Kamis, 28 Mei 2015

Cerita Secangkir Kopi Chapter Lanjutan 46

"yeee... makanya cepetan pulang atuh! nanti kan bisa puas liatin aku cuci mobil pleus cuci genteng deh sekalian! nanti bukan basah lagi itu mah bep, tapi banjirrrr..."



"hahahaha... bener ya nanti kalau aku pulang, kamu nyuci genteng?"



"ah gila aja kalau aku disuruh nyuci genteng beneran! maaf, di sini tidak menerima order fetish yang nyeleneh."



"hahahaha... ya ampun.. aku kangen pisan keketawaan sama kamu. di sini mah ngga ada orang yang bodornya se-kamu beib."



"argi gitu loh. aku juga kenjen yeuh sama masakan kamu. aku bisa 'on' juga lho kalau liatin kamu lagi masak."



"ah, itu mah namanya bukan horny, tapi laper!"



"hahayyyyy... tau aja si abep kalau aku lagi laper. aku ngidam skutel buatan kamu euy. udah berapa minggu coba aku ngga makan itu?"



"baru juga tiga minggu lebih dikit."



"tapi tapi... tiga minggu ditinggal abep teh bikin badan aku jadi rada kurusan eung. celana teh asa jadi longgar semua."



"celananya meureun ngagedean."



"mana ada celana ngagedean! yang ada juga aku yang kurusan. aku kelaperan nih di sini. kelaperan kasih sayang dari abep. hahahahaha."



"halah... bahasanya, empat el empat ye. (baca : 4L4y)."



"akoh kan9en cama kamoh. muach. HAHAHAHA."



"ya alloh... ngga nyangka pacar aku ternyata kaya gitu."



"anjis! tapi tapi tapi.. kamu tetep suka kan sama akoh?"



"iyah. aku mah terima kamu apa adanya dan apa alaynya."



"HAHAHAHAHAHA. abep meni lucu ih. pasti adiknya sule."



*****
Rorompok Argi




"lho, kenapa turun lagi sof?" tanya panji sewaktu melihatku yang sedang bergegas menuruni anak tangga



"........................................." tanpa mengucap sepatah kata, aku langsung menarik paksa lengan panji kemudian menyeretnya pergi menuju arah ruang makan yang letaknya bersebelahan dengan tangga.



"eh...eh... ini ada apa sih? main tarik aja." protes panji tapi aku tidak menghiraukannya. aku memilih untuk duduk di sebuah sofa kulit panjang berwarna hitam di ruangan membaca yang letaknya ada di sebelah ruang makan.



"aku lagi kesel njul." jawabku sambil mengambil sebuah bantal kecil dan menutup mukaku dengan bantal itu.



"kesel kenapa ai kamu?" tanya panji sambil bergegas menyusul ke arahku. tak lupa menutup pintu ruang baca supaya suara kami berdua tidak terdengar oleh mak icih yang sedang membuat jus di dapur.



"coba sekarang kamu ke kamarnya argi. pasti nanti ngerti aku kesel gara-gara apa." aku langsung merebahkan kepala di pinggir sofa.



"emang tadi aku mau ke sana, tapi tangan aku keburu ditarik sama kamu. di kamar argi ada apa gitu? ada argi kan?" tanya panji sambil berusaha merebut bantal yang aku pakai untuk menutupi muka.



"aaaaaaarrrrrrgggggghhhhhh..........." aku mengeram keras dibalik bantal.



"ya alloh sof, kamu teh kenapa sih?? emang di kamar argi ada apa??" akhirnya setelah beradu tenaga denganku, panji berhasil merebut bantal kemudian melemparnya entah kemana.



*GEDEBUM* samar-samar terdengar suara seperti sebuah benda yang terjatuh. aku dan sofi refleks langsung menoleh ke arah pintu yang tertutup rapat.



kami berdua terdiam selama beberapa detik untuk memastikan suara apa yang barusan kami dengar. maklum, ruangan membaca ini dindingnya dilapisi karpet untuk sedikit meredam suara berisik dari luar ruangan. setelah beberapa detik kami tidak mendengar suara apa-apa lagi, akhirnya kami berdua mengacuhkan suara berisik tadi.



