamu bawa baju ganti ngga??" tanya gw sambil mengaduk-ngaduk isi tas sopi, mencari baju ganti.



"ah, yang liatin juga cuma anak-anak sanggar. udah biasa ini gi."



"aku ngga suka aja liat kamu buka baju sembarangan. nih pake bajunya!" gw melempar baju ke muka sopi.



"badan aku masih keringetan, gi. nanti klo udah kering baru aku pake bajunya. kamu juga klo lagi di rumah suka buka baju sembarangan."



"ya itu kan di rumah. nanti klo si aji liatin kamu, gimana?? aku ngga suka!"



"iyaaa.... nanti tunggu badan aku kering dulu." balas sopi sambil menutupi badannya dengan baju yang tadi gw lemparkan.



"tah, si anyeng nggeus ningali maneh wae!" ucap gw sambil menatap tajam ke arah aji. akhirnya aji pun mengalihkan pandangannya dari sopi.

(tuh, si aji udah liatin kamu terus!)



"iya, aku pake bajunya nih." sopi langsung memakai baju kemudian kembali tiduran di kursi. kayanya dia bener-bener capek.



"kamu laper ngga?"



"ngga. emang kamu udah laper??"



"aku mah belum laper pisan, barangkali kamu yang laper. kamu gpp kan?" tanya gw sewaktu melihat mukanya sopi yang lelah dan dibasahi oleh keringat.



"ngga, cuma cape aja gi. gelo lah nari jaipong teh bikin pegel. untung tadi siang aku udah makan sama kamu, gi. klo ngga mah pasti langsung tepar da."

(tepar : pingsan / sakit.)



"tapi kamu semangat banget narinya, sop. urang resep."

(aing resep : aku suka.)



"masa?"



"suka banget malah. alus pisan euy!"

(alus : bagus)



"makasih gi. aku mah pengen pisan jaipongan berdua sama kamu."



"ah, aku mah ngga bisa jaipongan ay. mun lulumpatan mah bisa. hahayyy."

(lulumpatan : loncat-loncat)



"gi, aku masih keringetan aja euy. kipasin atuh... hareudang pisan yeuh."

(hareudang : gerah)



"iya... nih aku kipasin." ucap gw sambil mengipas-ngipas sopi dengan tangan



"yeee... masa ngipasinnya pake tangan?? ngga kerasa atuh."



"mau kipas yang anginnya kenceng, ay?"



"boleh. pake apa itu teh ngipasinnya?"



"pake kipasnya holland bakery tea ay! pan gede tah! anginnya dijamin semwriwing~~ hahahaha."



"itu mah kincir, bukan kipas!! dasar jelek!!"



"kamu kali yang jelek."



"kamu!"



"ya udah, aku emang jelek."



"tah gitu atuh... sakali-kali teh ngalah."



"iya, aku jelek, tapi kamu lebih jelek lagi. hahahahahayyyyyy."



"gi, aku jadi ketagihan gini pengin dicium sama kamu terus."



"aku kan pasang susuk di bibir, ay! hahayy."



"hahaha. dasar! eh gi, muka kamu klo diliat-liat wajahom oge nya?"

(oge : juga)



"wajahom?"



"heu-euh. wajahom, wajah homo!"



"anjis!!! goblog siah!!!"



"hahahahahahahaha...."



"beungeut maneh tah buyatak!!!"

(muka kamu tuh ancur/ngga jelas!!!)



"hahahahahahahaha.... beungeut maneh tah karijut!!"

(hahahahahahahaha.... muka kamu tuh keriput!!!)



"dibanding kamu, beungeut karanjut!!"

(dibanding kamu, muka tit*t!!)



"tuh kan, wajahom mah omongannya teh ngga jauh-jauh dari kanjut."



"kamu mah ih. udahan atulah..."



"ini teh aku yang menang?"



"ay, klo main gitar mah ini teh nadanya di 'G', GEULEUH!!!"

(geuleuh : nyebelin.)



"hihihihihihi. meni lucu pisan kamu teh. eh gi, sekarang aku laper nih. mam yuk??"



"hayu! hahayyy... klo diajak makan mah aku sumanget. kamu mau makan apa, ay?"



"lagi pengen mam gudeg. masih ada yang jualan ngga sore-sore gini teh?"



"ay, jangan sering-sering makan gudeg, nanti jadi budeg."



"ngasal wae kamu mah! terserahlah mau makan apa. yang penting kenyang."



"okay, oke ay. hayu atuh berangkat!"



"ntar, aku mau pepsi dulu eung."

(pepsi : pipis)



"aku ikut! sekalian mau coca-coli!!"



"cola, coli... ngomong teh sing bener atuh!"



"emang salah?"



"kamu teh masih kecil tapi ngomong jorok wae ih."

(wae : aja)



"sopi... sopi... cik atuh berperilaku teh layaknya remaja abg yang udah punya baok!"

(baok : rambut kemaluan)



"gelo siah!"



*****
Pengky, Jalan Bali





"sipo sipo... hari ini aku ngga ikut nemenin kamu latihan ya?" ucap argi saat kami berdua sedang duduk-duduk di pengky sambil makan siomay.

(pengky : lapangan yang lokasinya berada di depan sekolah. permukaannya ditutupi oleh semen dan paving block dan di sekeliling lapangan ditumbuhi banyak pohon yang membuat suasana pengky menjadi adem dan teduh walau di siang hari yang panas sekalipun.)



"iya. aku juga sebenernya males sih latihan hari ini teh tapi klo ngga dateng pasti dibaledogan."

(dibaledogan : dilempar oleh sesuatu. bisa dilempar batu sampai dilempar mobil! ;p)



"mun aya nu wani ngabaledogan maneh, ku aing di kadek siah baokna nepi ka botak!!!"

(klo ada yang berani jahatin kamu, nanti aku cukur 'bulunya' sampe botak!!!)



"hahahaha.. kamu mah ih ngomongnya teh suka asal. gi, itu teh anak kelas satu bukan?" tanyaku sambil menunjuk kearah seorang anak laki-laki yang memakai kacamata.



"iya. itu kan anak RB. kenapa emangnya sop?" jawab argi sambil tangannya mengambil kentang yang ada di piringku.

(RB : Rancang Bangun, ekskul desain interior dan desain konstruksi benda / panggung yang ada dibawah divisi seni dan kreasi OSIS.)



"kasep nya? namanya siapa gi?" akhirnya aku menyerahkan piring siomay punyaku yang isinya masih lumayan banyak kepada argi.

(ganteng ya?)



"anjis! kirain teh mau nanya apa. dipanggilnya sih ijoel, tapi namanya mah zulfikar siapa gitu."



"mukanya lucu euy. rumahnya dimana gi?"



"kamu mah... jangan nanyain si ijoel lagi ah! nanyain aku aja atuh."



"huhuhu. ya udah, kamu teh nanti mau main kemana?"



"mau jemput si eja, terus aku anter ke rumah temennya."



"emang si eja mau ngapain gi? belajar?"



"teu. temennya teh ada yang syukuran, soalnya orang tuanya teh mau umroh."

(teu : ngga)



"oh.. itu teh niatnya cuma nganter, atau mau ikutan makan? heuheu."



"ya sekalian makan atuh ay! meungpeung khratis ini mah. hahaha."

(meungpeung : mumpung)



"tuh kan bener. dasar ucing! huhuhu."



"tapi nanti aku jemput kamu lho. hari ini latihannya lama ngga sop?"



"ngga tau. pengennya mah sebentar. tapi teuing tah..."

(teuing : ngga tau.)



"ya udah, nanti kamu sms aku aja ya klo latihannya udah beres? harus sms ini mah. klo ngga sms ntar aku pundung."



"iyaaaaa ucingku yang rakus! gelo, udah mah nambah... eh, siomay aku diembat oge."



"otak aku kan butuh nutrisi yang banyak ay supaya bisa mikir."



"emang otak kamu teh dipake mikir apa sih? paling oge mikir jorok!"



"aku kan mikirin kamu terus, ay."



"mulut kamu teh racun pisan siah gi."



"nih penawar racunnya aku simpen di hati aku, sop."



"dasar racuuuuuuun!"



*****
Taman Budaya, Dago Tea House





"pacar lo mana sof? tumben sendirian aja nich?" aji tiba-tiba bertanya padaku sewaktu sedang break latihan.



aku langsung melengos pergi, meninggalkan aji yang senyam-senyum ngga jelas kearahku. gini nih, klo argi ngga ada pasti si aji langsung nyamperin aku. kadang ngajak ngobrol serius atau cuma iseng nanya aja. sebenernya aku lebih sering nyuekin dia, tapi berhubung si aji orangnya nekat, ya tetep aja dia deketin aku terus.



"sof!" aji berteriak memanggil namaku lagi. tapi aku tak peduli. bodo amat deh, mending aku smsan sama argi aja daripada ngobrol sama dia.




lagi apa gi? kangen~

sender : s0piA_LaTjuBa
Sent : 13/03/200x 16:11



eh sipo sipo. lagi
makan ay. loba pisan
siah! nyem nyem nyem.
kangen kamu pison~~~

(loba : banyak)

sender : kasepmon^^
Sent : 13/03/200x 16:27



mau dong... bungkusin
atuh buat aku. huhuhu.
ada makanan apa aja?

sender : s0piA_LaTjuBa
Sent : 13/03/200x 16:33



urang ge poho teu
mawa keresek. ditadahan
ku tangan wae nya? ;p
ada gule, bistik lidah,
nasi lemak, dsb, dan
saya bingung! bingung
makan apa dulu.

(aku lupa ngga bawa
kantong plastik. ditadahin
pake tangan aja ya?)

sender : kasepmon^^
Sent : 13/03/200x 16:37



hiyaaaa... aku jadi
laparrrr!! tau gitu
aku ikut sama kamu.
mau bistik lidah...

sender : s0piA_LaTjuBa
Sent : 13/03/200x 16:44



kamu teh latihannya
udah beres belum?
klo udah mah mau
aku jemput. nanti
gantinya kamu gigit
lidah aku aja ay! meow!
hahahayyyy.

sender : kasepmon^^
Sent : 13/03/200x 16:47



lidah kamu mah ngga
enak! belum. masih
lama kayanya.

sender : s0piA_LaTjuBa
Sent : 13/03/200x 16:49



yah... masih lama
dong aku ketemu sama
kamunya. ay, bisa2
beuteung aku bucitreuk
ini mah. loba teuing
barang hakan! hahayy.

(ay, bisa-bisa perut
aku buncit ini mah.
kebanyakan makan!
hahayy.)

sender : kasepmon^^
Sent : 13/03/200x 16:53



huhuhu. gpp atuh,
nanti aku panggil
kamu ucing ndudh.
genduuuuuuuuttt!!

sender : s0piA_LaTjuBa
Sent : 13/03/200x 16:55



hahaha. amin! dari
dulu teh pengen ndut
tapi ngga pernah bisa
euy. yang ada malah
aku beuki kasep wae.

(yang ada malah aku
tambah ganteng aja)

sender : kasepmon^^
Sent : 13/03/200x 16:56



beuh! pacar aku emang
geloooooooo! tapi aku
kangen~~~ udah ah, mau
latihan lagi ini teh.
met makan ya wajahom!

sender : s0piA_LaTjuBa
Sent : 13/03/200x 16:59



hahahaha. sial kamu ay!
LOVE YOU PISAN, EUY!!!!

sender : kasepmon^^
Sent : 13/03/200x 17:02



*****
"sof, pacar lo mana?" aji bertanya kepadaku saat aku mau berganti baju.



aku langsung mengurungkan niat tersebut dan memasukkan kembali bajuku ke dalam tas. dengan perasaan malas, aku mengambil tas dan pergi ke kamar mandi untuk berganti baju disana.



"sof, mau kemana?" tanya aji sambil memegang tanganku.



"ganti baju." jawabku ketus.



"ganti baju sini aja dong..."



"males!"



"jangan galak-galak sof... udah ganti baju disini aja. gw udah pernah liat lo telanjang ini... hahaha."



"..........................." aku langsung pergi meninggalkan aji. akhirnya aku tidak jadi ganti baju dan langsung memutuskan untuk pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar