Kamis, 28 Mei 2015

Cerita Secangkir Kopi Chapter Lanjutan 11

Yuk konco ning gisik gembiro
Alerap-lerap Banyune segoro
Anggliak numpak Prau layar
Ing dino Minggu, keh Pariwisoto

Alon, praune, wis nengah
Byak byuk byak Banyu, tinelah
Ora jemu-jemu Karo mesem ngguyu
Ngilangake, roso Lungkrah lesu
Adik njawil mas Jebul wis sore

Witing kelopo Katon ngawe-awe
Prayogane, becik bali wae
Dene, sesuk esuk
Tumandang, nyambut gawe



beres menyantap tengkleng, kami lalu memulai perjalanan menuju magelang melewati jalur yang menuju arah borobudur. jalur yang kami lalui cukup rawan karena berkelak-kelok, tapi pemandangan panorama gunung merapi dan gunung merbabu cukup menyejukkan mata sehingga kami tidak terlalu bosan selama berada di perjalanan. selama di perjalanan, aku, argi dan panji salin g bercerita satu sama lain tentang kegiatan kami masing-masing, pekerjaan masing-masing dan beberapa topik umum lainnya. sesekali panji juga menyinggung pembicaran seputar ghea, pacar baru argi yang belum sempat dikenalkan dengan dua orang sahabat baiknya ini. aku melihat argi nampak berhati-hati sewaktu menceritakan ghea, sambil sesekali memandang kearahku. mungkin argi merasa tidak enak hati sewaktu menceritakan kisah cintanya dengan ghea karena mang oleh terkadang suka ikut mengomentari. kata mang oleh, hubungan argi dengan ghea benar-benar mesra luar dalam. mereka pasangan yang sangat-sangat cocok, begitu kata mang oleh.



"how do you feel right now?" bisik panji dengan pelan di telingaku sewaktu argi sedang asik bermesraan dengan ghea di telepon.



"kamu pasti ngerti kan, nji?" jawabku, juga sambil berbisik.



"gi, bisa tolong kecilin sedikit volume suaranya? aku mau istirahat." bujuk panji sambil menatap ke arah argi yang masih asik bercanda dengan pacarnya.



"oh...iya nji. sory2... yang, udahan dulu ya? nanti disambung lagi." ucap argi.



"thanks a lot, nji." ucapku kembali berbisik di telinga panji. panji hanya membalasnya dengan sebuah kerlingan mata ke arahku, kemudian dia (pura-pura) tertidur.



"sop, kamu mau tidur juga?" tanya argi sambil menengok ke kursi belakang. kebetulan aku duduk persis dibelakang argi.



"belum gi. soalnya tadi aku udah banyak tidur di pesawat. kenapa emangnya?" jawabku dengan nada yang dibuat sedatar mungkin sambil melihat ke arah luar kaca.




aku memilih untuk melihat pemandangan indah yang terhampar disepanjang jalan. baynag-bayang gunung merapi tampak jelas terlihat walaupun sebagian puncaknya tertutup oleh awan. ada semburat asap berwarna putih diatas puncaknya, mungkin gunung itu habis batuk dan mengeluarkan abu vulkanik. mobil ini sempat melambat ketika berbelok melewati 'irung petruk', sebuah belokan yang terkenal cukup ekstrim dan curam. jalannya berputar sampai membentuk sudut hampir mencapai 180 derajat, belum ditambah kelokan-kelokan yang curam.

kata mang oleh, bentuk belokannya yang seperti hidung petruk, membuatnya dinamai irung petruk. walaupun curam, tetapi masih ada saja beberapa kendaraan umum seperti bus dan mobil kol buntung yang masih saja ngebut saat melewati jalur ini. dari beberapa buah bus yang menyalip kendaraan kendaran kami, aku melihat sebuah bus berwarna kuning dengan strip hijau dengan tulisan 'PUTRA LURAGUNG' berwarna merah besar di badan samping bus. sewaktu aku masih kecil, bus itu pernah dijuluki bus antar kota antar nyawa, saking ngebutnya dan cara mengemudi supir yang super ugal-ugalan. selain bus maut itu, ada juga beberapa bus malam patas yang melintas seperti kramat djati, coyo dan ezri.

aku merasa sedikit ngeri juga sewaktu mang oleh menyalip rombongan truk tronton yang terlihat berjajar panjang sekali. melihat muatan truk yang aku yakin sudah jauh melebihi kapasitasnya itu membuat perasaan ini menjadi was-was. bagaimana kalau misalnya karung-karung yang ditumpuk setinggi itu tiba-tiba jatuh? pantas jalan-jalan disini juga cepat rusak, mungkin karena beban yang melintasi jalan ini sudah diluar batas yang ditentukan. argi selalu berteriak, awas mang oleh, ada lubang! begitu melihat lubang yang dimaksud oleh argi, aku langsung menggumam dalam hati ; 'ini sih bukan lubang, tapi kawah!'



sop... maafin aku ya?

Sender : Best Friend~2



tiba-tiba ada sebuah sms yang dikirim oleh argi. mungkin dia sengaja mengirim sms karena ada mang oleh disana. kali ini aku bingung harus menjawab apa karena biasanya aku berkonsultansi dengan panji terlebih dahulu. aku pun membalasnya ;



emang kamu salah apa?

Sender : My Heart
aku sayang pisan sama
kamu sop.

Sender : Best Friend~2



jangan bilang sayang
sama aku. nanti ada
yang marah.

Sender : My Heart



atulah sop. jangan
marah. aku cuma cinta
sama kamu. titik.

Sender : Best Friend~2



biar aku perjelas
sekali lagi sama
kamu, i'm totally
fine.

Sender : My Heart



kamu ngga kangen
sama aku, sop?

Sender : Best Friend~2



kangen. tapi biasa
aja sih.

Sender : My Heart



kamu ngga cemburu
aku pacaran sama
ghea?

Sender : Best Friend~2



cemburu. wajar kan?

Sender : My Heart



jujur pisaaaaaan!
hahahayyy... itu yang
aku suka dari kamu sop.

Sender : Best Friend~2



kamu kapan mau
nyusul teh dea?

Sender : My Heart



hah? maksudnya?

Sender : Best Friend~2



kapan kamu nikah
sama ghea?

Sender : My Heart



sama kamu aja atuh.
hayu nanti aku ikut
kamu ke belanda. kita
nikah disana! hahayyy.

Sender : Best Friend~2



OGAH!!!

Sender : My Heart



ya udah, kita pergi
ke thailand aja deh.

Sender : Best Friend~2



mau ngapain pergi
kesana?

Sender : My Heart



nganter kamu operasi
ganti kelamin. hemuh
hemuh hemuh.

Sender : Best Friend~2



DASAR GELO!!!!

Sender : My Heart



*****
Amanjiwo Resort, Magelang
setelah dua jam lamanya perjalanan yang cukup melelahkan itu, akhirnya kami tiba juga di tempat tujuan. tempat ini terletak di atas sebuah bukit yang 'terasnya' menghadap langsung ke candi borobudur. lokasinya yang jauh dari keramaian ini memang cocok untuk dijadikan tempat resepsi atau tempat bulan madu karena pemandangan disini benar-benar luar biasa indahnya. apabila kita melihat ke arah timur, maka kita akan menyaksikan pemandangan gunung merapi dan gunung merbabu yang berdiri kokoh disana. bosan melihat merapi? alihkan saja pandangan ke arah barat, lalu terlihatlah gunung sumbing dan sundoro yang sama-sama termasuk dalam kelompok gunung berapi. pemandangan yang ada dibelakang tempat ini tak kalah memukaunya, bukit menoreh yang terkenal indah itu membentang panjang disepanjang garis horizon.

puas memandang sekeliling, aku dan panji diantar argi masuk ke dalam, menerima sebuah kartu dan kunci untuk kamar kami. arsitektur tempat ini pun tak kalah mengagumkan dengan pemandangan yang baru saja aku lihat. dari luar, tempat ini 'sekilas' mirip dengan candi borobudur karena bentuknya yang sedikit melingkar layaknya stupa. dindingnya pun terbuat dari pahatan batu yang disusun selang-seling sehingga tampak seperti 'lubang' yang sering kita jumpai pada stupa candi borobudur. bahkan panji yang sudah sering travelling ke berbagai tempat saja masih sempat dibuat shock begitu melihat ada tempat seartistik ini berdiri megah disebuah tempat dengan scenery view yang benar-benar memanjakan mata siapa saja yang melihatnya.

argi kemudian membimbing kami mengelilingi tempat ini, sebuah tur singkat untuk kami berdua yang baru pertama kali datang disini. argi memberi tahu kamarnya berada dimana, tempat yang akan digunakan untuk acara resepsi besok malam yang menurut argi, resepsi kali ini hanya dihadiri oleh keluarga, kerabat dan kolega terdekat dari kedua belah pihak mempelai saja sehingga nanti suasana yang tercipta lebih terasa unsur kekerabatannya. sementara resepsi yang sebenarnya baru akan digelar satu bulan kemudian di sebuah hotel di jakarta menggunakan adat jawa. untuk prosesi pernikahan hari esok, dipilih untuk menggunakan adat sunda dengan maksud menghormati calon mempelai wanita.



"Sop, Nji, kenalin, ini pacar aku, ghea." ucap argi sambil memperkenalkan ghea kepada kami berdua sewaktu kami sedang asik berkeliling tempat ini lalu tiba-tiba bertemu dengan ghea disana.



"Kang sofi??????" tanya ghea dengan nada suara setengah berteriak. aku sampai kaget dibuatnya.



"iya ghe, kamu tambah cantik aja ya." ucapku sambil tertawa renyah.



"ya ampun akang!!! akang kemana aja ih!!! meni udah lama ngga ketemu... kang sofi meureun yang tambah keren, ughe mah masih gini-gini aja kang..." teriak ghea, lagi.



"kamu kenal sama sofi, yang?" tanya argi dengan mimik muka yang heran. sangat heran dan kaget. tapi tidak dengan panji, karena aku sudah menceritakan semuanya, semua hal yang tidak diketahui oleh argi kepada panji.



"kenal bangetttt. kang sofi teh kakak kelas aku waktu smp, yang."



"oh ya??? sop! kenapa kamu ngga bilang sama aku???" argi bertanya. nampaknya kali ini argi benar-benar meminta penjelasan yang sejelas-jelasnya dariku, terlihat dari tatapan matanya yang penuh amarah.



"lupa gi. hehehe." jawabku mengelak.



kemudian argi mengenalkan ghea kepada panji. hanya dalam waktu beberapa menit saja, pembicaran yang riang dan ramai riuh terdengar dari mulut kami bertiga ; aku, panji dan ghea. cuma argi yang tidak terlalu banyak bicara waktu itu. mungkin ada banyak sekali pertanyaan yang saat ini sedang berputar-putar di pikirannya. aku sengaja merahasiakan hal ini dari argi. aku ingat, sewaktu pertama kali melihat friendsternya argi yang sudah merubah status dari single menjadi in relationship, ternyata orang yang menjadi pacarnya adalah ghea. awalnya aku kaget karena dulu, sewaktu aku masih smp, ghea sudah terkenal dengan sebuah reputasi yang kurang baik. tapi siapa tahu, waktu bisa dan mampu merubah watak seseorang. aku memang berharap kalau ghea sudah berubah, tidak seperti sosok yang dulu kukenal. sebab kalau dia belum berubah, aku tidak akan pernah ikhlas dan rela 'menyerahkan' argi untuknya.



*****
*9 tahun yang lalu*



Sebuah SMP Negeri, Bandung


"sop, uang kas osis ilang lagi." ucap tiar padaku setelah pelajaran hari ini selesai.



bachtiar, yang biasa aku panggil tiar adalah teman sebangku aku di kelas. kebetulan tiar sekarang menjadi ketua osis dan sedang bingung menghadapi peliknya masalah uang kas yang tiba-tiba hilang. sebenarnya ini sudah ketiga kalinya uang kas itu hilang. padahal kunci uang kas itu cuma dipegang oleh bendahara dan pembina osis. sementara sang bendahara, orang yang aku dan semua orang yakin kalau orangnya sangat-sangat jujur, itu tidak mungkin berbohong. awalnya, kunci laci tempat uang kas disimpan dia simpan di dalam kantong (tas) sekolahnya. tapi setelah kejadian hilang yang pertama kali, kunci itu ia bawa terus kemanapun ia pergi. ghea, adik sang bendahara yang juga bersekolah di tempat yang sama pun mengiyakan kalau kunci itu selalu dibawa oleh kakaknya, ketika ghea dipanggil oleh pembina osis sebagai saksi.



"ilang lagi???? naha bisa kitu???" tanyaku tak kalah kagetnya dengan reaksi teman-teman lain yang kebetulan ikut mendengar pembicaranku dengan tiar.

(ilang lagi???? koq bisa????)



"teuing ah sop. jangar mikiran duit mah."

(ngga tau ah sop. stress mikirin duit mah.)



"nggeus atuh, pikirin tes sumatif aja. nanti juga pasti ketauan siapa yang ngambil." ucapku sambil merangkul pundak tiar kemudian mengajaknya pulang.

(udah lah)



"nuhun sop." balas tiar.



*****
Beberapa Minggu Kemudian*





"Ibu, punten, sofi bade mayar spp." sapaku kepada seorang guru BK yang juga merangkap sebagai staff TU di sekolah yang mengurusi masalah spp.

(ibu, punten, sofi mau bayar spp.)



terkadang, aku lebih suka membayar langsung ke ibu guru itu, padahal ibu itu lebih sering duduk di ruang BK. soalnya, ibu guru itu adalah salah satu teman baik ibuku, jadi kalau aku membayarkan spp pada beliau, maka beliau langsung mengirim konfirmasi kepada ibuku kalau anaknya sudah membayar uang spp.



"mangga cep... si mamah sehat?" tanya ibu guru kepadaku sambil memeriksa kartu spp kemudian membubuhkan cap lalu menandatanganinya.



"alhamdulillah bu, sehat. mamah teh titip salam buat ibu." ucapku sambil melihat kearah samping.



"haturnuhun cep. nanti siang si eceu mah bade di telpon ku ibu." ucap ibu guru yang memanggil ibuku dengan sebutan eceu.

(makasih cep. nanti siang ibu mau telpon si eceu <mamah>.)



tepat disamping meja ibu itu, kira-kira berjarak dua puluh meter, aku melihat ada kerumunan guru dan beberapa orang murid. dari kerumunan itu aku mendengar suara isak tangis seorang anak perempuan. selain suara tangisan, aku juga mendengar suara anak itu meminta-meminta maaf entah kepada siapa. karena penasaran, aku lalu menanyakan itu kepada ibu guru.




"ibu... eta teh aya naon?" bisik aku sambil menunjuk kearah kerumunan tadi.

(ibu... itu teh ada apa?)



"tong haharewosan atuh cep. ibu mah ngga denger."

(jangan bisik-bisik atuh cep.)



"si ibu mah... itu teh rame-rame ada apa bu?"



"oh... eta mah, nuju disidang cep. *bari haharewosan"

(oh... itu mah, lagi disidang cep.) *sambil bisik-bisik



"disidang kunaon bu?"

(disidang gara-gara apa bu?)



"uang osis." ibu guru menuliskan sebuah tulisan diatas kertas yang ditunjukkan kearahku.



aku langsung paham maksud ibu guru menuliskan kata-kata itu. pantas saja aku melihat bachtiar dan anak-anak osis lainnya ada disana. mungkin pelaku yang mengambil uang pencurian itu sudah tertangkap dan sedang disidang beramai-ramai. aku pun mengangguk lalu tersenyum ke arah ibu guru kemudian pergi meninggalkan ruang BK, menunggu cerita yang sebenarnya dari tiar di dalam kelas.

*****
*Beberapa Bulan Kemudian*




Berita tentang siapa pelaku pencurian uang kas osis itu tidak beredar luas. benar-benar tersimpan rapih didalam benak masing-masing anggota osis dan guru-guru saja. kalaupun aku tahu, itu karena tiar percaya kepadaku dan karena aku selalu menjadi tempat curhat tiar acapkali dia punya masalah. semua orang yang mengetahui rahasia ini berjanji untuk tidak menceritakan kepada siapapun karena si pelaku sudah mengaku dan memohon-mohn untuk tidak membocorkan rahasia ini. si pelaku yang ternyata seorang perempuan, ketakutan kalau semua orang nanti menuduhnya sebgai maling dan menghinanya. awalnya aku kesal sih sama dia, tapi setelah tahu alasannya kenapa dia mengambil uang kas osis, aku langsung merasa kaihan pada anak itu. sebenarnya dia anak yang baik. walaupun anak itu adik kelasku, tapia aku cukup mengenal sifat dan pembawaannya yang baik dan sopan. bahkan anak itu terkenal paling pintar dikelasnya. sayang, kondisi ekonomi keluarganya yang menghimpit, belum lagi ditambah masalah pribadi dalam keluarganya membuat dia terpaksa mencuri uang itu untuk membayar spp.

kata tiar, sewaktu anak itu menceritakan keadaan keluarganya, semua orang yang ada disana langsung menangis dan memaafkan kesalahannya. toh, uang itu tidak dipakai untuk macam-macam, atau berfoya-foya. beberapa orang guru bahkan mencarikan alternatif subsidi silang untuk anak itu agar biaya spp nya menjadi jauh lebih ringan. tiar juga menambahkan kalau dia dan beberapa orang anggota osis berkunjung ke rumahnya yang letaknya begitu jauh di pinggiran kabupaten bandung, mereka semua dibuat terkejut melihat kondisi yang benar-benar memprihatinkan tapi terasa begitu nyata. ibunya yang sudah sakit-sakitan berjuang untuk menghidupi lima orang anaknya yang masih kecil. kebetulan anak perempuan itu merupakan anak sulung dan anak perempuan satu-satunya. ayahnya entah pergi kemana, kata ibunya, ayahnya mungkin sudah menikah lagi dengan wanita lain. kalaupun pulang, ayahnya cuma bisa marah-marah dan memukul istri beserta anak-anaknya.

hebatnya, anak itu, mendaftar ke sekolah smp ini tanpa sepengetahuan ibunya. anak itu pertama kali mengenal smp aku yang merupakan salah satu smp favorit di kota bandung, sewaktu mengikuti sebuah lomba yang kebetulan diselenggarakan di smp aku. berbekal rasa kagum sewaktu melihat bangunan dan prestasi smp ini, anak itu lalu mengumpulkan rupiah demi rupiah dari setiap lomba yang ia ikuti sampai suatu hari terkumpullah biaya untuk membayar uang gedung dan uang pendaftaran masuk sekolah. ketika hari daftar ulang telah tiba, pagi-pagi sekali sekitar jam empat subuh, seorang anak perempuan yang masih kecil pergi ke kota bandung dengan cara menumpang mobil omprengan milik tetangganya yang seorang pedagang sayur di pasar kosambi, pergi seorang diri tanpa ditemani orang tua. bahkan kedua orang tuanya pun tidak tahu kalau anaknya akan mendaftar ke skeolah smp, karena ayahnya semula menyuruh dia untuk bekerja disebuah situs penambangan batu kapur yang letaknya tak begitu jauh dari rumah dia.

anak itu cuma membawa bekal berupa lembaran uang lusuh yang selama ini ia kumpulkan, map berisi ijazah sd dan sebuah tekad yang kuat untuk bisa bersekolah di kota, bukan di desa tempatnya tinggal. alhamdulillah, anak itu berhasil diterima masuk disalah sebuah smp favorit di kota bandung bersamaan dengan anak-anak sebayanya yang mungkin tidak perlu berjuang sekeras dia. benar kata abah, terkadang hanya bermodalkan sebuah benda bernama otak dan tekad yang kuat ditambah sebuah keberuntungan, hal yang awalnya nampak mustahil ternyata bisa juga kita rengkuh.

sayang seribu sayang, satu tahun kemudian, anak itu pindah sekolah entah kemana. atau bahkan ia tidak melanjutkan sekolah sama sekali?

setahu aku, anak itu pindah sekolah karena tidak tahan diolok-olok oleh teman-temannya. buat dia, bisa bersekolah dengan segudang prestasi saja sudah membuatnya kelelahan belum lagi ditambah masalah keluarganya. jadi wajar saja ketika akhirnya dia menyerah karena beban yang bertumpuk di bahunya benar-benar mebuatnya terkapar tak berdaya. anak kecil mana, apalagi seorang perempuan, yang tahan diolok-olok dengan sebutan maling oleh teman-temannya sendiri. awalnya anak itu tetap bertahan dan menelan semua hinaan itu dengan tabah, karena dia tahu kalau dia juga memang salah. dia tidak merasa marah karena pada kenyataannya dia memang mengambil uang itu.

hanya saja, yang membuat dia sedih adalah tuduhan-tuduhan yang mungkin sengaja dialamatkan kepadanya sewaktu ada temannya yang tiba-tiba kehilangan sesuatu. ada temannya yang kehilangan penghapus, pastilah ia yang langsung dituduh. ada yang kehilangan pulpen, sudah barang tentu semua mata anak-anak langsung tertuju kepadanya. ribuan kata sumpah yang mengalir dari mulutnya pun percuma. tidak ada yang percaya lagi dengan kata-katanya. anak itu, bahkan rela mengganti barang-barang yang hilang dengan uangnya sendiri, padahal ia tahu kalau bukan ia yang mengambilnya. anak itu sudah berjanji dalam hati, tidak akan pernah mencuri lagi seumur hidupnya. tapi apa mau dikata, satu kali seorang manusia berbuat salah pasti akan dikenang seumur hidup, sementara ribuan kali perbuatan baik yang ia lakukan, seolah-olah lenyap tak berbekas.

selidik punya selidik, ternyata ada seorang anak yang membocorkan kabar itu. kabar tentang siapa pencuri uang kas osis. anak yang bermulut ember itu, tak lain dan tak bukan, ghea. aku tahu, ghea merupakan adik dari bendahara osis yang sempat dibuat stres juga sewaktu masalah kehilangan uang itu terjadi. ghe tau dan merasakan sendiri tetehnya itu jadi susah tidur, gelisah dan terkadang menangis seorang diri. sebenarnya semua orang tahu reputasi si bendahara, dan tidak ada yang meragukan hal itu sama sekali. tapi tetap saja, perasaan takut dan bersalah itu muncul. yang memegang kunci laci kan cuma dia? lantas siapa lagi yang bisa membuka kunci itu selain dia? sudah pasti tidak ada.

mungkin ghea dendam terhadap pencuri itu karena telah membuat tetehnya menangis, hal yang wajar juga menurutku. tapi sayangnya, ghea tidak mengetahui alasan sebenarnya pencurian itu dilakukan. ghea juga tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari anak itu karena anak itu memang merahasiakan jati diri keluarganya dari teman-temannya. padahal, semua kejadian ini juga berawal dari kesalahan ghea sendiri. suatu hari, tetehnya sengaja menitipkan kunci kas itu kepada ghea. mungkin memang sudah sifat dasarnya ghea yang comel, banyak omong, ia dengan sengaja menceritakan kepada teman-temannya kalau ia sedang dititipi kunci kas osis. bahkan ghea juga menyebutkan jumlah nominalnya yang ia ketahui dari cerita tetehnya.

sementara itu, disudut meja kelas, ada seorang anak yang sedang kebingungan dan putus asa karena sudah menunggak spp selama beberapa bulan. anak itu sudah jengah ketika acapkali dipanggil staff TU kemudian dimarahi karena belum juga melunasi tunggakannya. anak yang baik itu akhirnya terbujuk godaan setan, yaitu mengambil uang kas osis dengan cara menggandakan kunci yang ada di tangan ghea. walaupun dia berniat jahat, tapi dia berjanji hanya mengambil uang sejumlah tunggakan spp nya saja, tidak lebih. dan dia pun berjanji akan mengembalikan uang itu secepatnya, begitu ia telah selesai mengikuti sebuah perlombaan yang menawarkan jumlah hadiah cukup besar bagi pemenangnya.

memang begitulah cara hidup dia selama ini, pergi dari lomba satu ke lomba lainnya. lomba apa saja dia ikuti karena bukan prestasi atau nama beken yang diincarnya, melainkan uang hadiah. uang yang nantinya akan ia pergunakan untuk membayar uang spp, dan uang sakunya sehari-hari. jangan tanya ada berapa banyak piala dan piagam yang berjejer rapih di atas almari kamarnya. tapi toh itu semua tidak membuatnya bangga. karena kebanggaan untuknya adalah bukan dari banyaknya piala yang sudah dia peroleh, tapi kebanggaan ketika dia bisa lulus sekolah dengan nilai baik dan melanjutkan sekolah ke sma impiannya di jalan belitung dengan hasil jerih payahnya sendiri.

sudah, cuma itu saja impiannya. tidak muluk-muluk, tidak setinggi langit. tapi kini mimpinya telah sirna. aku tidak melihatnya lagi di sekolah semenjak dia memutuskan untuk pindah, atau mungkin... berhenti sekolah. aku juga tidak pernah berjumpa dengannya di sma yang sempat menjadi impiannya itu. teman-temannya juga tidak ada yang tahu kabar dia sekarang ada dimana, apakah dia sehat atau tidak. semuanya bungkam.



*****
- UN5TERBLICH - (IMORTALITY)





Stone Chapel, Amanjiwo Resort




"ghea... so, dia orang yang selama ini kamu ceritain sama aku, sof?" tanya panji saat kami berdua tengah berdiri di dalam open-air chapel yang terletak disebuah panggung yang menghadap langsung ke kolam renang.



"iya nji. gimana menurut kamu?"



"she's nothing compares to you, sof." jawab panji setengah menghibur.



"aku egois banget ya nji?"



"egois kenapa dulu ini teh sof?"



"ya itu... aku ngga mau balikan sama argi, tapi aku juga ngga mau liat dia pacaran sama ghea."



"jadi, kamu maunya liat argi pacaran sama siapa?"



"haduh... bingung euy! kamu mau ngga, nji?"



"aku???"



"iya.. kamu mau ngga pacaran sama argi? hahahaha."



"gelo lah... aku lagi yang jadi korban. makasih sof, argi mah buat kamu aja."



"kamu belum punya pacar kan, nji?"



"i don't know. i'm free, tapi..."



"tapi kamu masih ada feeling sama si lawyer, itu kan maksud kamu?"



"pesonanya itu lho sof, edaaaaassss. dan aku cuma takluk sama dia sof, no one else."



"Mijn god, accountant having relationship sama lawyer? kapan waktu pacarannya nji?"



"hahaha... thats the main problem. terakhir kali aku ketemu sama dia teh sekitar satu bulan yang lalu. aneh kan? padahal dia juga sama-sama kerja di nyc."



"by the way nji, sejak kapan kamu suka sama orang workaholic juga? ngga susah tuh bagi waktunya?"



"since i found him. sounds like any other cliche, right?"



"hahaha... jawaban kamu was sooooo argi."



"iya juga yah? hahahaha. mau gimana lagi sof, itulah kelebihan si lawyer yang satu itu."



"tapi dia orangnya gimana nji, tipe setia? atau jangan-jangan...."



"dia tipe mobil sof..."



"mobil? emang dia matic? atau manual?"



"hehehehe... bukan itu ai kamu."



"terus apa atuh nji?"



"dia teh tipe mobil, sof. mobil yang bebas mau parkir dimanapun, di tempat yang dia suka."



"hah??? parah!"



"tapi dimanapun mobil itu parkir, suatu saat dia pasti kembali lagi ke garasi."



"iya, tapi body-nya udah penyok! bempernya udah mengsol! ditambah lagi mesinnya udah dol! percuma nji having relationship sama tipe orang kaya gitu! leave him as soon as you can!"



"hahahaha... semangat pisan ngomongnya sof? dia memang tipe orang yang susah berpindah ke lain hati, tapi gampang berpindah ke lain body."



"kamu koq bisa sih takluk sama orang barbar kaya dia nji??? kamu bener-bener udah berubah ya sekarang."



"hey! itu urusan pribadi aku sof! this is my life! cuma aku yang berhak untuk memilih dengan siapa aku berhubungan!!!"



"tapi nji... dia ngga pantas buat kamu."



"so, menurut kamu, siapa yang pantas buat jadi pacar aku???"



"......................................"



"sof, dunia ini ngga seindah yang kamu bayangin! apalagi dunia seperti kita, sof! ngga segampang itu kita bisa ketemu sama orang yang benar-benar baik..."



"tapi nji..."



"tapi apa sof??? buat saya, dia termasuk orang baik! dengan segala kekurangan yang dia punya pun saya masih bisa bahagia!"



"......................................"



"oke, saya memang tidak seberuntung dan sebahagia kamu, sof! kamu cukup beruntung punya argi yang masih tetap sayang dan cinta sama kamu apapun yang terjadi."



"......................................"



"nasib tiap orang pasti beda sof. nasib saya, beda dengan nasib kamu! tapi saya ngga peduli, saya pasti bisa bahagia dengan cara saya sendiri!"



"nji.. kalem... tenang nji..."



"......................................"



"sory euy, bukan maksud aku untuk ngatur kamu. kamu sahabat aku nji, aku cuma ngga mau liat sahabat yang paling aku sayang disakitin sama orang lain. menurut aku, he's not the right person. mungkin dia memang baik, tapi dia bukan yang terbaik buat kamu nji."



"tapi dia butuh jawaban dari aku sof..."



"kapan?"



"secepatnya."



"woy!! lagi ngapain ini teh euy?? arisan??" tiba-tiba argi datang menghampiri kami berdua.



"kamu mah ngagetin aja! dasar!" aku memukul perut argi dengan kencang.



"adu duh... sakit tau sop. kamu kenapa nji? naha jamedud siga kitu?"

(kenapa mukanya cemberut?)



"mau tau aja."



"eits... ada yang habis marah-marah nih kayanya?"



"itu gi, si panji lagi mikirin pacarnya..."



"pacar??????"



"calon pacar gi..."



"saha??? lalaki awewe???"

(siapa??? laki-laki perempuan???)



"blegug maneh mah! nya lalaki atuh. emangnya kamu..."



"ah, coba kamu sekarang make teng top geura sop. yang bujalnya keliatan gitu... pasti aku langsung horny da."



"nanti deh sekalian aku bikin video mesum supaya kamu tambah horny."



Tidak ada komentar:

Posting Komentar