"aku kenapa ya njul? akhir-akhir ini jadi cepet emosian?" ucapku sambil menegakkan posisi duduk.



"maksudnya cemburuan? cemburu gara-gara apa?" tanya panji.



tepat bersamaan dengan itu, kembali terdengar suara berisik dari luar. kali ini samar-samar terdengar suara seorang perempuan yang setengah berteriak. mungkin suara mak icih. karena penasaran, aku menyuruh panji membuka pintu untuk melihat ada kejadian apa di luar. seiring dengan terbukanya pintu, suara samar-samar itu terdengar semakin jelas. dan ternyata benar kalau itu suara mak icih yang berkali-kali berteriak ; "masya alloh den argiiiii..."



"sof!!!" teriak panji sambil menggerakkan tangannya, menyuruhku untuk melihat keluar.



"ada apaan sih njul?" aku bertanya acuh tak acuh.



beberapa detik kemudian, panji langsung berjalan cepat keluar dari ruangan membaca lalu menghilang dari pandanganku. kali ini terdengar suara panji yang menyebut-nyebut nama argi. karena penasaran, aku langsung berdiri dari sofa kemudian bergegas keluar ruangan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. mataku sedikit terbelalak sewaktu melihat mak icih, bi eha, mang oleh, panji dan tube sedang mengerumuni argi yang dibaringkan di atas sofa ruang keluarga. dengan panik, aku langsung melangkah cepat ke arah mereka untuk mengetahui kejadian apa yang barus saja terjadi.



"anj***********ng!!!" aku mendengar suara argi yang berteriak kesakitan sambil menggerak-gerakkan badannya kesana kemari sewaktu mang oleh memijit pergelangan kaki kirinya.



"gustiii... si aden teh teu nanaon??? ema mah asa rareuwaaaas." ucap mak icih histeris sambil sesekali mengelap kening argi yang basah oleh keringat.

(gustiii... si adeh teh baik-baik aja??? ema mah takut aden kenapa-kenapa.)



aku melihat tube sedang memegang kedua tangan argi, panji memegang kaki kanannya, sementara bi eha mengipas-ngipaskan majalah. sedangkan aku yang tidak mengetahui apa-apa cuma bisa terbengong-bengong melihat ini semua. sumpah aku bingung!



"anj*ing anj*ing anj*ing!!! tong tarik-tarik teuing atuh mang oleh!!!! suku aing nyeuri!!!" argi berteriak memarahi mang oleh yang sedang memutar-memutar pergelangan kakinya argi.

(anj*ing anj*ing anj*ing!!! jangan kenceng-kenceng atuh mijitnya mang oleh!!! kaki saya sakit!!!)



"mak icih, ari si argi teh kunaon?" aku akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

(mak icih, si argi teh kenapa?)



"duka mas sofi, ema ge teu teurang. da tadi teh ema mah arek ka cai. basa ngaliwat panto dapur teh asa ngadenge sora brak-bruk ejeung sada aya jelema anu keukeuleuweuhan. gancang we ku emak teh diteang, ari pek kitu teh den argi nggeus ngajoprak tina tegel."

(ema juga kurang tau, mas sofi. tadinya teh ema mau ke kamar mandi. cuma waktu lewat pintu dapur teh kok kaya denger suara berisik terus habis itu teh kedengeran lagi suara orang teriak-teriak kesakitan. langsung ema cariin suara itu teh asalnya dari mana, eh ngga taunya den argi udah jatuh (terkapar) di atas lantai.)



"gusti... nya kunanaon cenah?? piraku torojol ngajoprak??"

(gusti... iya, maksud saya teh, jatuhnya kenapa? masa tiba-tiba udah jatuh (terkapar) gitu aja di lantai?)



"mimitina tikosewad labuh tina tangga. teras ceuk mang oleh mah sukuna den argi teh tipaliteuk...."

(awalnya mah jatuh terpeleset waktu lagi turun di tangga. terus kata mang oleh, kakinya den argi terkilir...)



"mang oleh, ieu teh moal nanaon??"

(mang oleh, ini teh ngga akan kenapa-kenapa kan??)



"insyaalloh moal."

(insyaallah ngga akan kenapa-kenapa.)



"aduh gustiiii... ieu jajantung ema asa beuki ratug. rarasana teh rek coplok. "

(aduh gustiiii... ini jantung ema rasanya mau copot.)



setelah kakinya argi diurut oleh mang oleh, kondisi argi perlahan mulai membaik. mak icih yang semula berniat menelfon mamahnya argi langsung mengurungkan niatnya karena melihat argi sudah tenang, tidak berteriak-teriak seperti sebelumnya. untuk sementara waktu akhirnya argi beristirahat di kamar teh dea yang ada di bawah karena masih belum bisa berjalan menaiki anak tangga.



*****
"kamu teh waras ngga hei? udah tau masih lemes malah turun tangga sendirian." ucapku kepada argi sewaktu menemaninya beristirahat di kamar teh dea.



"habis kamunya aneh, baru juga masuk kamer malah langsung keluar lagi. aku kan ngga mau ditinggal sendirian."



"ah gandeng kamu gi. kan ada si tube yang nemenin."



"meni ampun kamu mah. jelesan pisan jadi orang teh. heh sipo, dengekeun ku maneh, urang teh bogohna ngan ka maneh wungkul. titik."

(heh sipo, nih ya dengerin, aku tuh cuma sayang sama kamu. titik.)



"naon sih maneh teh, sipa sipo wae. atuh ari jeles teh tandanya sayang."

(apaan sih kamu gi, sipa sipo aja. atuh kalo jeles teh tandanya sayang)



"oh kitu... maneh nyaah nya ka urang beul?"

(oh gitu... kamu sayang sama aku ya sop?)



"ya iya atuh. nyaah pisan."

(ya iyalah. sayang banget)



"hahayyy... asa udah lama ngga denger kamu ngomong kaya gitu. sok atuh ngomong lagi, aku pengin denger."



"embung."

(ngga mau)



"atulah.... ngomong lagi....."



"engke taun hareup."

(nanti taun depan)



"ah, kaburu mang oleh jadi gadis sunsilk. ayeuna wae atulah."

(ah, keburu mang oleh jadi gadis sunsilk. sekarang aja atuh.)



"hihihi... dasar kamu teh jelema nu pang-gelona sadunya! geloooooo pisan."

(hihihi... emang dasar orang paling gila sedunia! gilaaaaaa banget.)



"lamun nembalan nu gelo brarti sarua gelona."

(yang nanggepin orang gila berarti sama aja gilanya)



"aku mah ngga gil ih, masih waras. kamu tuh yang gelo."



"sipo... pangnyandakkeun cai eueut. haus...."

(sipo... tolong ambilin air minum. haus...)



"engke heula, keur sms-an."

(nanti dulu, lagi smsan)



"atulah, pangnyandakkeun heula cai eueut na. engke dipicieun siah hp na ku urang."

(atulah, tolong ambilin dulu air minumnya, baru smsan lagi. nanti aku buang juga itu hp nya)



"teu sopan!"

(ngga sopan!)



"wae... nu penting kasep. atulah buruuuu...."

(biarin... yang penting ganteng, atulah cepeeettt....)



"gandeng pisan! kepret siah!"

(berisik amat sih! kepret nih!)



"sok lah mun bade ngepret mah, sakantenan pangnyandakkeun cai nya?"

(sok lah kalo mau ngepret aku mah, tapi sambil ngepret sekalian ambilin air minum ya?)



"ya alloh ieu budaaaaak.... kabogohna saha sih??? meni lucu pisaaan."

(ya ampun ini anaaaaak.... siapa sih pacarnya??? lucu banget dehhhhh)



"hahahahahaha. saha heula atuh kabogohna, dalang anom ti jelekong!"

(hahahahahaha. siapa dulu atuh pacarnya, dalang muda dari jelekong)



"amin. nih airnya.. sok eueut heula. "

(amin. nih airnya.. sok atuh minum dulu)



"eh, amin yang mana dulu ini teh? amin jadi kabogoh aku atawa amin jadi dalang?"

(eh, amin yang mana dulu ini teh? amin jadi pacar aku atau amin jadi dalang?)



"teuing ah."

(ngga tau ah)



"sop, bikinin cucu okat dooong. aku kangen cucu okat buatan kamu nih."



"siang-siang minum cucu okat. nanti malem aja atuh."



"maunya sekarang."



"enakan juga malem. dingin-dingin kan paling enak buat minum cucu okat."



"dingin-dingin mah enaknya dipeyuk kamu."



"meni geueleuh lah 'dipeyuk'. bahasa naon eta teh?"



"bahasa gaul anak bandung ai maneeeh."



"apeu lah kamu gi. huhuhu. eh, kapan ini teh mau dibeliin poffertjes-nya? aku udah ngga sabar."

(garing ah kamu gi)



"haeu... udah ngga sabar mau jadi pacar aku ya sop?"



"ah itu mah urusan nanti. aku udah ngga sabar pengen makan ituuuu...."



"tapi sop, yang di manado, poffertjesnya ada yang isi chocolate cookies gitu. eta ge ngeunah pisan siah."

(itu juga enak banget tau sop)



"baleg??"

(seriusan??)



"sumpahnya demi. soalnya waktu itu aku pernah dibawain sama si mamah."



"ya udah atuh aku maunya yang itu aja. huhuhu."



"emang dasar ngga waras kamu mah. masa aku disuruh belinya jauh-jauh ke manado."



"cenah sayang..."

(katanya sayang...)



"sok, asal diongkosan ku kamu."



"ya udahlah ya aku mah poffertjes yang di puncak pass juga gpp. yang penting mah haratis. huhuhu."

(haratis : gratis)



"WANJIS!!!! HAHAHAHAHAHAHA." tia-tiba argi tertawa kencang sekali sewaktu membaca sms di hp nya.



"kenapa ai kamu?"



"HAHAHAHAHAHAHAHAHA. ieu si aa meni bodo katotoloyo!!!"

(HAHAHAHAHAHAHAHAHA. ini si aa bodohnya kebangetan deh!!!)



"apaan sih gi?? emang si panjul kenapa??"



"nih geura kamu baca smsnya si aa, kayanya mah salah kirim sms. harusnya dikirim ke kamu malah kirim ke nomor aku. hahahahahahaha."



sof, pengganggu
udah tereliminasi.
si tube udah aku
suruh pulang. sok
sana mesra2an sama
aa yudha. hehehe. >;p

sender : A Panji_XL
Sent : xx/xx/200x 14:02



"anjis! apa-apaan nih si panjul??" aku berteriak saking kagetnya sewaktu membaca sms panji yang harusnya dikirim ke nomor aku malah dikirimnya ke nomor argi!



"HAHAHAHAHAHAHA. hayoooooo...ketauan! ternyataaaaaaa......."



"aku mah ngga nyuruh gitu ih. itu mah inisiatipnya si panjul."



"masa? HAHAHAHAHA. sumpah lah deminya aku ngakak pisan. kalian mah lucu pisan. eta si tube nepi ka dititah balik geura. karunya anak batur woy! hahahahaha."

(itu si tube sampai disuruh pulang segala, kasian atuh anak orang)



"atulah... aku beneran ngga tau apa-apa ai kamuuuuuu... sumpah aku ngga nyuruh gitu."



"hahahahaha. iya iya aku percaya. tapi sumpah lucu pisan si tube dikudeta. si aa serem pisan siah."



"tapi bagus juga sih kalo si tube nya udah pulang. huhuhu."



"pantesan waktu si tube terakhir dateng ke rumah sakit teh besok-besoknya ngga mau dateng lagi siah. kalo ngga salah mah waktu terakhir itu teh katanya ketemu sama si aa di lift. jigana mah diancem ku si aa. hahahahaha."

(jigana : kayanya)



"siapa dulu atuh, agen intelejen sewaan aku mah kerjanya profesional. tau-tau udah beres aja. huhuhu."



"kamu ya sop, ternyata bekingannya antek siliwangi! juara lah! hahahahaha."



"tapi misi terakhir berjalan kurang mulus euy. soalnya salah kirim sms. huhuhu."



"sipo, sipo... kamu tuh yaaaa... adaaa aja usahanya. kirain aku teh selama ini kamu ngilang kemana gitu... ternyata eh ternyata..."



"kan jenderal mah tinggal duduk tenang di rumah, biar ajudan aja yang beberes semuanya."



"hadehhhhh meni gaya make ajudan segala. pantesan si aa teh sering pisan nyeritain tentang kamu waktu nungguin aku di rumah sakit. sumpah, gara-gara itu teh aku jadi makin kangeeeeen pisan sama kamu."



"masa sih?? aku mah sebenernya ngga nyuruh apa-apa tau sama si panjul. asli. aku mah cuma minta tolong pengin balikan lagi sama kamu ke si panjul."



"seriusan kamu bilang kaya gitu ke si aa???"



"iya. sumpah. tanya sendiri deh sama si panjul."



"kenapa kamu ngga langsung bilang sendiri sama aku??"



"ya kamu tau aku kan? udah mah aku teh pemalu, gengsian pula. ya ditambah kamunya juga lagi deket sama si tube. asli, aku takut kalah saing sama si tube. ya akhirnya aku minta tolong deh sama panjul."



"............................................................."



"aku parah pisan ya gi??? maaf atuh.... soalnya aku sayang pisan sama kamu."



"ya ampun ayank, kamu teh dari dulu ngga pernah berubah ya?"



"hmm?"



"sumpahnya ay... usahanya kamu, sabarnya kamu... sama sayangnya kamu ke aku teh dari dulu ngga pernah berubah ya?"



"amin...."



"ay, kamu masih inget ngga?"



"inget sama apa?"



"waktu kita ke ujung genteng, kan aku yang duluan bilang suka sama kamu tapi kamunya pura-pura ngga denger tea."



"huhuhu. bukan pura-pura ngga denger ai kamu.. itu teh akunya lagi shock berat."



"terus aku teh ngulang lagi kata-kata itu tapi tetep aja kamunya diem. asli, aku salah tingakh pisan lah waktu itu."



"dan kamunya pergi gitu aja ninggalin aku.... asa teu niat kamu mah mau nembak aku teh."



"atuda manehna LILA! padahal tinggal ngejawab tapi susahnya ampun-ampunan. parahu!"

(habis kamunya LAMA!)



"tapi kan akhirnya aku bilang iyaaaaa..."



"aku mah waktu itu teh ngga peduli gimana caranya aku nembak kamu sama kata-kata yang aku ucapin teh romantis apa ngga. yang penting aku harus bisa dapetin kamu! dan akhirnya, kamu jadi pacar aku juga kan?"



"ya iya atuh... orang aku yang ngejer-ngejer kamu duluan. kalo aku nolak mah namanya bego sebego-begonya orang bego."



"hahayyy... tapi waktu kita udah jadian, sempet jadi beban juga sih buat aku."



"lho, kok gitu?? emang aku kenapa gi??"



"bukan, maksud aku gini ay, kamu kan waktu itu udah jelas-jelas sayang dan perhatian pisan sama aku. itu yang jadi beban buat aku. kalo misalnya ternyata aku ngga bisa sesayang itu dan seperhatian itu ke kamu, aku takut kamu kecewa sama aku. aku ngga mau bikin kamu nyesel udah pernah suka sama aku."



"ya ngga lah... aku ngga nyesel da pacaran sama kamu. bener."



"wajar ngga sih kalo aku tergila-gila sampe jadi gila beneran gara-gara kamu? habis kamu beneran baiiiik banget sama aku. padahal akunya teh belum bisa jadi pacar yang baik buat kamu. soalnya aku lebih sering bikin kamu kesel daripada senengnya."



"namanya juga sama pacar sendiri atuh gi, ya pasti baiklah. kalo baiknya sama pacar orang, baru aneh."



"eta mah ngaranna kamfrets! hahahaha."

(itu mah namanay kamfrets! hahahaha)



"tapi gi, akhir-akhir ini aku asa beda ngga sih?"



"emaaaaaang..."



"menurut kamu gimana, aku bedanya kenapa?"



"asa beuki kasepppp. hahayyy."

(perasaan jadi tambah gantengggg. hahayyy.)



"atulah... maksud aku teh bukan itu..."



"eleuh... naha jadi tersipo-sipo kitu euy? hahahahahaha."

(adeuh... kenapa jadi tersipo-sipo gitu euy? hahahahaha)



"serius atuh gi.... kamu mah ih, heureuy wae."

(kamu mah ih, becanda terus)



"emang kamu sendiri ngerasanya gimana, ada yang berubah?"



"ada. ya pasti banyak sih yang berubah dari aku. cuma maksud aku teh sikap aku ke kamu akhir-akhir ini entah kenapa tapi aku ngerasanya sih agak beda."



"sekarang mah kamu jadi cepet emosian. bener ngga?"



"tah itu maksud aku."



"berarti bener atuh?"



"iya. emang akhir-akhir ini aku jadi gampang emosian."



"kenapa atuh? biasanya mah kamu lebih sabar dibanding aku."



"aku juga ngga tau kenapa. tapi kalo kata panjul mah, mungkin penyebabnya gara-gara si tube."



"si tube? naha jadi si tube?"

(si tube? kenapa jadi si tube?)



"maaf atuh... aku teh sebenernya ngga mau nyalahin orang lain. tapi emang bener juga kalo ada dia teh aku langsung emosi. ngga tau kenapa. buktinya tadi, waktu aku masuk kamar kamu dan liat ada tube di sana, langsung aja aku ambek-ambekan teu pupuguh."

(langsung aja aku marah-marah ngga jelas)



"kamu teh jeles?"



"meureun."

(mungkin)



"ya udah, aku harus kaya gimana supaya kamu ngga jeles lagi, ngga marah lagi?"



"ngga tau."



"lho, kok bisa ngga tau? kan kamu yang ngerasain?"



"iyaaa... tapi kan aku ngga enak ngomongnya."



"sok atuh gpp ngomong aja. aku ngga akan kenapa-kenapa da. sumpah."



"kalo misalnya aku nyuruh kamu ngga deket-deket sama tube lagi, gimana? ngga smsan atau telpon-telponan lagi sama tube, gimana?"



"............................................................"



"aku jahat ngga sih kalo kaya gitu? aku juga sebenernya ngga mau ngelarang-larang kamu, tapi mau gimana lagi. aku beneran jeles sama dia. aku ngga suka sama dia."



"ya udah... aku janji, aku ngga akan ngehubungin dia duluan. tapi, aku ngga mungkin diemin dia gitu aja kan? aku pasti sering ketemu dia di rotaract, soalnya aku satu tim sama dia."



"............................................................"



"sop. tolong jangan minta aku keluar dari rotaract. itu ngga akan nyelesain masalah."



"tube tau kan kalo aku teh pacarnya kamu?"



"waktu itu, aku bilangnya kamu mantan aku. sekarang gini, aku sms si tube, bilang kalo aku udah balikan lagi sama kamu. ok?"



"terus nanti kalo misalnya dia masih tetep deketin kamu, gimana?"



"ya itu mah hak dia mau deketin siapa aja. tapi kan hak aku juga untuk nolak."



"............................................................"



"kamu masih belum percaya juga? sok atuh aku harus ngapain biar kamu percaya?"



"............................................................"



"sop?"



"............................................................"



"sok atuh hayangna naon? urang mah pasti nurut da."

(sok atuh maunya apa? aku mah pasti nurut da)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar